Ketimpangan gender, bias, dan diskriminasi merupakan isu krusial dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam layanan kesehatan seksual dan reproduksi. Meskipun banyak kemajuan yang telah dicapai dalam kesetaraan gender, realitas di lapangan masih menunjukkan adanya berbagai hambatan yang dihadapi oleh kelompok tertentu, terutama perempuan. Artikel ini membahas bagaimana ketimpangan, bias, dan diskriminasi gender berpengaruh terhadap kesehatan seksual dan reproduksi, serta jenis-jenis diskriminasi yang paling umum dialami.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!1. Ketimpangan Gender
Ketimpangan gender mengacu pada perbedaan akses dan kesempatan yang dimiliki oleh laki-laki dan perempuan dalam berbagai sektor, seperti pendidikan, pekerjaan, dan kesehatan. Dalam konteks kesehatan seksual dan reproduksi, ketimpangan ini sering kali muncul dalam bentuk akses yang tidak setara terhadap layanan kesehatan. Misalnya, di beberapa negara berkembang, perempuan menghadapi hambatan ekonomi dan sosial yang signifikan dalam mengakses layanan kesehatan reproduksi, termasuk layanan kontrasepsi dan perawatan prenatal.
Contoh Kasus: Di beberapa negara, perempuan lebih sedikit terwakili dalam pengambilan keputusan yang terkait dengan kebijakan kesehatan, yang pada gilirannya menyebabkan kurangnya perhatian terhadap kebutuhan kesehatan reproduksi mereka. Ketimpangan gender juga dapat dilihat dalam perbedaan upah, di mana perempuan sering kali menerima gaji yang lebih rendah dibandingkan laki-laki, yang memengaruhi kemampuan mereka untuk mengakses layanan kesehatan berkualitas.
2. Bias Gender
Bias gender terjadi ketika ada preferensi atau prasangka yang menguntungkan satu gender di atas gender lainnya. Bias ini dapat bersifat eksplisit (disadari) atau implisit (tidak disadari). Dalam bidang kesehatan, bias gender sering kali mempengaruhi diagnosis dan perawatan. Sebagai contoh, keluhan kesehatan perempuan sering kali dianggap remeh atau dikaitkan dengan faktor psikologis, sementara gejala yang sama pada laki-laki cenderung lebih serius ditanggapi.
Contoh Kasus: Dalam penelitian medis, laki-laki lebih sering menjadi subjek penelitian dibandingkan perempuan. Akibatnya, beberapa obat dan perawatan mungkin kurang efektif atau bahkan berbahaya bagi perempuan, karena efek samping pada perempuan tidak dipelajari secara memadai.
3. Diskriminasi Gender
Diskriminasi gender mengacu pada perlakuan tidak adil berdasarkan gender seseorang. Diskriminasi ini dapat terjadi secara langsung, seperti dalam kebijakan yang menguntungkan satu gender, atau tidak langsung, di mana aturan yang tampaknya netral justru merugikan satu gender.
Contoh Kasus: Banyak perempuan yang mengalami diskriminasi di tempat kerja, baik dalam bentuk pelecehan seksual, perbedaan upah, atau akses terbatas ke promosi dan posisi kepemimpinan. Dalam konteks kesehatan seksual dan reproduksi, diskriminasi dapat terlihat dalam keterbatasan akses terhadap layanan aborsi yang aman atau kontrasepsi.
Jenis-jenis Diskriminasi Gender
Selain ketimpangan dan bias, diskriminasi gender dapat terjadi dalam berbagai bentuk. Berikut ini adalah jenis-jenis diskriminasi gender yang sering dialami dalam kehidupan sehari-hari:
1. Marginalisasi Gender
Marginalisasi terjadi ketika kelompok tertentu, terutama perempuan, dikesampingkan dari akses terhadap sumber daya, kesempatan ekonomi, dan layanan kesehatan. Marginalisasi ini dapat mempengaruhi kualitas hidup perempuan, terutama dalam kesehatan seksual dan reproduksi.
Contoh: Perempuan di sektor informal sering tidak memiliki akses ke asuransi kesehatan atau jaminan sosial, sehingga membuat mereka lebih rentan terhadap masalah kesehatan.
2. Subordinasi Gender
Subordinasi terjadi ketika perempuan ditempatkan pada posisi inferior dibandingkan laki-laki dalam berbagai struktur sosial, termasuk dalam keluarga dan masyarakat. Perempuan sering kali tidak memiliki suara dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi mereka.
Contoh: Dalam banyak keluarga, keputusan terkait penggunaan kontrasepsi masih berada di tangan suami, meskipun perempuan yang harus menanggung sebagian besar dampaknya.
3. Stereotipe Gender
Stereotipe gender adalah citra atau pandangan yang kaku tentang peran dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan. Stereotipe ini sering kali membatasi perempuan dari mengakses layanan kesehatan yang mereka butuhkan karena dianggap tidak sesuai dengan peran tradisional mereka.
Contoh: Perempuan sering kali dianggap lemah atau emosional, sehingga keluhan kesehatan mereka cenderung tidak ditanggapi serius oleh penyedia layanan kesehatan.
4. Kekerasan Berbasis Gender
Kekerasan berbasis gender mencakup segala bentuk kekerasan yang terjadi karena gender seseorang. Ini termasuk kekerasan fisik, seksual, psikologis, dan ekonomi. Kekerasan ini sering kali berdampak langsung pada kesehatan fisik dan mental korban.
Contoh: Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) merupakan salah satu bentuk kekerasan berbasis gender yang paling umum, yang tidak hanya merusak kesehatan fisik tetapi juga mental korban.
5. Double Burden (Beban Ganda)
Double burden adalah situasi di mana perempuan harus menjalankan dua peran, yaitu sebagai pencari nafkah dan pengurus rumah tangga. Beban ganda ini sering kali menimbulkan stres dan dampak negatif pada kesehatan mereka, karena kurangnya waktu dan dukungan untuk merawat diri.
Contoh: Banyak perempuan yang bekerja penuh waktu tetap diharapkan untuk menangani seluruh pekerjaan rumah tangga, termasuk mengurus anak, tanpa bantuan yang cukup dari pasangan mereka.
Kesimpulan
Ketimpangan, bias, dan diskriminasi gender memiliki dampak yang signifikan dalam kesehatan seksual dan reproduksi perempuan. Marginalisasi, subordinasi, stereotipe, kekerasan berbasis gender, dan beban ganda adalah beberapa bentuk diskriminasi yang sering dialami perempuan di seluruh dunia. Untuk menciptakan layanan kesehatan yang lebih inklusif dan adil, penting untuk mengidentifikasi dan mengatasi berbagai bentuk diskriminasi gender ini. Kesetaraan gender bukan hanya masalah keadilan sosial, tetapi juga merupakan kunci untuk mencapai kesehatan dan kesejahteraan yang lebih baik bagi semua.
Referensi
- Ridgeway, Cecilia L. Framed by Gender: How Gender Inequality Persists in the Modern World. Oxford University Press, 2011.
- Okin, Susan Moller. Justice, Gender, and the Family. Basic Books, 1989.
- UN Women. Gender Equality and Women’s Empowerment. United Nations, 2021.
- Hochschild, Arlie Russell, and Anne Machung. The Second Shift: Working Families and the Revolution at Home. Penguin Books, 2012.
- Heise, Lori. Violence Against Women: An Integrated, Ecological Framework. Violence Against Women, 1998.
- Ubel, Peter. Free Market Madness: Why Human Nature is at Odds with Economics—and Why It Matters. Harvard Business Review Press, 2009
- World Economic Forum. Global Gender Gap Report. 2023.
Kuis - Jelaskan dengan singkat perbedaan antara bias gender dan diskriminasi gender, serta berikan satu contoh nyata dari masing-masing konsep tersebut.
- Bagaimana marginalisasi gender dapat mempengaruhi akses perempuan terhadap layanan kesehatan reproduksi? Jelaskan dengan contoh yang relevan.
- Stereotipe gender sering kali mempengaruhi pengambilan keputusan di bidang kesehatan. Berikan satu contoh stereotipe gender dan jelaskan bagaimana stereotipe tersebut berdampak pada kualitas layanan kesehatan yang diterima oleh perempuan.
1. Bias gender adalah adalah kecenderungan atau prasangka yang tidak disadari terhadap satu gender tertentu. Bias ini bisa terjadi tanpa niat buruk dan sering kali tidak disadari oleh pelakunya. Contoh nyata: Dalam penelitian medis, laki-laki lebih sering menjadi subjek penelitian dibandingkan perempuan. Akibatnya, beberapa obat dan perawatan mungkin kurang efektif atau bahkan berbahaya bagi perempuan, karena efek samping pada perempuan tidak dipelajari secara memadai.
Diskriminasi gender adalah tindakan atau kebijakan yang secara langsung membedakan atau memperlakukan seseorang secara tidak adil berdasarkan gender mereka. Diskriminasi ini biasanya lebih jelas dan disengaja dibandingkan dengan bias gender. Contoh nyata: Banyak perempuan yang mengalami diskriminasi di tempat kerja, baik dalam bentuk pelecehan seksual, perbedaan upah, atau akses terbatas ke promosi dan posisi kepemimpinan. Dalam konteks kesehatan seksual dan reproduksi, diskriminasi dapat terlihat dalam keterbatasan akses terhadap layanan aborsi yang aman atau kontrasepsi.
2. Marginalisasi gender sering kali mengurangi akses perempuan terhadap layanan kesehatan reproduksi karena adanya ketidaksetaraan dalam pengambilan keputusan dan distribusi terhadap sumber daya, kesempatan ekonomi, dan layanan kesehatan. Marginalisasi ini dapat mempengaruhi kualitas hidup perempuan, terutama dalam kesehatan seksual dan reproduksi. Contoh nyata: Beberapa perempuan harus mendapatkan izin dari suami untuk mendapatkan layanan kesehatan reproduksi tertentu, yang membatasi otonomi mereka terhadap tubuh dan kesehatan seksual mereka.
3. Stereotipe gender adalah citra atau pandangan yang kaku tentang peran dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan. Stereotipe ini sering kali membatasi perempuan dari mengakses layanan kesehatan yang mereka butuhkan karena dianggap tidak sesuai dengan peran tradisional mereka. Contoh nyata: Perempuan sering kali dianggap lemah atau emosional, sehingga keluhan kesehatan mereka cenderung tidak ditanggapi serius oleh penyedia layanan kesehatan.
1. Bias gender merujuk pada kecenderungan atau prasangka yang tidak adil terhadap satu gender dibandingkan dengan yang lain. Contohnya: Di banyak negara, perempuan sering kali dibayar lebih rendah dibandingkan laki-laki untuk pekerjaan yang sama.
Diskriminasi Gender : bentuk kategoris ketidaksetaraan yang didasarkan pada keanggotaan seseorang dalam kelompok sosial atau kategori tertentu, dalam hal ini, kategori perempuan dan laki-laki. Contohnya:
Perempuan juga cenderung tidak menduduki posisi manajerial atau pengawas di tempat kerja, dan jika mereka menduduki posisi tersebut, posisi mereka memiliki otoritas dan kekuasaan yang lebih rendah dibandingkan dengan posisi yang diduduki oleh laki-laki.
2. Perempuan yang bekerja di sektor informal sering kali tidak memiliki akses ke asuransi kesehatan, sehingga harus menanggung sendiri biaya layanan kesehatan reproduksi. Misalnya, seorang perempuan mungkin menunda pemeriksaan kehamilan karena tidak mampu membayar biaya dokter, yang dapat mengakibatkan komplikasi kesehatan yang tidak terdeteksi.
3. Wanita lebih emosional dan melebih-lebihkan rasa sakit. Dampak: Stereotip ini dapat menyebabkan penyedia layanan kesehatan mengabaikan atau meremehkan laporan wanita tentang nyeri, sehingga mengakibatkan manajemen nyeri tidak memadai dan keterlambatan diagnosis kondisi serius.
1. Bias gender terjadi ketika ada preferensi atau prasangka yang menguntungkan satu gender di atas gender lainnya. Bias ini dapat bersifat eksplisit (disadari) atau implisit (tidak disadari) Contohnya, menganggap bahwa laki-laki lebih kompeten dalam bidang teknologi dibandingkan perempuan, meskipun tidak ada bukti nyata. sedangkan Diskriminasi gender mengacu pada perlakuan tidak adil berdasarkan gender seseorang Contohnya, perusahaan yang membayar karyawan perempuan lebih rendah daripada karyawan laki-laki untuk pekerjaan yang sama.
2. Marginalisasi gender dapat membatasi akses perempuan terhadap layanan kesehatan reproduksi dengan cara mengurangi kontrol mereka atas keputusan kesehatan, ekonomi, dan sosial. Contoh nyata adalah dalam konteks layanan kontrasepsi. Di beberapa daerah, perempuan mungkin memerlukan izin dari suami atau anggota keluarga laki-laki lainnya untuk menggunakan kontrasepsi. Selain itu, stigma atau ketakutan terhadap penilaian masyarakat membuat beberapa perempuan enggan mencari informasi atau layanan terkait kesehatan reproduksi. Akibatnya, mereka menghadapi risiko kesehatan yang lebih tinggi, termasuk kehamilan yang tidak direncanakan atau komplikasi saat melahirkan.
3. Salah satu stereotipe gender yang umum adalah anggapan bahwa perempuan secara alami lebih emosional atau lemah dari pada laki-laki. Akibat dari stereotipe ini, kualitas layanan kesehatan yang diterima oleh perempuan bisa lebih rendah, karena keluhan mereka cenderung dianggap kurang serius dibandingkan dengan keluhan dari laki-laki yang menyampaikan gejala serupa.
jawaban:
1.Perbedaan antara bias gender dan diskriminasi gender terletak pada definisi dan dampaknya dalam konteks sosial.
Bias Gender
Bias gender merujuk pada sikap atau pandangan yang menguntungkan satu gender dibandingkan yang lain, baik secara eksplisit maupun implisit. Bias ini dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti stereotip yang merugikan, di mana perempuan dianggap lebih emosional dan tidak rasional dibandingkan laki-laki, yang dianggap lebih kuat dan tegas. Contoh nyata bias gender: Dalam dunia medis, keluhan kesehatan dari perempuan sering kali dianggap remeh atau dikaitkan dengan faktor psikologis, sedangkan keluhan serupa dari laki-laki lebih serius ditanggapi. Hal ini dapat menyebabkan perempuan tidak mendapatkan perawatan yang tepat.
Diskriminasi Gender
Diskriminasi gender adalah perlakuan tidak adil terhadap individu berdasarkan gender mereka. Ini dapat terjadi melalui kebijakan yang secara langsung menguntungkan satu gender atau melalui praktik yang tampaknya netral tetapi merugikan satu gender. Contoh nyata diskriminasi gender: Di banyak tempat kerja, perempuan sering kali mengalami perbedaan upah dibandingkan laki-laki untuk posisi yang sama, meskipun memiliki kualifikasi dan pengalaman yang setara. Hal ini menciptakan ketidakadilan dalam kesempatan karir dan pendapatan. Keduanya berkontribusi pada ketimpangan gender dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk kesehatan seksual dan reproduksi, serta kesempatan ekonomi.
2.Marginalisasi gender dapat mempengaruhi akses perempuan terhadap layanan kesehatan reproduksi dalam beberapa cara yang signifikan. Berikut adalah contoh-contoh yang relevan:
-Akses Terbatas ke Asuransi Kesehatan:
Perempuan di sektor informal sering tidak memiliki akses ke asuransi kesehatan atau jaminan sosial. Hal ini membuat mereka lebih rentan terhadap masalah kesehatan, termasuk kesehatan reproduksi. Contoh: Seorang ibu rumah tangga yang tidak memiliki asuransi kesehatan mungkin tidak dapat mengakses layanan prenatal yang aman atau kontrasepsi yang efektif.
-Keterbatasan Akses ke Layanan Kesehatan:
Marginalisasi dapat menyebabkan perempuan tidak memiliki akses ke fasilitas kesehatan yang memadai. Contoh: Di beberapa daerah pedesaan, perempuan mungkin harus berjalan jauh untuk mencapai fasilitas kesehatan yang terdekat, sehingga mereka lebih rentan terhadap kegagalan diagnosis dan perawatan yang tidak adekuat.
-Kurangnya Informasi dan Edukasi:
Perempuan yang marginalisasi mungkin tidak memiliki akses ke informasi yang cukup tentang kesehatan reproduksi. Contoh: Seorang perempuan yang tidak memiliki akses ke media sosial atau sumber informasi lainnya mungkin tidak tahu tentang metode kontrasepsi yang tersedia atau cara mencegah penyakit menular seksual.
-Keterlibatan dalam Pengambilan Keputusan Kesehatan:
Marginalisasi dapat menyebabkan perempuan tidak terlibat dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi mereka. Contoh: Dalam banyak keluarga, keputusan terkait penggunaan kontrasepsi masih berada di tangan suami, meskipun perempuan yang harus menanggung sebagian besar dampaknya.
Dengan demikian, marginalisasi gender dapat mempengaruhi akses perempuan terhadap layanan kesehatan reproduksi dengan cara yang kompleks dan beragam, termasuk akses terbatas ke asuransi kesehatan, keterbatasan akses ke fasilitas kesehatan, kurangnya informasi dan edukasi, serta keterlibatan yang rendah dalam pengambilan keputusan kesehatan.
3.Stereotipe: Perempuan dianggap lemah atau emosional.
Dampak: Keluhan kesehatan perempuan sering kali dianggap remeh atau dikaitkan dengan faktor psikologis, sementara gejala yang sama pada laki-laki cenderung lebih serius ditanggapi.
Stereotipe gender sering kali mempengaruhi pengambilan keputusan di bidang kesehatan, salah satunya adalah stereotipe bahwa perempuan dianggap lebih emosional dan kurang rasional dibandingkan laki-laki. Stereotipe ini berdampak negatif pada kualitas layanan kesehatan yang diterima oleh perempuan, karena penyedia layanan kesehatan mungkin meremehkan keluhan kesehatan perempuan atau menganggapnya sebagai masalah psikologis, bukan kondisi fisik yang serius.
Sebagai contoh, ketika seorang perempuan mengeluhkan nyeri yang berkepanjangan, dokter mungkin lebih cenderung untuk meresepkan obat penenang atau antidepresan daripada melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mendiagnosis masalah fisiknya. Hal ini dapat menyebabkan diagnosis yang terlambat atau tidak tepat, serta pengobatan yang tidak memadai, yang pada akhirnya memperburuk kondisi kesehatan perempuan tersebut
1. Perbedaan antara bias gender dan diskriminasi gender, beserta contoh :
Bias gender :
– Preferensi atau prasangka yang menguntungkan satu gender di atas gender lainnya
– Dapat bersifat eksplisit (disadari) atau implisit (tidak disadari)
– Terjadi karena keyakinan stereotip yang dimiliki seseorang tentang individu berdasarkan jenis kelaminnya
Contoh :
Keluhan kesehatan perempuan sering kali dianggap remeh atau dikaitkan dengan faktor psikologis sehingga laki-laki lebih sering menjadi subjek penelitian dibandingkan perempuan. Akibatnya, beberapa obat dan perawatan mungkin kurang efektif atau bahkan berbahaya bagi perempuan, karena efek samping pada perempuan tidak dipelajari secara memadai.
Diskriminai gender :
– Mengacu pada perlakuan tidak adil berdasarkan gender seseorang
– Diskriminasi terjadi secara langsung
– Dapat terjadi dalam bentuk pelecehan, pembatasan, atau pengecualian yang didasarkan pada jenis kelamin, identitas gender, atau ekspresi gender
Contoh :
– Keterbatasan akses terhadap layanan aborsi yang aman atau kontrasepsi merupakan bentuk diskriminasi terhadap Perempuan terkait pemenuhan kesejahteraan kesehatan reproduksi
– Diskriminasi Perempuan di tempat kerja seperti tindakan pelecehan seksual, perbedaan upah, atau akses terbatas ke promosi dan posisi kepemimpinan.
2. Bagaimana marginalisasi gender dapat mempengaruhi akses perempuan terhadap layanan kesehatan reproduksi?
Marginalisasi terjadi ketika kelompok tertentu, terutama perempuan, dikesampingkan dari akses terhadap sumber daya, kesempatan ekonomi, dan layanan Kesehatan. Marginalisasi terhadap Perempuan terjadi Ketika kelompok tertententu mengesampingkan Perempuan dalam berbagai aspek kehidupan salah satunya layanan kesehatan. Adapun salah satu layanan Kesehatan yang sangat penting bagi Perempuan dan saat ini masih belum menjadi prioritas yaitu terkait layanan kesehatan seksual dan reproduksi sehingga masih banyak Perempuan yagn sulit mendapatkan akses layanan tersebut, maka marginalisasi ini dapat mempengaruhi kualitas hidup Perempuan.
Contoh :
– Perempuan di sektor informal sering tidak memiliki akses ke asuransi kesehatan atau jaminan sosial, sehingga membuat mereka lebih rentan terhadap masalah kesehatan
– Tidak terpenuhinya hak cuti melahirkan bagi Perempuan pekerja di Instansi atau Perusahaan tertentu menyebabkan Perempuan tidak memiliki kesempatan untuk memaksimalkan perawatan Kesehatan reproduksinya pasca melahirkan yang tentunya akan mempengaruhi kesejahteraan fisik dan mentalnya.
3. Stereotipe gender sering kali mempengaruhi pengambilan keputusan di bidang kesehatan. Berikut contoh stereotipe gender dan bagaimana stereotipe tersebut berdampak pada kualitas layanan kesehatan yang diterima oleh Perempuan :
Stereotipe gender adalah citra atau pandangan yang kaku tentang peran dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan. Stereotipe ini sering kali membatasi perempuan dari mengakses layanan kesehatan yang mereka butuhkan karena dianggap tidak sesuai dengan peran tradisional mereka.
Contoh:
– Stereotipe Masyarakat yang menganggap bahwa Perokok cenderung kepada Laki-laki sehingga Pelayanan Upaya berhenti merokok atau Promosi Kesehatan terkait Rokok diprioritaskan bagi laki-laki. Sehingga mengesampingkan bahwa Perokok bukan hanya ada Perokok Aktif tapi juga perokok Pasif yang justru banyak Perempuan yang menjadi korban.
– Perempuan sering kali dianggap lemah atau emosional, sehingga keluhan kesehatan mereka cenderung tidak ditanggapi serius oleh penyedia layanan Kesehatan.
Assalamualikum wr wb, izin menjawab kuis ibu,
Nama : Suminingsih
NPM : 01220000019
Prodi : Kesmas Reg smt 5
MK : GENDER , layanan kesehatan reproduksi dan seksual
1.Bias Gender terjadi ketika ada preferensi atau prasangka yang menguntungkan satu gender di atas gender lainnya. Bias ini dapat bersifat eksplisit (disadari) atau implisit (tidak disadari), sedangkan Diskriminasi gender mengacu pada perlakuan tidak adil berdasarkan gender seseorang.
Contoh kasus bias gender: dalam pendidikan perkuliahan perempuan seringkali diarahkan untuk memilih jurusan yang dianggap “feminim” seperti pendidikan atau keperawatan, sementara jurusan yang dianggap “maskulin” seperti teknik atau sains lebih terbuka bagi laki-laki.
Contoh kasus diskriminasi gender: Persepsi dan penanganan medis pada perempuan seperti keluhan nyeri pada perempuan seringkali dianggap sebagai “lebay” atau dikaitkan dengan masalah psikologis, bukan kondisi medis yang serius.
2. Marginalisasi Gender dapat mempengaruhi akses perempuan terhadap layanan kesehatan reproduksi seringkali biaya layanan kesehatan reproduksi dianggap mahal bagi perempuan sehingga dikesampingkan, terutama mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu.
Contoh kasus yang relevan : Di beberapa daerah di Indonesia, masih banyak perempuan yang tidak memiliki akses yang memadai terhadap alat kontrasepsi modern. Hal ini disebabkan oleh kurangnya informasi, stigma sosial, dan keterbatasan akses ke fasilitas kesehatan. Akibatnya, banyak perempuan mengalami kehamilan yang tidak diinginkan dan risiko komplikasi kesehatan yang lebih tinggi.
3. Contoh Stereotipe Gender: Perempuan Harus Sabar dan Tahan Sakit. Stereotipe ini seringkali menempel pada perempuan, di mana mereka diharapkan bisa menahan rasa sakit, tidak terlalu banyak mengeluh, dan selalu sabar dalam menghadapi segala situasi.
Contoh Stereotipe Gender “Perempuan Harus Sabar dan Tahan Sakit” sangat berdampak pada kualitas layanan kesehatan yang diterima oleh perempuan karena keluhan perempuan seringkali dianggap tidak serius, diagnosis penyakit pada perempuan seringkali terlambat. Misalnya, gejala penyakit jantung pada perempuan seringkali berbeda dengan laki-laki, sehingga jika dokter tidak melakukan pemeriksaan yang cermat dan menyeluruh, penyakit ini bisa terdiagnosis terlambat, dalam pengobatan yang diberikan pun mungkin tidak tepat atau tidak maksimal Perempuan mungkin hanya diberikan obat pereda nyeri sementara, tanpa mencari tahu penyebab utama dari rasa sakit tersebut.
Termikasih ibu sebelumnya,
Wassalamualaikum wr wb.
NPM : 01220000003
Nama : Amanda Putri Dwi Rahmanti Diponegoro
Prodi : S1 Kesehatan Masyarakat Reg (SMSTR 5)
1. Perbedaan: Bias gender adalah preferensi atau prasangka yang menguntungkan satu gender di atas yang lain, yang dapat bersifat eksplisit atau implisit. Sementara itu, diskriminasi gender adalah perlakuan tidak adil terhadap seseorang berdasarkan gender mereka.
Contoh Bias Gender: Dalam penelitian medis, laki-laki lebih sering menjadi subjek penelitian dibandingkan perempuan, sehingga obat-obatan mungkin kurang efektif untuk perempuan karena efek sampingnya tidak dipelajari dengan baik.
Contoh Diskriminasi Gender: Banyak perempuan mengalami diskriminasi di tempat kerja, seperti perbedaan upah atau akses terbatas ke promosi dan posisi kepemimpinan.
2. Marginalisasi gender dapat mempengaruhi akses perempuan terhadap layanan kesehatan reproduksi dengan mengesampingkan mereka dari sumber daya dan kesempatan. Misalnya, perempuan di sektor informal sering kali tidak memiliki akses ke asuransi kesehatan atau jaminan sosial, sehingga mereka lebih rentan terhadap masalah kesehatan dan kesulitan dalam mendapatkan layanan kesehatan reproduksi yang dibutuhkan.
3. Contoh Stereotipe Gender: Stereotipe bahwa perempuan dianggap lemah atau emosional sering kali menyebabkan keluhan kesehatan mereka tidak ditanggapi serius oleh penyedia layanan kesehatan. Misalnya, ketika seorang perempuan mengeluhkan gejala fisik, keluhan tersebut mungkin dianggap remeh atau dikaitkan dengan faktor psikologis, sementara gejala serupa pada laki-laki lebih serius ditanggapi. Hal ini dapat mengakibatkan keterlambatan diagnosis dan perawatan yang tepat bagi perempuan.
Nama : Pramitya Dyah Wardani (NPM 01220100002)
1. Bias gender terjadi ketika ada preferensi/prasangka yang menguntungkan satu gender diatas gender lainnya. Contohnya keluhan kesehatan peremluan sering kali dianggap remeh.
Dikriminasi Gender mangacu pada perlakuan tidak adil berdasarkan gender seseorang. Contohnya diskriminasi ditempat kerja.
2. Marginalisasi gender dapat secara signifikan mempengaruhi akses perempuan terhadap layanan kesehatan reproduksi dengan berbagai cara.Contoh yang relevan salah satunya keterbatasan informasi mengenai kesehatan.
3. Salah satu contoh stereotipe gender yang mempengaruhi pengambilan keputusan dalam bidang kesehatan adalah pandangan bahwa perempuan harus selalu mengutamakan keluarga di atas kebutuhan pribadi mereka. Stereotipe ini sering kali membuat perempuan merasa bahwa mereka tidak berhak untuk mencari perawatan kesehatan yang mereka butuhkan, termasuk layanan kesehatan reproduksi. Sebagai akibatnya, banyak perempuan yang menunda atau mengabaikan pemeriksaan kesehatan yang penting, seperti pemeriksaan pap smear atau konsultasi tentang kontrasepsi, karena merasa bahwa waktu dan perhatian mereka seharusnya difokuskan pada anak atau pasangan. Hal ini dapat mengakibatkan deteksi penyakit yang lebih lambat, kesehatan reproduksi yang buruk, dan meningkatnya risiko komplikasi kesehatan, sehingga kualitas layanan kesehatan yang mereka terima menjadi berkurang.
Nama : Pramitya Dyah Wardani (NPM 01220100002)
1. Bias gender terjadi ketika ada preferensi/prasangka yang menguntungkan satu gender diatas gender lainnya. Contohnya keluhan kesehatan peremluan sering kali dianggap remeh.
Dikriminasi Gender mangacu pada perlakuan tidak adil berdasarkan gender seseorang. Contohnya diskriminasi ditempat kerja.
2. Marginalisasi gender dapat secara signifikan mempengaruhi akses perempuan terhadap layanan kesehatan reproduksi dengan berbagai cara.Contoh yang relevan salah satunya keterbatasan informasi mengenai kesehatan.
3. Salah satu contoh stereotipe gender yang mempengaruhi pengambilan keputusan dalam bidang kesehatan adalah pandangan bahwa perempuan harus selalu mengutamakan keluarga di atas kebutuhan pribadi mereka. Stereotipe ini sering kali membuat perempuan merasa bahwa mereka tidak berhak untuk mencari perawatan kesehatan yang mereka butuhkan, termasuk layanan kesehatan reproduksi. Sebagai akibatnya, banyak perempuan yang menunda atau mengabaikan pemeriksaan kesehatan yang penting, seperti pemeriksaan pap smear atau konsultasi tentang kontrasepsi, karena merasa bahwa waktu dan perhatian mereka seharusnya difokuskan pada anak atau pasangan. Hal ini dapat mengakibatkan deteksi penyakit yang lebih lambat, kesehatan reproduksi yang buruk, dan meningkatnya risiko komplikasi kesehatan, sehingga kualitas layanan kesehatan yang mereka terima menjadi berkurang.
1. Perbedaannya adalah Bias Gender lebih bersifat kognitif, yaitu berupa pikiran atau perasaan sikap yang menguntungkan satu gender. Contoh menganggap laki-laki lebih cocok untuk pekerjaan teknik daripada perempuan atau perempuan lebih cocok jadi perawat bukan dokter.
Diskriminasi Gender lebih bersifat perilaku, yaitu tindakan nyata yang merugikan satu gender. Contohnya adalah dalam pekerjaan seperti menolak promosi untuk perempuan hanya karena jenis kelamin mereka. Alasan umumnya termasuk stereotipe bahwa laki-laki lebih mampu memimpin atau bahwa perempuan akan lebih fokus pada keluarga daripada pekerjaan.
2. Marginalisasi gender dapat mempengaruhi akses perempuan terhadap layanan kesehatan reproduksi dengan berbagai cara, seperti stigma sosial, kekurangan informasi, dan keterbatasan ekonomi. Hal ini menyebabkan perempuan kesulitan untuk mendapatkan layanan yang mereka butuhkan, yang berdampak pada kesehatan dan kesejahteraan mereka.
Contoh Kasus di Indonesia
Salah satu contoh relevan adalah kasus kekerasan seksual dan dampaknya terhadap akses layanan kesehatan reproduksi. Misalnya, laporan Komnas Perempuan menunjukkan bahwa banyak perempuan yang mengalami kekerasan seksual merasa takut untuk mencari layanan kesehatan atau dukungan hukum. Stigma dan norma sosial membuat mereka khawatir akan penghakiman dari masyarakat, sehingga mereka sering memilih untuk diam.
Di daerah pedesaan, perempuan yang mengalami kekerasan sering kali tidak mendapatkan informasi yang memadai mengenai hak mereka untuk mendapatkan perawatan kesehatan reproduksi. Mereka mungkin tidak tahu bahwa mereka berhak mendapatkan layanan medis setelah mengalami kekerasan, seperti pengobatan untuk infeksi menular seksual atau dukungan psikologis.
3. Stereotip gender dapat berdampak pada kualitas layanan kesehatan yang diterima oleh perempuan, seperti Banyak perempuan dengan endometriosis harus berjuang keras untuk mendapatkan diagnosis yang tepat karena seringkali keluhan nyeri mereka dianggap sebagai “normal” bagian dari menjadi perempuan. Akibatnya, banyak perempuan mengalami komplikasi serius akibat penyakit ini karena pengobatan yang terlambat.
1. Bias Gender terjadi ketika ada preferensi/prasangka yg menguntungkan 1 gender diatas gender lain nya.
Contohnya laki laki lebih sering menjadi subjek penelitian dibanding perempuan.
Sedangkan Diskriminasi gender mengacu pada perlakuan tidak adil berdasarkan gender seseorang.
Contohnya banyak perempuan yang mengalami diskriminasi di tempat kerja baik dalam bentuk pelecehan seksual, perbedaan upah atau akses terbatas ke promosi dan posisi kepemimpinan.
2. Dikarenakan Perempuan di sektor informal sering tidak memiliki akses ke asuransi kesehatan atau jaminan sosial, sehingga membuat mereka lebih rentan terhadap masalah kesehatan.
3. Stereotipe ini sering kali membatasi perempuan dari mengakses layanan kesehatan yang mereka butuhkan karena dianggap tidak sesuai dengan peran tradisional mereka.
Contohnya perempuan sering kali dianggap lemah atau emosional, sehingga keluhan kesehatan mereka cenderung tidak ditanggapi serius oleh penyedia layanan kesehatan.
1. a. Perbedaan : bias gender yaitu mengacu pada suatu pikiran atau perasaan, sedangkan diskriminasi gender lebih mengacu pada tindakan nyata. Bias gender juga bisa menjadi akar penyebab terjadinya diskriminasi gender
b. Contoh :
– Bias gender : tanggung jawab utama mengurus rumah tangga dan anak-anak sering diletakkan kepada perempuan.
– Diskriminasi gender : keterbatasan akses terhadap layanan aborsi yang aman atau kontrasepsi.
2. -Kurangnya informasi yang di dapat, contohnya : perempuan yang tinggal di daerah pedesaan seringkali memiliki keterbatasan akses informasi terkait kesehatan reproduksi, hal tersebut disebabkan oleh kurangnya pendidikan.
– Kondisi ekonomi, contohnya : perempuan dari keluarga tidak mampu sering tidak memiliki cukup uang untuk membayar biaya layanan kesehatan reproduksi, ini dapat menyebabkan mereka menunda perawatan yang penting terkait kesehatan reproduksi.
– Norma sosial dan budaya, contohnya : norma sosial yang patriarkis dapat membatasi kebebasan perempuan untuk membuat keputusan terkait tubuh mereka sendiri, seperti tekanan dari keluarga untuk tidk menggunakan kontrasepsi.
3. Masyarakat seringkali beranggapan bahwa perempuan lebih emosional dan kurang rasional dibandingakn dengan laki-laki. Stereotipe ini sering terjadi pada interaksi antara pasien perempuan dengan tenaga kesehatan, dimana hal ini akan menyebabkan dampak kurangnya perhatian terhadap keluhan pasien, seperti : ketika pasien perempuan mengeluhkan penyakitnya, seringkali keluhannya dianggap sebagai masalah sepele, akibatnya keluhan tidak ditangani dengan serius dan pasien tidak mendapatkan pengobatan yang tepat.
1. Bias gender merujuk pada pandangan atau sikap yang memihak atau tidak adil terhadap suatu jenis kelamin, baik secara sadar maupun tidak sadar.
Diskriminasi gender, di sisi lain, adalah perlakuan yang tidak adil atau tidak setara terhadap individu berdasarkan jenis kelamin mereka, baik dalam kesempatan, hak, atau perlakuan sosial.
Contoh Bias Gender:
Stereotip yang mengatakan bahwa pria lebih cocok menjadi pemimpin dibandingkan wanita.
Contoh Diskriminasi Gender:
Seorang wanita yang tidak dipromosikan ke posisi manajer karena anggapan bahwa wanita tidak bisa mengelola pekerjaan yang menuntut waktu lebih banyak atau perjalanan dinas
2. Marginalisasi gender dapat mempengaruhi akses perempuan terhadap layanan kesehatan reproduksi dengan cara menciptakan hambatan sosial, ekonomi, dan budaya yang membatasi hak dan kemampuan mereka untuk mendapatkan perawatan yang diperlukan.
Contoh:
Di beberapa daerah, perempuan mungkin menghadapi stigma atau diskriminasi ketika mencari layanan kesehatan reproduksi, seperti kontrasepsi atau pemeriksaan kehamilan.
3.Contoh Stereotipe Gender:
Stereotipe bahwa perempuan cenderung lebih emosional atau “berlebihan” dalam mengungkapkan keluhan kesehatan mereka
1. Jelaskan dengan singkat perbedaan antara bias gender dan diskriminasi gender, serta berikan satu contoh nyata dari masing-masing konsep tersebut.
Jawaban :
Bias gender adalah prasangka atau sikap yang tidak disadari atau tidak adil berdasarkan jenis kelamin seseorang. Bias gender biasanya terjadi secara tidak sadar, sering kali berupa stereotip atau anggapan yang menganggap bahwa salah satu jenis kelamin lebih unggul dalam kemampuan atau peran tertentu. Bias ini dapat mempengaruhi keputusan dalam berbagai konteks seperti pendidikan, pekerjaan, atau hubungan sosial.
Contoh bias gender: Di tempat kerja, manajer mungkin lebih cenderung memberikan tugas-tugas teknis atau posisi kepemimpinan kepada karyawan laki-laki, dengan asumsi bahwa mereka lebih kompeten dalam bidang teknis dibandingkan perempuan, meskipun kualifikasi mereka setara.
Diskriminasi gender, adalah tindakan atau kebijakan yang secara langsung atau sengaja membedakan, merugikan, atau meminggirkan seseorang berdasarkan jenis kelamin mereka. Diskriminasi gender seringkali melibatkan perlakuan tidak adil secara eksplisit, seperti memberikan kesempatan yang lebih rendah atau perlakuan yang lebih buruk karena jenis kelamin seseorang.
Contoh diskriminasi gender: Sebuah perusahaan menetapkan aturan bahwa hanya laki-laki yang boleh melamar posisi tertentu, atau menetapkan gaji lebih rendah bagi pekerja perempuan yang melakukan pekerjaan yang sama dengan pekerja laki-laki.
2. Bagaimana marginalisasi gender dapat mempengaruhi akses perempuan terhadap layanan kesehatan reproduksi? Jelaskan dengan contoh yang relevan.
Jawaban:
Marginalisasi gender dapat secara signifikan menghambat akses perempuan terhadap layanan kesehatan reproduksi. Marginalisasi terjadi ketika perempuan dipinggirkan dalam masyarakat atau mengalami ketidaksetaraan dalam hal status sosial, ekonomi, atau hukum. Hal ini sering kali memperburuk akses mereka ke layanan kesehatan penting, terutama yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi.
Salah satu dampak utama marginalisasi gender adalah terbatasnya kontrol perempuan atas keputusan terkait kesehatan reproduksi mereka sendiri. Misalnya, di beberapa masyarakat, perempuan mungkin tidak diberi hak untuk membuat keputusan tentang penggunaan kontrasepsi, karena norma budaya atau kontrol yang dominan oleh pasangan pria. Ini dapat membatasi perempuan dalam merencanakan kehamilan atau mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
Contoh: Di beberapa negara berkembang, perempuan di daerah pedesaan mungkin tidak memiliki akses yang cukup ke klinik kesehatan reproduksi, karena kurangnya fasilitas kesehatan atau karena adanya norma sosial yang menganggap kesehatan reproduksi sebagai isu tabu. Akibatnya, perempuan mungkin dipaksa melahirkan di rumah tanpa bantuan medis atau tidak mendapatkan perawatan prenatal yang tepat, yang meningkatkan risiko komplikasi kesehatan, baik bagi ibu maupun bayinya.Ini menunjukkan bahwa bagaimana marginalisasi gender memperburuk ketidaksetaraan akses terhadap layanan kesehatan reproduksi yang vital.
3. Stereotipe gender sering kali mempengaruhi pengambilan keputusan di bidang kesehatan. Berikan satu contoh stereotipe gender dan jelaskan bagaimana stereotipe tersebut berdampak pada kualitas layanan kesehatan yang diterima oleh perempuan.
Jawaban :
Salah satu contoh stereotipe gender adalah bahwa perempuan “lebih rentan secara emosional” atau “lebih dramatis” dalam mengungkapkan rasa sakit. Stereotipe ini dapat mempengaruhi cara tenaga medis merespon keluhan perempuan terkait kondisi kesehatan.
Dampaknya:Ketika seorang perempuan datang dengan keluhan nyeri atau gejala yang serius, dokter mungkin meremehkan atau menganggap bahwa rasa sakitnya lebih disebabkan oleh faktor psikologis daripada masalah fisik yang sebenarnya.Hal ini bisa menyebabkan perempuan menerima perawatan yang kurang optimal, seperti penundaan dalam diagnosis atau tidak diberikannya penanganan medis yang sesuai.
Contohnya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa perempuan seringkali lebih lama menerima obat penghilang rasa sakit daripada laki-laki saat mengalami serangan jantung, karena gejalanya dianggap sebagai kecemasan, bukan masalah jantung yang nyata. Stereotipe ini bisa mengakibatkan kualitas layanan kesehatan yang diterima oleh perempuan menurun, dengan potensi risiko kesehatan yang lebih tinggi akibat keterlambatan diagnosis atau perawatan yang tidak tepat.
Nama : Adinda Riska Romadloniyah Putri
NPM : 01220000002
Jawaban Kuis
1. perbedaan bias gender dan diskriminasi gender
– bias gender merupakan prasangka yang menguntungkan satu gender diatas gender yang lain. hal ini mengarah pada pandangan yang dapat mempengaruhi suatu keputusan memihak terhadap satu gender saja. contohnya, keluhan kesehatan perempuan sering kali dianggap remeh atau dikaitkan dengan faktor psikologis, sementara gejala yang sama pada laki-laki cenderung lebih serius ditanggapi.
– diskriminasi gender merupakan perlakuan tidak adil berdasarkan gender seseorang. hal ini mengarah pada suatu tindakan yang hanya merugikan satu gender. contohnya, perempuan memiliki keterbatasan akses terhadap layanan aborsi yang aman atau penggunaan kontrasepsi yang seringkali di bebankan kepada perempuan
2. marginalisasi gender
marginalisasi gender dapat mempengaruhi akses perempuan terhadap kesehatan reproduksi dengan mengesampingkan gender perempuan dari akses terhadap sumber daya, kesempatan ekonomi, dan layanan kesehatan yang diperlukan. misalnya, perempuan yang bekerja di sektor informal sering kali tidak memiliki akses ke asuransi kesehatan atau jamunan sosial. ini dapat menyebabkan perempuan lebih rentan terhadap masalah kesehatan dan kesulitan dalam mendapatkan layanan kesehatan reproduksi yang dibutuhkan.
3. contoh strereotipe gender
perempuan sering kali dianggap lemah atau emosional, sehingga keluhan kesehatan mereka cenderung tidak ditanggapi serius atau spele oleh penyedia layanan kesehatan. hal ini dapat berdampak kepada layanan kesehatan yang diterima, bisa saja karena keluhan yang dianggap spele tersebut dapat menyebabkan keterlambatan dalam hal diagnosis dan perawatan yang sesuai, yang akhirnya dapat memperburuk kondisi kesehatan perempuan.
– Bias gender adalah kecenderungan atau prasangka tidak disadari terhadap jenis kelamin tertentu, seringkali muncul secara implisit. Contoh: Seorang dokter yang menganggap keluhan nyeri dari pasien perempuan sebagai sesuatu yang berlebihan, dibanding pasien laki-laki.
Diskriminasi gender adalah perlakuan yang secara langsung tidak adil berdasarkan jenis kelamin, yang berakibat pada ketidaksetaraan hak atau kesempatan. Contoh: Sebuah perusahaan membayar pekerja perempuan lebih rendah daripada laki-laki meskipun melakukan pekerjaan yang sama.
– Marginalisasi Gender dan Akses Perempuan terhadap Layanan Kesehatan Reproduksi: Marginalisasi gender terjadi ketika perempuan ditempatkan di posisi yang kurang penting dalam masyarakat, sehingga mereka memiliki akses terbatas terhadap layanan kesehatan reproduksi. Contohnya, di beberapa daerah pedesaan atau konservatif, perempuan mungkin dilarang mengambil keputusan kesehatan terkait kontrasepsi atau aborsi karena norma budaya atau agama yang menempatkan kontrol reproduksi di tangan laki-laki atau pihak keluarga. Akibatnya, perempuan kehilangan otonomi atas kesehatan reproduksi mereka dan mengalami keterbatasan akses ke layanan penting.
– Stereotipe Gender dalam Kesehatan: Salah satu stereotipe gender yang sering muncul adalah anggapan bahwa perempuan secara alami lebih emosional atau histeris, yang dapat mempengaruhi cara dokter menilai keluhan mereka. Contoh: Jika seorang perempuan melaporkan gejala nyeri kronis, tenaga kesehatan mungkin menganggap gejala tersebut sebagai akibat stres atau kecemasan, dan bukan sebagai masalah medis serius. Hal ini bisa menyebabkan diagnosis yang salah atau keterlambatan dalam penanganan yang tepat, menurunkan kualitas perawatan yang mereka terima.
• Perbedaan antara Bias Gender dan Diskriminasi Gender yaitu baru preferensi atau prasangka pada Bias Gender yang menguntungkan satu gender diatas gender lain, sedangkan Diskriminasi Gender sudah pada perlakuan tidak adil berdasarkan gender seseorang.
Contoh nyata dari Bias Gender yaitu pengabaian gejala seperti dokter mungkin mengabaikan gejala pada pria karena kondisi tersebut lebih sering menyerang wanita, misalnya penyakit Appendix yang lebih banyak menyerang wanita karena pengaruh gaya hidup.
Contoh nyata dari Diskriminasi Gender misalnya pada penyakit Anemia, dimana tubuh pria dan wanita berfungsi secara berbeda dan gejala penyakit yang sama dapat muncul secara berbeda tetapi penelitian yang digunakan hanya objek pada wanita saja dilihat dari banyaknya gejala yang dimiliki oleh wanita seperti menstruasi.
• Marginalisasi Gender dapat mempengaruhi akses perempuan terhadap layanan kesehatan reproduksi karena perempuan dikesampingkan dari akses terhadap sumber daya, kesempatan ekonomi dan layanan kesehatan seperti perempuan yang tidak bekerja atau hanya Ibu Rumah Tangga sehingga secara ekonomi tidak mencukupi untuk membayar asuransi kesehatan atau jaminan sosial.
• Contoh Stereotipe Gender seperti perempuan sedang mengalami sakit menstruasi yang dinilai biasa saja padahal di sebagian perempuan mengalami sakit menstruasi yang luar biasa pada seluruh badan, sehingga berdampak pada ketidakmaksimalan penanganan yang diberikan oleh layanan kesehatan dan ketidakmaksimalan penanganan yang diterima oleh perempuan.
trimakasi.
1. -Ketimpangan gender merujuk pada perbedaan akses dan kesempatan antara laki-laki dan perempuan dalam berbagai sektor, termasuk kesehatan. Dalam kesehatan seksual dan reproduksi, perempuan sering menghadapi hambatan ekonomi dan sosial yang mengurangi akses mereka ke layanan kesehatan, seperti kontrasepsi dan perawatan prenatal, terutama di negara berkembang.
– Diskriminasi gender adalah perlakuan tidak adil berdasarkan gender, yang bisa terjadi secara langsung melalui kebijakan yang menguntungkan satu gender, atau secara tidak langsung melalui aturan netral yang merugikan salah satu gender.
contoh bias gender : Dalam penelitian medis, laki-laki lebih sering dijadikan subjek, sehingga obat dan perawatan bisa kurang efektif atau berbahaya bagi perempuan, karena efek samping pada perempuan tidak diteliti dengan cukup.
contoh diskriminasi gender: Banyak perempuan menghadapi diskriminasi di tempat kerja, termasuk pelecehan seksual, perbedaan upah, dan akses terbatas ke promosi. Dalam kesehatan seksual dan reproduksi, diskriminasi tercermin dalam keterbatasan akses ke layanan aborsi yang aman dan kontrasepsi.
2. Marginalisasi gender dapat mempengaruhi akses perempuan terhadap layanan kesehatan reproduksi dengan menciptakan hambatan sosial dan ekonomi. Misalnya, perempuan yang bekerja di sektor informal seringkali tidak mendapatkan pendidikan yang memadai tentang kesehatan reproduksi atau tidak memiliki sumber daya untuk mencari layanan kesehatan. Contoh konkretnya adalah pekerja rumah tangga yang mungkin tidak tahu hak-hak mereka atau merasa tertekan untuk tidak menggunakan layanan kesehatan karena stigma atau ketergantungan ekonomi pada majikan. Hal ini dapat mengakibatkan kurangnya pengetahuan dan akses terhadap kontrasepsi atau perawatan medis yang diperlukan.
3. Salah satu contoh stereotipe gender adalah anggapan bahwa perempuan terlalu emosional untuk membuat keputusan rasional. Dampaknya, penyedia layanan kesehatan mungkin meremehkan keluhan perempuan, menganggapnya sebagai reaksi berlebihan, sehingga perempuan tidak mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat. Ini mengakibatkan kualitas layanan kesehatan yang rendah dan dapat membahayakan kesehatan mereka.
1. Jelaskan dengan singkat perbedaan antara bias gender dan diskriminasi gender, serta berikan satu contoh nyata dari masing-masing konsep tersebut.
jawab:
Bias gender adalah kecenderungan atau pandangan yang tidak didasarkan pada fakta dan sering kali tidak disadari tentang peran atau kemampuan seseorang berdasarkan gender. Bias ini biasanya bersifat implisit.
Contoh: Dalam proses rekrutmen, seorang manajer mungkin lebih memilih pria untuk pekerjaan teknis karena secara tidak sadar beranggapan bahwa pria lebih unggul dalam bidang teknologi.
Diskriminasi gender mengacu pada perlakuan atau tindakan yang tidak adil terhadap seseorang berdasarkan gender, di mana mereka diperlakukan lebih baik atau lebih buruk karena gendernya.
Contoh: Sebuah perusahaan membayar karyawan pria lebih banyak daripada karyawan wanita meskipun mereka memiliki kualifikasi dan tanggung jawab yang sama.
2. Bagaimana marginalisasi gender dapat mempengaruhi akses perempuan terhadap layanan kesehatan reproduksi? Jelaskan dengan contoh yang relevan.
jawab:
Marginalisasi gender dapat menghalangi perempuan dalam mendapatkan akses yang memadai ke layanan kesehatan reproduksi. Contoh: Norma sosial dalam beberapa masyarakat mungkin melarang perempuan membicarakan kesehatan reproduksi (tabu) atau menganggapnya tidak sepenting kesehatan pria. Hal ini bisa mengakibatkan kurangnya akses terhadap informasi, alat kontrasepsi, pemeriksaan kehamilan, atau perawatan setelah melahirkan.
3. Stereotipe gender sering kali mempengaruhi pengambilan keputusan di bidang kesehatan. Berikan satu contoh stereotipe gender dan jelaskan bagaimana stereotipe tersebut berdampak pada kualitas layanan kesehatan yang diterima oleh perempuan.
jawab:
Salah satu stereotipe adalah anggapan bahwa “perempuan cenderung melebih-lebihkan rasa sakitnya” atau lebih emosional saat menggambarkan gejalanya. Stereotipe ini dapat memengaruhi cara tenaga medis merespons keluhan perempuan.
Contoh: Seorang perempuan yang melaporkan nyeri kronis mungkin dianggap hanya sedang cemas atau stres, dan keluhannya tidak ditanggapi serius oleh tenaga medis. Akibatnya, diagnosis atau pengobatan mungkin terlambat, menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius di kemudian hari.
1. Perbedaan Bias Gender dan Diskriminasi Gender
– Bias gender terjadi ketika ada preferensi atau prasangka yang menguntungkan satu gender di atas gender lainnya. Bias dapat terjadi secara implisit atau eksplisit. Contoh: Keluhan kesehatan perempuan sering kali dianggap kurang serius dibandingkan keluhan serupa pada laki-laki.
– Diskriminasi gender mengacu pada perlakuan tidak adil atau ketidaksetaraan yang ditujukan kepada seseorang berdasarkan gendernya, yang bisa terjadi dalam kebijakan atau praktik.
Contoh: Perempuan di tempat kerja sering kali menerima upah lebih rendah dibandingkan laki-laki meskipun memiliki posisi yang sama.
2. Marginalisasi Gender dan Dampaknya pada Akses Kesehatan Reproduksi
Marginalisasi gender terjadi ketika perempuan dikesampingkan dari akses terhadap sumber daya, kesempatan ekonomi, atau layanan kesehatan, termasuk kesehatan reproduksi.
Contoh: Perempuan di sektor informal sering tidak memiliki akses ke asuransi kesehatan atau layanan prenatal yang memadai, sehingga meningkatkan risiko komplikasi selama kehamilan.
3. Contoh Stereotipe Gender dalam Kesehatan
Stereotipe bahwa perempuan “terlalu emosional” sering menyebabkan keluhan kesehatan mereka tidak ditanggapi serius oleh tenaga medis. Misalnya, gejala penyakit jantung pada perempuan sering diabaikan atau dikaitkan dengan stres, padahal dapat merupakan tanda kondisi serius yang membutuhkan penanganan segera. Akibatnya, perempuan cenderung menerima perawatan yang kurang tepat waktu dan berkualitas.
Jawaban Kuis :
• Bias gender adalah pandangan atau sikap yang tidak adil berdasarkan jenis kelamin, yang sering kali menghasilkan stereotip atau harapan yang tidak realistis terhadap laki-laki dan perempuan. Contoh bias gender: anggapan bahwa perempuan tidak cocok untuk posisi kepemimpinan karena dianggap lebih emosional.
Diskriminasi gender adalah perlakuan tidak adil terhadap individu berdasarkan jenis kelamin mereka, yang sering kali berdampak pada kesempatan, hak, dan kesejahteraan mereka. Contoh diskriminasi gender: perusahaan yang membayar gaji lebih rendah kepada perempuan dibandingkan laki-laki untuk posisi yang sama, meskipun kualifikasi dan tanggung jawabnya setara.
• Marginalisasi gender dapat mempengaruhi akses perempuan terhadap layanan kesehatan reproduksi dengan menciptakan hambatan sosial, ekonomi, dan budaya. Perempuan yang terpinggirkan sering kali menghadapi stigma, kurangnya informasi, dan ketidakmampuan untuk mengambil keputusan terkait kesehatan mereka.
Contohnya, di beberapa komunitas, norma budaya yang mengutamakan peran tradisional perempuan dapat membatasi kemampuan mereka untuk mengakses layanan kesehatan reproduksi. Misalnya, perempuan mungkin tidak diizinkan untuk pergi ke fasilitas kesehatan tanpa izin dari anggota keluarga laki-laki, sehingga mengurangi peluang mereka untuk mendapatkan layanan seperti kontrasepsi atau pemeriksaan kesehatan. Hal ini dapat berkontribusi pada tingkat kehamilan yang tidak diinginkan dan komplikasi kesehatan yang lebih tinggi.
• Salah satu contoh stereotipe gender adalah anggapan bahwa perempuan lebih emosional dan kurang rasional dibandingkan laki-laki. Stereotipe ini dapat mempengaruhi pengambilan keputusan di bidang kesehatan dengan mengakibatkan tenaga medis meremehkan keluhan perempuan atau menganggapnya sebagai reaksi emosional, bukan masalah kesehatan yang serius.
Dampaknya, perempuan mungkin tidak menerima diagnosis yang akurat atau pengobatan yang tepat. Misalnya, ketika seorang perempuan melaporkan gejala nyeri yang parah, tenaga medis bisa jadi menganggapnya sebagai masalah psikologis, sehingga menunda pemeriksaan yang diperlukan. Ini dapat menyebabkan penanganan yang terlambat untuk kondisi serius, seperti penyakit jantung, yang sering kali kurang terdiagnosis pada perempuan. Akibatnya, kualitas layanan kesehatan yang mereka terima menjadi lebih rendah, meningkatkan risiko komplikasi kesehatan.
1. #Bias gender:
Prasangka atau stereotip tidak sadar terhadap suatu gender.
Contoh: Menganggap perempuan lebih cocok menjadi perawat, sedangkan laki-laki lebih cocok menjadi dokter.
#Diskriminasi gender:
Tindakan nyata yang merugikan seseorang berdasarkan gender mereka.
Contoh: Membayar karyawan perempuan lebih rendah dibandingkan karyawan laki-laki untuk pekerjaan yang sama.
2. Marginalisasi gender dapat memiliki dampak signifikan terhadap akses perempuan pada layanan kesehatan reproduksi. Berikut penjelasan singkat beserta beberapa contoh relevan:
#Keterbatasan akses informasi:
Marginalisasi dapat membatasi akses perempuan terhadap pendidikan dan informasi kesehatan reproduksi yang akurat.
Contoh: Di beberapa masyarakat tradisional, topik kesehatan reproduksi masih dianggap tabu, sehingga perempuan kurang memahami hak dan kebutuhan kesehatan reproduksi mereka.
#Hambatan ekonomi:
Ketimpangan ekonomi akibat marginalisasi dapat membatasi kemampuan perempuan untuk mengakses layanan kesehatan.
Contoh: Perempuan dengan pendapatan rendah mungkin kesulitan membayar biaya kontrasepsi atau pemeriksaan kesehatan rutin.
#Keterbatasan mobilitas:
Norma sosial yang membatasi pergerakan perempuan dapat menghambat akses ke fasilitas kesehatan.
Contoh: Di beberapa daerah, perempuan diharapkan selalu didampingi laki-laki saat bepergian, yang dapat menghambat kunjungan ke klinik kesehatan.
#Diskriminasi dalam pelayanan:
Bias gender dalam sistem kesehatan dapat mengakibatkan pelayanan yang tidak memadai.
Contoh: Tenaga medis yang mengabaikan keluhan nyeri menstruasi karena menganggapnya “normal” untuk perempuan.
#Kurangnya otonomi dalam pengambilan keputusan:
Marginalisasi dapat mengurangi kemampuan perempuan untuk membuat keputusan tentang kesehatan reproduksi mereka sendiri.
Contoh: Keputusan tentang penggunaan kontrasepsi yang harus mendapat persetujuan suami atau keluarga.
#Keterbatasan layanan yang responsif gender:
Kurangnya perspektif gender dalam perencanaan layanan kesehatan dapat mengakibatkan fasilitas yang tidak ramah perempuan.
Contoh: Jam buka klinik yang tidak sesuai dengan jadwal perempuan yang memiliki tanggung jawab rumah tangga.
3. Salah satu contoh stereotipe gender yang mempengaruhi pengambilan keputusan di bidang kesehatan adalah:
“Perempuan cenderung berlebihan atau terlalu emosional dalam melaporkan rasa sakit.”
Dampak stereotipe ini pada kualitas layanan kesehatan yang diterima perempuan:
#Pengabaian keluhan:
Tenaga medis mungkin tidak menganggap serius laporan rasa sakit dari pasien perempuan, menganggapnya berlebihan.
#Keterlambatan diagnosis:
Gejala serius bisa diabaikan, menyebabkan keterlambatan dalam mendiagnosis kondisi yang mengancam jiwa.
#Pengobatan tidak memadai:
Perempuan mungkin menerima pengobatan yang kurang agresif untuk mengatasi rasa sakit dibandingkan laki-laki.
#Dampak psikologis:
Pasien perempuan bisa merasa tidak dipercaya, menurunkan kepercayaan diri mereka dalam melaporkan gejala di masa depan.
#Penelitian yang bias:
Stereotipe ini dapat mempengaruhi desain penelitian medis, mengakibatkan kurangnya pemahaman tentang pengalaman nyeri pada perempuan.
Stereotipe ini bisa sangat berbahaya, terutama dalam situasi darurat seperti serangan jantung, di mana gejala pada perempuan sering berbeda dari laki-laki dan bisa salah dianggap sebagai kecemasan.
1. Deskriminasi gender adalah ketidakadilan terhadap salah satu gender contohnya patriatki
2. Contoh dari marginalisasi dalam masyarakat umum adalah seperti wanita hanya di pandang untuk melahirkan anak saja padahal banyak hal yang bisa dia lakukan
3.perempuan lebih emosional dan kurangnya rasional : stereotipe ini seringkali membuat keluhan kesehatan perempuan dianggap kurang serius atau di kaitkan dengan masalah psikologis semata, padahal bisa jadi itu adalah gejala medis yang nyata
1. Deskriminasi gender adalah ketidakadilan terhadap salah satu gender contohnya patriatki
2. Contoh dari marginalisasi dalam masyarakat umum adalah seperti wanita hanya di pandang untuk melahirkan anak saja padahal banyak hal yang bisa dia lakukan
3.perempuan lebih emosional dan kurangnya rasional : stereotipe ini seringkali membuat keluhan kesehatan perempuan dianggap kurang serius atau di kaitkan dengan masalah psikologis semata, padahal bisa jadi itu adalah gejala medis yang nyata
Jelaskan dengan singkat perbedaan antara bias gender dan diskriminasi gender, serta berikan satu contoh nyata dari masing-masing konsep tersebut.
– Bias gender adalah kecenderungan atau prasangka terhadap gender tertentu secara sadar atau tidak disadari. Contohnya: Dalam sebuah rapat, seorang atasan lebih cenderung memberikan lebih banyak perhatian pada pendapat karyawan pria daripada karyawan wanita, meskipun karyawan wanita tersebut memiliki pengalaman yang lebih relevan.
– Diskriminasi gender adalah perlakuan tidak adil berdasarkan gender. Contohnya: Seorang wanita yang memenuhi syarat ditolak untuk promosi karena dianggap “kurang cocok” untuk posisi kepemimpinan yang didominasi oleh pria, meskipun kualifikasinya lebih unggul dibandingkan dengan pelamar pria lainnya.
Bagaimana marginalisasi gender dapat mempengaruhi akses perempuan terhadap layanan kesehatan reproduksi? Jelaskan dengan contoh yang relevan.
– Marginalisasi gender dapat membatasi akses perempuan terhadap layanan kesehatan reproduksi dengan mengurangi kontrol mereka atas keputusan kesehatan, mempersulit akses informasi, serta membatasi dukungan finansial dan sosial. Hal ini sering terjadi oleh norma-norma budaya atau hukum yang mengutamakan pria dalam pengambilan keputusan, sehingga perempuan terhambat dalam mendapatkan layanan yang mereka butuhkan, seperti kontrasepsi dan perawatan kehamilan. Contohnya: Di beberapa keluarga, perempuan harus meminta izin suami untuk menggunakan kontrasepsi atau pergi ke klinik kesehatan, sehingga membatasi akses mereka terhadap layanan kesehatan reproduksi.
Stereotipe gender sering kali mempengaruhi pengambilan keputusan di bidang kesehatan. Berikan satu contoh stereotipe gender dan jelaskan bagaimana stereotipe tersebut berdampak pada kualitas layanan kesehatan yang diterima oleh perempuan.
– Stereotipe gender adalah pandangan umum yang mengaitkan sifat tertentu dengan gender, sering kali tidak akurat. Stereotipe ini bisa mempengaruhi cara orang diperlakukan, termasuk dalam layanan kesehatan, seperti anggapan bahwa perempuan lebih emosional dalam mengeluhkan rasa sakit. Contohnya: Seorang perempuan yang datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri kronis mungkin dianggap hanya berlebihan atau emosional, sehingga diagnosis dan pengobatan yang tepat ditunda, menyebabkan perawatan yang kurang optimal.
1. Bias gender adalah pandangan atau sikap yang membedakan antara jenis kelamin dengan cara yang tidak adil, sementara diskriminasi gender adalah tindakan yang merugikan individu berdasarkan jenis kelamin.
Contoh bias gender adalah:
Menganggap bahwa pria lebih baik dalam bidang sains dari pada wanita. Contoh diskriminasi gender: seorang wanita tidak cocok di posisi pemimpin karena beranggapan bahwa wanita tidak mampu memimpin.
2. Marginalisasi gender dapat membatasi akses perempuan terhadap layanan kesehatan reproduksi dengan menciptakan hambatan sosial, budaya, dan ekonomi. Misalnya, norma-norma masyarakat yang menganggap perempuan tidak berhak membuat keputusan tentang tubuh mereka sendiri dapat menghalangi mereka dalam mencari informasi atau layanan yang diperlukan.
Contoh yang relevan adalah di beberapa komunitas di mana perempuan tidak memiliki izin untuk pergi ke fasilitas kesehatan tanpa persetujuan dari anggota keluarga laki-laki. Hal ini dapat mengakibatkan keterlambatan dalam mendapatkan perawatan prenatal, kontrasepsi, atau layanan kesehatan lainnya, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan mereka.
3. Stereotipe gender adalah citra atau pandangan yang kaku tentang peran dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan. Stereotipe ini sering kali membatasi perempuan dari mengakses layanan kesehatan yang mereka butuhkan karena dianggap tidak sesuai dengan peran tradisional mereka.
Contoh: Perempuan sering kali dianggap lemah atau emosional, sehingga keluhan kesehatan mereka cenderung tidak ditanggapi serius oleh penyedia layanan kesehatan.
1. Bias gender adalah prasangka yang menguntungkan satu gender dibandingkan gender yang lain, yang bersifat eksplisit atau dilakuakn secara sadar atau tidak sadar.
Contohnya :
saat dokter melihat perempuan yang datang dengan keluhan sakit kepala, dokter itu mungkin berpikir, “Oh, ini pasti cuma stres aja” sedangkan jika keluhan yang sama datang dari laki-laki dianggap serius dan langsung diperiksa lebih lanjut.
Sedangkan diskriminasi gender adalah tindakan perlakuan tidak adil berdasarkan gender, yang bisa bersifat langsung atau tidak langsung
Contohnya :
disatu perusahaan seorang laki laki dan perempuan dengan posisi dan kualifikasi yang sama tetapi menerima gaji yang berbeda, laki-laki mendapatkan gaji lebih tinggi hanya karena dia laki-laki.
2. Marginalisasi gender bisa sangat memengaruhi akses perempuan terhadap layanan kesehatan reproduksi. Ketika perempuan dikesampingkan dari sumber daya dan kesempatan, mereka sering kali tidak mendapatkan informasi atau layanan yang mereka butuhkan.
Contohnya:
Seorang perempuan pedagang kaki lima, tidak memiliki asuransi kesehatan atau akses ke layanan medis yang memadai. Sehingga jika mereka membutuhkan pemeriksaan kesehatan reproduksi, mereka harus mengeluarkan uang dari kantong sendiri tanpa adanya bantuan atau dukungan dari sistem kesehatan. Sehingga membuat mereka ragu untuk pergi ke dokter atau memeriksakan diri karena takut akan biaya yang tinggi.
3. anggapan bahwa perempuan lebih lemah dan membutuhkan perlindungan membuat perempuan tidak mendapatkan layanan kesehatan yang tepat. Misalnya, dokter mungkin lebih cepat menganggap gejala yang dialami perempuan sebagai tidak serius, sehingga perempuan tidak segera mendapatkan perawatan yang dibutuhkan. Selain itu, perempuan juga tidak diberi kesempatan untuk mengambil keputusan tentang kesehatan mereka sendiri karena dianggap tidak mampu mengurus diri sendiri. Sehingga menurunkan kualitas layanan kesehatan yang mereka terima dan membuat mereka kurang sehat dibandingkan jika mereka diperlakukan secara setara
1. Bias gender adalah prasangka yang menguntungkan satu gender dibandingkan gender yang lain, yang bersifat eksplisit atau dilakuakn secara sadar atau tidak sadar.
Contohnya :
saat dokter melihat perempuan yang datang dengan keluhan sakit kepala, dokter itu mungkin berpikir, “Oh, ini pasti cuma stres aja” sedangkan jika keluhan yang sama datang dari laki-laki dianggap serius dan langsung diperiksa lebih lanjut.
Sedangkan diskriminasi gender adalah tindakan perlakuan tidak adil berdasarkan gender, yang bisa bersifat langsung atau tidak langsung
Contohnya :
disatu perusahaan seorang laki laki dan perempuan dengan posisi dan kualifikasi yang sama tetapi menerima gaji yang berbeda, laki-laki mendapatkan gaji lebih tinggi hanya karena dia laki-laki.
2. Marginalisasi gender bisa sangat memengaruhi akses perempuan terhadap layanan kesehatan reproduksi. Ketika perempuan dikesampingkan dari sumber daya dan kesempatan, mereka sering kali tidak mendapatkan informasi atau layanan yang mereka butuhkan.
Contohnya:
Seorang perempuan pedagang kaki lima, tidak memiliki asuransi kesehatan atau akses ke layanan medis yang memadai. Sehingga jika mereka membutuhkan pemeriksaan kesehatan reproduksi, mereka harus mengeluarkan uang dari kantong sendiri tanpa adanya bantuan atau dukungan dari sistem kesehatan. Sehingga membuat mereka ragu untuk pergi ke dokter atau memeriksakan diri karena takut akan biaya yang tinggi.
3. anggapan bahwa perempuan lebih lemah dan membutuhkan perlindungan membuat perempuan tidak mendapatkan layanan kesehatan yang tepat. Misalnya, dokter mungkin lebih cepat menganggap gejala yang dialami perempuan sebagai tidak serius, sehingga perempuan tidak segera mendapatkan perawatan yang dibutuhkan. Selain itu, perempuan juga tidak diberi kesempatan untuk mengambil keputusan tentang kesehatan mereka sendiri karena dianggap tidak mampu mengurus diri sendiri. Sehingga menurunkan kualitas layanan kesehatan yang mereka terima dan membuat mereka kurang sehat dibandingkan jika mereka diperlakukan secara setara.
Jawabn dari kuis diatas
Yosef Dimas A NPM : 01220000021
1.Menurut saya bias gender terjadi ketika ada preferensi atau asumsi yang menguntungkan satu gender di atas gender lainnya. Contoh: Penelitian medis yang lebih sering menggunakan pria sebagai subjek dibandingkan wanita, sehingga hasil pengobatam mungkin tidak cocok untuk wanita. Contoh: Wanita menghadapi akses terbatas terhadap layanan kontrasepsi atau aborsi yang aman di beberapa wilayah terutama di daerah.
2. Menurut saya marginalisasiu gender mempengaruhi akses perempuan terhadap layanan kesehatan reproduksi dengan menempatkan mereka pada posisi yang rentan dan kurang terwakili dalam pengambilan keputusan kesehatan. Misalnya dalam beberapa budaya perempuan tidak diizinkan memutuskan sendiri tentang penggunaan kontrasepsi atau perawatan kehamilan yang sering dikendalikan oleh pasangan atau norma sosial. Kondisi ini menyebabkan akses yang terbatas pada layanan yang tepat dan aman sehingga meningkatkan risiko kesehatan mereka.
3. Menurut saya salah satu stereotipe gender yang sering muncul dalam layanan kesehatan adalah anggapan bahwa perempuan lebih emosional dan melebih-lebihkan rasa sakit mereka. Dampaknyakeluhan nyeri perempuan sering kali tidak dianggap serius atau diabaikan oleh tenaga medis. Hal ini bisa mengarah pada diagnosis yang terlambat atau perawatan yang kurang memadai khususny dalam kasus-kasus seperti endometriis atau gangguan nyeri kronis lainnya.
Jawabn dari kuis diatas
Yosef Dimas A NPM : 01220000021
1.Menurut saya bias gender terjadi ketika ada preferensi atau asumsi yang menguntungkan satu gender di atas gender lainnya. Contoh: Penelitian medis yang lebih sering menggunakan pria sebagai subjek dibandingkan wanita, sehingga hasil pengobatam mungkin tidak cocok untuk wanita. Contoh: Wanita menghadapi akses terbatas terhadap layanan kontrasepsi atau aborsi yang aman di beberapa wilayah terutama di daerah.
2. Menurut saya marginalisasiu gender mempengaruhi akses perempuan terhadap layanan kesehatan reproduksi dengan menempatkan mereka pada posisi yang rentan dan kurang terwakili dalam pengambilan keputusan kesehatan. Misalnya dalam beberapa budaya perempuan tidak diizinkan memutuskan sendiri tentang penggunaan kontrasepsi atau perawatan kehamilan yang sering dikendalikan oleh pasangan atau norma sosial. Kondisi ini menyebabkan akses yang terbatas pada layanan yang tepat dan aman sehingga meningkatkan risiko kesehatan mereka.
3. Menurut saya salah satu stereotipe gender yang sering muncul dalam layanan kesehatan adalah anggapan bahwa perempuan lebih emosional dan melebih-lebihkan rasa sakit mereka. Dampaknyakeluhan nyeri perempuan sering kali tidak dianggap serius atau diabaikan oleh tenaga medis. Hal ini bisa mengarah pada diagnosis yang terlambat atau perawatan yang kurang memadai khususny dalam kasus-kasus seperti endometriis atau gangguan nyeri kronis lainnya.
Sekian dan Terimakasih
Nama : Normalita Berliana
NPM : 01220100008
1. bias gender : sikap tidak adil terhadap individu berdasarkan jenis kelamin mereka. bias ini biasanya tidak disadari dan dapat mempengaruhi cara orang berpikir dan bertindak.
contoh : ada yang beranggapan bahwa wanita tidak lebih baik dari pria untuk menjadi pemimpin. kemudian hal ini dapat mempengaruhi hasil dari pengambilan keputusan para pemimpin walaupun sebenarnya wanita tersebut memiliki kualifikasi yang sama dengan pria atau bahkan lebih unggul.
diskriminasi gender : tindakan yang merugikan seseorang atau kelompok berdasarkan jenis kelamin mereka. seperti perlakuan yang berbeda, penolakan, atau pengucilan.
contoh : wanita melamar pekerjaan di sebuah perusahaan lalu ditolak karena perusahaan tersebut lebih memilih untuk merekrut pria, meskipun wanita tersebut memenuhi semua syarat dan memiliki pengalaman yang relevan.
2. ketika perempuan berada di posisi terpinggirkan, sering kali mereka dihadapkan pada berbagai hambatan seperti sulit mendapat informasi, layanan, dan dukungan.
contoh : seorang perempuan ingin mendapatkan informasi kontrasepsi mungkin merasa malu atau takut dihakimi oleh teman2nya, sehingga ia memilih untuk tidak datang ke klinik kesehatan.
3. pada saat perempuan mengalami nyeri karena menstruasi, seringkali dianggap berlebihan atau tidak bisa mengelola emosinya sehingga pada saat berobat dokter tidak melakukan pemeriksaan lebih lanjut. padahal memungkinkan adanya endometriosis. menyebabkan perempuan tersebut jadi tidak mendapatkan perawatan yang diperlukan justru menambahkan masalah kesehatan yang lebih serius.