Perjalanan Sejarah Bahasa Indonesia: Dari Akar Bahasa Melayu hingga Simbol Persatuan Nasional

3
173

Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi dan bahasa persatuan Republik Indonesia. Sebagai alat komunikasi bagi lebih dari 270 juta penduduk yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan bahasa daerah, bahasa Indonesia memiliki sejarah panjang yang tak lepas dari pengaruh bahasa Melayu. Artikel ini akan mengulas perjalanan sejarah bahasa Indonesia dari masa awal hingga menjadi simbol persatuan nasional.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

1. Asal Usul Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu, yang telah lama digunakan sebagai lingua franca (bahasa pengantar) di kawasan Nusantara. Bahasa Melayu digunakan dalam perdagangan, hubungan diplomatik, dan penyebaran agama Islam sejak masa Kerajaan Sriwijaya (abad ke-7 hingga ke-13 Masehi). Penggunaan bahasa Melayu meluas karena sifatnya yang sederhana dan mudah dipelajari, serta tidak memiliki strata bahasa seperti yang ditemukan dalam bahasa-bahasa lain, misalnya bahasa Jawa.

Bahasa Melayu dipilih menjadi alat komunikasi antar suku dan wilayah di Nusantara karena kemampuannya untuk menyatukan berbagai kelompok yang berbicara dalam bahasa yang berbeda. Selain itu, pengaruh Kerajaan Sriwijaya yang menjadi pusat perdagangan maritim terbesar di Asia Tenggara menjadikan bahasa Melayu semakin menyebar luas.

2. Perkembangan Bahasa Melayu di Nusantara

Bahasa Melayu berkembang pesat dan meluas pada abad ke-14 hingga ke-16, terutama melalui penyebaran agama Islam di Nusantara. Kerajaan-kerajaan Islam seperti Kesultanan Malaka dan Kesultanan Aceh menjadikan bahasa Melayu sebagai bahasa administrasi dan penyebaran ajaran Islam. Dalam periode ini, bahasa Melayu digunakan dalam literatur keagamaan, hukum, dan surat menyurat antar kerajaan.

Ketika bangsa Eropa, seperti Portugis dan Belanda, datang ke Nusantara, bahasa Melayu sudah menjadi bahasa pengantar yang umum digunakan. Para pedagang Eropa dan pemerintah kolonial Belanda pun menggunakan bahasa Melayu untuk berkomunikasi dengan penduduk lokal dan antar wilayah di Nusantara.

3. Pengaruh Kolonialisme Belanda

Pada abad ke-19, saat penjajahan Belanda mulai merambah Nusantara, bahasa Melayu masih tetap dipertahankan sebagai bahasa pengantar. Pada masa ini, bahasa Melayu mengalami perkembangan lebih lanjut dengan diperkenalkannya huruf Latin. Penerbitan surat kabar dan buku dalam bahasa Melayu semakin memperluas penggunaannya di kalangan masyarakat pribumi, terutama di kalangan intelektual.

Pemerintah Hindia Belanda juga menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa pendidikan di sekolah-sekolah. Hal ini membuat bahasa Melayu semakin dikenal di berbagai kalangan, meskipun masih terdapat variasi dialek dan kosakata di berbagai wilayah Nusantara.

4. Sumpah Pemuda: Titik Awal Bahasa Indonesia

Perubahan besar terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928, saat Kongres Pemuda II diselenggarakan di Jakarta. Di sinilah bahasa Melayu dipilih dan disahkan sebagai bahasa persatuan dengan nama Bahasa Indonesia. Keputusan ini diabadikan dalam Sumpah Pemuda, yang berikrar:

  • Bertanah air satu, tanah air Indonesia.
  • Berbangsa satu, bangsa Indonesia.
  • Berbahasa satu, bahasa Indonesia.

Penggunaan nama “Bahasa Indonesia” menunjukkan komitmen untuk menciptakan identitas nasional baru yang menyatukan berbagai suku dan bahasa daerah. Para pemuda pada saat itu percaya bahwa bahasa adalah kunci untuk menyatukan rakyat yang beragam dan memperkuat perjuangan kemerdekaan.

5. Peran Bahasa Indonesia Setelah Kemerdekaan

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, bahasa Indonesia resmi menjadi bahasa negara, sebagaimana tercantum dalam Pasal 36 Undang-Undang Dasar 1945. Bahasa Indonesia kemudian digunakan dalam berbagai sektor kehidupan, seperti pendidikan, pemerintahan, media massa, dan diplomasi internasional.

Pada era ini, Bahasa Indonesia mengalami pembakuan dan pengembangan, terutama melalui Pusat Bahasa (sekarang Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa). Beberapa tonggak penting dalam pembakuan bahasa Indonesia antara lain:

  • Ejaan van Ophuijsen (1901): Ejaan pertama bahasa Melayu dengan huruf Latin.
  • Ejaan Soewandi (1947): Ejaan yang diperkenalkan setelah kemerdekaan, menggantikan Ejaan van Ophuijsen.
  • Ejaan yang Disempurnakan (EYD) (1972): Ejaan resmi yang dipakai hingga sekarang, dan disempurnakan kembali menjadi Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) pada tahun 2015.

6. Pembakuan Bahasa dan Serapan Asing

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, Bahasa Indonesia menyerap banyak kata dari bahasa asing, termasuk:

  • Bahasa Belanda: Sebagai warisan dari masa kolonial, banyak istilah teknis yang diserap dari bahasa Belanda, seperti administrasi, universitas, televisi, dan sekolah.
  • Bahasa Inggris: Pengaruh globalisasi dan modernisasi membawa banyak istilah dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia, seperti internet, komputer, globalisasi, dan inovasi.
  • Bahasa Arab dan Sansekerta: Banyak kata dari kedua bahasa ini yang diserap ke dalam bahasa Indonesia, terutama yang berkaitan dengan agama, filsafat, dan budaya.

7. Tantangan dan Masa Depan Bahasa Indonesia

Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menghadapi beberapa tantangan besar:

  • Pengaruh bahasa asing: Bahasa Inggris, sebagai bahasa internasional, semakin mendominasi dalam berbagai bidang seperti ilmu pengetahuan, teknologi, dan komunikasi, yang dapat mempengaruhi penggunaan Bahasa Indonesia dalam konteks formal.
  • Media Sosial dan Teknologi: Penggunaan bahasa gaul, singkatan, dan akronim yang marak di media sosial berpotensi mengganggu kaidah tata bahasa dan kosakata yang baku.
  • Pelestarian Bahasa Daerah: Dengan semakin dominannya Bahasa Indonesia, banyak bahasa daerah yang mengalami penurunan jumlah penutur, terutama di kalangan generasi muda. Pelestarian bahasa daerah menjadi penting agar kekayaan budaya dan bahasa Indonesia tetap terjaga.

Namun demikian, Bahasa Indonesia tetap menjadi alat utama untuk menyatukan bangsa yang terdiri dari ratusan suku dan bahasa yang berbeda. Sebagai bahasa nasional, Bahasa Indonesia memiliki peran strategis dalam menciptakan identitas kebangsaan, sekaligus sebagai sarana untuk membangun persatuan di tengah keragaman budaya.

Kesimpulan

Perjalanan Bahasa Indonesia dimulai dari akar bahasa Melayu yang telah digunakan selama berabad-abad di Nusantara. Seiring dengan waktu, bahasa ini berkembang menjadi simbol persatuan nasional melalui Sumpah Pemuda dan kemudian diresmikan sebagai bahasa negara setelah kemerdekaan. Bahasa Indonesia terus mengalami perkembangan, baik dalam pembakuan kaidah maupun dalam menyerap kata-kata asing yang diperlukan untuk kemajuan bangsa. Tantangan ke depan, terutama pengaruh bahasa asing dan pelestarian bahasa daerah, memerlukan perhatian untuk memastikan Bahasa Indonesia tetap menjadi alat yang efektif dalam membangun bangsa dan negara yang kuat.


Referensi:

  • Moeliono, Anton M. (1981). Kaidah Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
  • Alisjahbana, Sutan Takdir. (1976). Bahasa, Kebudayaan, dan Kedudukan Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Jaya.
  • Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2015). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.

    Latihan Soal
    1. Menurut Anda, apa alasan utama yang membuat bahasa Melayu terpilih sebagai dasar bahasa Indonesia? Bagaimana peran bahasa Melayu dalam menyatukan berbagai suku bangsa di Nusantara pada masa sebelum dan sesudah Sumpah Pemuda? Jelaskan pendapat Anda.
    2. Di era globalisasi, banyak bahasa daerah yang mulai ditinggalkan oleh generasi muda. Menurut Anda, bagaimana seharusnya peran bahasa Indonesia dalam melestarikan bahasa daerah agar tidak punah? Apakah bahasa Indonesia dan bahasa daerah bisa berdampingan? Berikan pendapat Anda.

3 KOMENTAR

  1. No 1.alasan saya kenapa bahasa Melayu terpilih sebagai dasar bahasa Indonesia:
    Yang pertama: dari segi kata atau bahasa, melayu adalah bahasa yang sangat mudah dan unik untuk kita pahami, sehingga kita tidak heran kenapa bahasa melayu berkembang sangat cepat di daerah kecil maupun besar yang kita sebut WE ARE ONE (INDONESIA)
    Yang ke dua: pada abad ke 14 hingga ke 16 para tokoh-tokoh ulama atau kerajaan islam seperti kesultanan malaka, kesultana aceh, menjadikan bahasa melayu sebagai bahasa administrasi dan penyebaran agama islam, dan pada saat itu, bahasa melayu, digunakan dalam segi literatur keagamaan, hukum, dan surat menyurat antar kerajaan
    NO 2. Menurut saya pribadi, cara melestarikan bahasa daerah tanpa melupakan bahasa indonesia. Yaitu kita harus punya BALANCE(keseimbangan)
    Contoh: disaat kita ada kumpulan resmi seperti pembahasan penting, sekolahan, kita memakai bahasa indonesia
    Dan disaat kita berekumpul sama keluarga atau teman satu daerah, kita memakai bahasa daerah

  2. 1. Bahasa Melayu dipilih menjadi bahasa dasar bahasa Indonesia dikarenakan sifatnya yang sudah menjadi bahasa penghubung dari berabad-abad lalu di Nusantara serta mudah digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyatukan berbagai kelompok yang berbicara dalam bahasa yang berbeda. Setelah sumpah pemuda bahasa melayu semakin berkembang kuat dalam menyatukan bangsa indonesia yang memiliki ratusan suku dan bahasa yang berbeda dan menjadi simbol penting dalam perjuangan kekemerdekaan serta pembentukan identitas nasional.

    2. Bahasa Indonesia memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung dan melestarikan bahasa daerah agar tidak punah. Melestarikan bahasa daerah bisa melalui dunia pendidikan, media, kebijakan pemerintah, dan tidak luput dari peran masyarakat itu sendiri, bahasa Indonesia dapat membantu menciptakan akan kesadaran pentingnya bahasa daerah dengan demikian bahasa Indonesia dan bahasa daerah dapat berdampingan untuk memperkuat identitas sosial serta melestarikan warisan budaya di Indonesia.

  3. 1.Bahasa Melayu sudah menjadi lingua franca di Indonesia, yaitu bahasa perhubungan dan perdagangan.

    Bahasa Melayu mudah dipahami karena tidak mengenal tingkatan bahasa.

    Bahasa Melayu diterima dengan sukarela oleh berbagai suku di Nusantara.

    Bahasa Melayu memiliki kemampuan untuk digunakan sebagai bahasa kebudayaan.

    2.berdampingan dan saling melengkapi dalam melestarikan bahasa daerah di Indonesia:

    Bahasa Indonesia dapat menjadi identitas bangsa dan bahasa nasional yang perlu dijaga dan dilestarikan.

    Bahasa daerah memiliki peran penting dalam pelestarian budaya, menunjukkan kemajemukan bangsa, dan ciri etnis dan budaya.

    Pemerintah, komunitas lokal, dan lembaga budaya dapat bekerja sama untuk melestarikan bahasa daerah.

    Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan bahasa daerah, antara lain:

    Mengintegrasikan bahasa daerah dalam kurikulum pendidikan

    Mendorong penggunaan bahasa daerah di ruang publik

    Menyelenggarakan kegiatan budaya yang menggunakan bahasa daerah

    Memanfaatkan teknologi untuk melestarikan bahasa daerah

    Mempertahankan dan menjaga situs-situs bersejarah yang berhubungan dengan bahasa daerah

    Orang tua mengajarkan bahasa daerah kepada anak-anak sejak dini

    Membiasakan penggunaan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari

    Membuat lomba-lomba yang berhubungan dengan bahasa daerah.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini