PENTINGKAH EDUKASI KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA BAGI GENERASI MUDA SAAT INI?

0
145

 04 Juli 2024
Ditulis oleh: Muammar Rafli, Ragil Putri Wahyu Ningsih, Devi Irma Yanti  dan Istiana Kusumastuti, S.ST., Bdn., M.Kes

    Masa remaja merupakan periode transisi penting dalam kehidupan manusia, di mana individu mengalami perubahan fisik, emosional, dan sosial yang signifikan. Perubahan ini juga termasuk perkembangan seksual dan reproduksi. Kesehatan reproduksi menjadi salah satu konsep/kebijakan dalam pembangunan kesehatan yang lahir sebagai reaksi dalam konteks kependudukan dan perluasan program Keluarga Berencana (KB). Konsep ini mulai gencar disosialisasikan karena dinilai sangat signifikan pengaruhnya bagi peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Tetapi apakah konsep ini penting diterapkan pada generasi muda?
      Masa remaja merupakan masa transisi yang penuh dengan perubahan. Generasi muda mengalami banyak perubahan fisik dan emosional, termasuk perubahan dalam hal seksual dan reproduksi. Edukasi kesehatan reproduksi dan keluarga sangat penting bagi generasi muda untuk membantu mereka memahami dan mengelola perubahan-perubahan ini dengan baik. Edukasi kesehatan reproduksi dan keluarga sangat penting bagi generasi muda karena edukasi kesehatan reproduksi dan keluarga bagi generasi muda tidak dapat diabaikan, mengingat peran krusial mereka dalam pembangunan masyarakat yang sehat dan berdaya. Edukasi kesehatan reproduksi memberikan pengetahuan dasar tentang tubuh, seksualitas, dan hak-hak reproduksi, yang sangat penting dalam membentuk perilaku sehat dan bertanggung jawab. Tanpa pengetahuan yang memadai, generasi muda rentan terhadap berbagai masalah kesehatan reproduksi seperti penyakit menular seksual, kehamilan yang tidak diinginkan, dan komplikasi kesehatan lainnya yang dapat mempengaruhi kualitas hidup mereka.
      Edukasi ini juga berperan dalam mengurangi stigma dan meningkatkan keterbukaan mengenai topik kesehatan reproduksi. Banyak remaja yang merasa malu atau takut untuk membicarakan isu-isu ini, sehingga mereka enggan mencari bantuan atau informasi. Dengan memberikan pendidikan yang tepat, mereka akan lebih nyaman untuk mendiskusikan masalah kesehatan reproduksi dan mencari bantuan medis jika diperlukan. Selain itu, edukasi kesehatan reproduksi dan keluarga membantu dalam pengembangan keterampilan hidup yang penting seperti komunikasi efektif, pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah. Keterampilan ini sangat berguna dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan, termasuk yang terkait dengan kesehatan reproduksi. Dengan keterampilan ini, generasi muda dapat lebih mandiri dan mampu mengelola masalah mereka dengan lebih baik (HARDJITO, K 2021).
   Manfaat dari edukasi kesehatan reproduksi remaja bagi generasi muda sangat besar. Dengan pengetahuan yang tepat, remaja dapat meningkatkan kesehatan reproduksi dan kualitas hidup mereka. Mereka lebih terhindar dari risiko kesehatan reproduksi, seperti IMS, kehamilan yang tidak diinginkan, dan komplikasi persalinan (Sholikhah, A. U. 2023). Edukasi kesehatan reproduksi remaja juga membantu mencegah pernikahan dini dan kehamilan di usia muda, yang dapat meningkatkan kesehatan ibu dan anak serta kualitas kehidupan keluarga. Selain itu, edukasi kesehatan reproduksi remaja berkontribusi pada peningkatan kesetaraan gender. Remaja yang mendapatkan edukasi ini dapat memahami kesetaraan gender dan peran mereka dalam membangun keluarga yang harmonis. Edukasi kesehatan reproduksi remaja juga membantu mencegah kekerasan seksual dengan memberikan pemahaman kepada remaja tentang hak-hak mereka dan membangun rasa percaya diri untuk menolak kekerasan seksual.
       Meskipun edukasi kesehatan reproduksi dan keluarga sangat penting, masih banyak tantangan yang dihadapi dalam penerapannya. Salah satu tantangan utama adalah kurangnya akses informasi yang akurat dan sesuai dengan usia. Generasi muda sering kali tidak memiliki sumber daya yang memadai untuk mendapatkan pengetahuan yang benar tentang kesehatan reproduksi. Selain itu, stigma dan tabu seputar topik seks dan reproduksi sering kali menghalangi mereka untuk mencari informasi dan bantuan yang mereka butuhkan. Kurangnya edukasi dari orang tua dan guru juga menjadi kendala, karena mereka mungkin tidak memiliki pengetahuan atau keterampilan yang cukup untuk memberikan edukasi kesehatan reproduksi yang efektif (Wirasati, W. 2022).
    Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, diperlukan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif, melibatkan berbagai. Pihak orang tua dan guru perlu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam memberikan edukasi kesehatan reproduksi kepada generasi muda. Program pelatihan dan sumber daya edukatif dapat membantu mereka merasa lebih nyaman dan kompeten dalam membahas topik ini.
        Selain itu, pemerintah perlu menyediakan kebijakan dan program edukasi kesehatan reproduksi yang komprehensif dan berkualitas. Kebijakan ini harus memastikan bahwa semua generasi muda memiliki akses yang mudah dan merata terhadap informasi dan layanan kesehatan reproduksi. Salah satu kebijakan penting adalah Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi. Aturan ini menjadi landasan bagi berbagai program dan layanan KRR, termasuk edukasi, konseling, dan akses layanan kesehatan yang ramah remaja.
Strategi Nasional KRR 2020-2024 menjadi panduan strategis dalam implementasi kebijakan KRR. Strategi ini fokus pada empat pilar utama:
  1. Pencegahan Pernikahan Usia Dini. Langkah ini berguna untuk upaya untuk menunda pernikahan hingga usia ideal, yaitu 21 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki- laki.
  2. Pencegahan Perilaku Seksual Berisiko. Upaya untuk mencegah remaja melakukan hubungan seksual pranikah dan perilaku seksual yang berisiko.
  3. Pencegahan Kehamilan Tidak Diinginkan. Upaya untuk mencegah kehamilan pada remaja yang belum siap secara fisik dan mental untuk menjadi orang tua.
  4. Peningkatan Kualitas Layanan Kesehatan Reproduksi. Dalam langkah peningkatan upaya layanan kesehatan reproduksi, maka langkah untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan reproduksi yang ramah dan mudah dijangkau bagi remaja.
    Selain aspek kesehatan seksual, edukasi kesehatan reproduksi remaja membantu remaja dalam membangun hubungan yang sehat. Mereka dapat memahami konsep cinta, kasih sayang, dan rasa hormat dalam hubungan. Melalui edukasi ini, remaja belajar tentang komunikasi yang efektif dan bagaimana membangun hubungan yang sehat dengan pasangan, keluarga, dan teman (Marni,2021). Pengetahuan ini juga mencakup cara menyelesaikan konflik dan mengambil keputusan yang bertanggung jawab terkait hubungan. Ini semua sangat penting untuk membentuk pola hubungan yang sehat dan saling menghormati. Edukasi KRK juga mempersiapkan remaja untuk masa depan mereka. Mereka belajar tentang peran dan tanggung jawab dalam keluarga dan masyarakat, termasuk perencanaan keluarga yang sehat dan persalinan yang aman.
    Edukasi kesehatan reproduksi dan keluarga sangat penting untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi perubahan fisik dan emosional, mencegah perilaku seksual berisiko, dan mempersiapkan kehidupan berkeluarga yang sehat. Namun, tantangan seperti kurangnya akses informasi, stigma, dan kurangnya edukasi dari orang tua dan guru perlu diatasi melalui pendekatan komprehensif yang melibatkan pemerintah, tenaga kesehatan, orang tua, guru, media massa, dan organisasi masyarakat. Kebijakan dan program pemerintah dalam menangani KRR merupakan langkah yang tepat untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan remaja Indonesia. Dengan komitmen dan kerjasama dari berbagai pihak, diharapkan KRR remaja di Indonesia dapat semakin terjaga dan mereka dapat hidup sehat dan bahagia. Upaya bersama ini akan memastikan generasi muda memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menjaga kesehatan reproduksi dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Referensi
  • https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/29/kesehatan-reproduksi-remaja-permasalahan-dan-upaya-pencegahan. Diakses 26 Juni 2024
  • Saufa, I., & Pirandy, G. (2023). Pentingnya Edukasi TRIAD KRR Untuk Remaja pada Generasi Berencana. ABDISOSHUM: Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Sosial dan Humaniora, 2(2), 143-149.
  • Taufikurrahman, T., Zulfi, A. N., Irmawati, E. F. F., Setiawan, W. P., Azizah, P. N., & Soeliyono, F. F. (2023). Sosialisasi pernikahan usia dini dan edukasi kesehatan reproduksi remaja sebagai upaya pencegahan stunting di Desa Pabean, Kabupaten Probolinggo. Scientia: Jurnal Hasil Penelitian, 8(1), 73-88.
  • Wirasati, W. (2022). Pentingnya Edukasi Penyalahgunaan Narkoba Dan Bahaya Hiv/Aids Terhadap Generasi Muda: The Importance Of Education On Drugs Abuse And The Hazards Of Hiv/Aids To The Young Generation. Jurnal Suara Pengabdian 45, 1(1), 1-7.
  • HARDJITO, K., SUWOYO, S., & YANI, E. R. (2021). Sekolah berwawasan generasi muda peduli kesehatan reproduksi (gempi kespro) membangun kepedulian remaja terhadap kesehatan reproduksi. COMMUNITY: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(2), 100-106.’

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini