Remaja di Tengah Banjir Informasi: Tantangan Menyaring Konten Kesehatan Reproduksi di Era Digital

0
131

Di era digital saat ini, akses terhadap informasi menjadi lebih mudah dan cepat. Cukup dengan satu klik, remaja bisa mendapatkan berbagai jenis konten, termasuk yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi. Namun, kemudahan ini justru menghadirkan tantangan baru: membedakan antara informasi yang benar dan yang menyesatkan.

Remaja merupakan kelompok yang sangat aktif di dunia digital. Mereka banyak mengakses media sosial seperti TikTok, Instagram, YouTube, bahkan forum daring yang membahas isu-isu seputar seksualitas, kehamilan, kontrasepsi, dan pubertas. Sayangnya, tidak semua konten yang mereka temui berasal dari sumber terpercaya. Banyak di antaranya yang justru memuat mitos, informasi keliru, bahkan ajakan melakukan perilaku seksual berisiko.

Sebagai contoh, tidak sedikit konten yang menyebarkan mitos seputar keperawanan, menyarankan penggunaan kontrasepsi tanpa bimbingan profesional, atau bahkan meromantisasi hubungan seksual pranikah. Hal ini tentu sangat berbahaya karena dapat memengaruhi sikap dan keputusan remaja terhadap tubuh dan kesehatan reproduksinya.

Kurangnya pendidikan seksualitas yang komprehensif di sekolah dan di rumah memperburuk keadaan. Ketika remaja tidak mendapatkan informasi yang benar dari orang dewasa terpercaya, mereka cenderung mencari jawaban sendiri di internet—dan itulah celah masuknya informasi yang tidak valid.

Lalu, apa yang bisa dilakukan?

Pertama, perlu ada edukasi literasi digital dan literasi kesehatan reproduksi secara bersamaan. Remaja harus diajarkan cara mengevaluasi keandalan sumber informasi dan pentingnya mencari konten dari lembaga kesehatan resmi atau tenaga profesional seperti dokter dan bidan.

Kedua, orang tua dan pendidik juga harus dilibatkan secara aktif. Mereka perlu memiliki pemahaman yang baik agar bisa menjadi tempat bertanya yang aman dan terbuka bagi remaja.

Ketiga, lembaga pemerintah dan organisasi masyarakat harus proaktif menyebarkan konten edukatif yang menarik dan mudah dipahami oleh remaja. Kampanye di media sosial bisa menjadi alat yang ampuh untuk melawan gelombang informasi yang salah.

Era digital memang membawa banyak manfaat, tapi juga menyimpan risiko besar jika tidak disertai dengan kemampuan berpikir kritis. Remaja adalah aset bangsa yang harus dibekali tidak hanya dengan pengetahuan, tetapi juga dengan kemampuan memilah dan memilih informasi yang benar demi masa depan yang sehat dan cerdas.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini