TEORI DAN GAYA KEPEMIMPINAN
1. TEORI KEPEMIMPINAN
- Kemampuan Mengambil Keputusan
Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat. Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan dalam pengambilan keputusan. Setiap keputusan yang diambil, haruslah sudah mempertimbangkan sebab dan akibat sehingga tidak terjadi salah dalam pengambilan keputusan. - Kemampuan Memotivasi
Kemampuan memotivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seorang anggota organisasi mau dan rela untuk menggerakkan kemampuannya (dalam bentuk keahlian atau keterampilan) tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya. - Kemampuan Komunikasi
Kemampuan komunikasi harus dimiliki oleh setiap manusia dimuka bumi terutama oleh seorang pemimpin. Kemampuan komunikasi adalah kecakapan atau kesanggupan penyampaian pesan, gagasan, atau pikiran kepada orang lain dengan tujuan orang lain tersebut memahami apa yang dimaksudkan dengan baik, secara langsung lisan atau tidak langsung. - Kemampuan Mengendalikan Bawahan
Seorang pemimpin harus memiliki keinginan untuk membuat orang lain mengikuti keinginannya dengan menggunakan kekuatan pribadi atau jabatan secara efektif dan pada tempatnya demi kepentingan jangka panjang perusahaan. Termasuk dalam hal memberitahukan orang lain apa yang harus dilakukan dengan nada yang bervariasi mulai dari nada biasa, tegas hingga mengancam. Tujuan memberitahu dengan nada yang bervariasi ini adalah agar tugas-tugas dapat terselesaikan dengan baik dan tepat. - Tanggung Jawab
Seorang pemimpin harus memiliki tanggung jawab kepada bawahannya. Tanggung jawab bisa diartikan sebagai kewajiban yang wajib menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya - Kemampuan Mengendalikan Emosional
Kemampuan mengendalikan emosional adalah hal yang sangat penting bagi keberhasilan hidup kita. Semakin baik kemampuan kita mengendalikan emosi semakin mudah kita akan meraih kebahagiaan.
3. GAYA KEPEMIMPINAN
Gaya kepemimpinan Autokratik
Gaya kepemimpinan autokratik dapat diterapkan dalam beberapa situasi. Pemimpin autokratik dibutuhkan bagi staf baru, dalam situasi yang kritis dan tidak ada waktu untuk menentukan keputusan kelompok. Pemimpin autokratik bekerja denga sangat baik pada saat krisis dan dalam situasi genting mereka telah memiliki reputasi untuk mampu menyelesaikan tugas yang sulit. Adapun ciri – ciri dari gaya kepemimpinan ini adalah sebagai berikut :
- Tanpa musyawarah.
- Tidak mau menerima saran dari bawahan.
- Mementingkan diri sendiri dan kelompok.
- Selalu memerintah.
- Memberikan tugas mendadak.
- Cenderung menyukai bawahan yang ABS (asal bapak senang).
- Sikap keras terhadap bawahan.
- Setiap keputusannya tidak dapat dibantah.
- Kekuasaan mutlak di tangan pimpinan
- Hubungan dengan bawahan kurang serasi.
- Bertindak sewenang – wenang.
- Tanpa kenal ampun atas kesalahan bawahan.
- Kurang mempercayai bawahan.
- Kurang mendorong semangat kerja bawahan.
- Kurang mawas diri.
- Selalu tertutup.
- Suka mengancam.
- Kurang menghiraukan usulan bawahan.
- Ada rasa bangga bila bawahannya takut.
- Tidak suka bawahan pandai dan berkembang.
- Kurang memiliki rasa kekeluargaan.
- Sering marah-marah.
- Senang sanjungan.
Gaya Kepemimpinan Demokratis
- Pendapatnya terfokus pada hasil musyawarah.
- Tenggang rasa.
- Memberi kesempatan pengembangan karier bawahan.
- Selalu menerima kritik bawahan.
- Menciptakan suasana kekeluargaan.
- Mengetahui kekurangan dan kelebihan bawahan.
- Komunikatif dengan bawahan.
- Partisipasif dengan bawahan.
- Tanggap terhadap situasi.
- Kurang mementingkan diri sendiri.
- Mawas diri.
- Tidak bersikap menggurui.
- Senang bawahan kreatif.
- Menerima usulan atau pendapat bawahan
- Lapang dada
- Terbuka.
- Mendorong bawahan untuk mencapai hasil yang baik.
- Tidak sombong
- Menghargai pendapat bawahan.
- Mau membimbing bawahan.
- Mau bekerja sama dengan bawahan.
- Tidak mudah putus asa
- Tujuannya dipahami bawahan.
- Percaya pada bawahan.
- Tidak berjarak dengan bawahan.
- Adil dan bijaksana.
- Suka rapat (musyawarah).
- Mau mendelegasikan tugas kepada bawahan.
- Pemaaf pada bawahan.
- Selalu mendahulukan hal – hal yang penting.
Gaya Kepemimpinan Partisipatif
Kepemimpinan laissez-faire dapat dicirikan dari hal-hal berikut:Pimpinan melimpahkan sepenuhnya kepada bawahan.
- Keputusan dan kebijakan lebih banyak diserahkan kepada bawahan.
- Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh bawahan.
- Hampir tidak ada pengawasan.
- Pemrakarsa selalu datang dari bawahan.
- Hampir tidak ada pengarahan dari pimpinan.
- Kepentingan pribadi lebih dominan daripada kepentingan kelompok.
- Tanggung jawab dipikul oleh orang per orang.
- Kepemimpinan liberal dapat dicirikan dari hal-hal berikut:Keputusan kelompok atau individual.
- Pemimpin akan menyediakan keterangan apabila diminta.
- Pemimpin tidak mengambil bagian dalam diskusi kelompok.
- Pemimpin tidak berpartisipasi sama sekali.
- Pemimpin tidak berusaha sama sekali untuk menilai atau mengatur kejadian-kejadian.
- Pengendalian keputusan kooperatif.
- Identifikasi dua tantangan yang mungkin timbul saat seorang pemimpin menerapkan gaya kepemimpinan demokratis
- Sebutkan dua kelebihan dan dua kekurangan dari gaya kepemimpinan laissez-faire. Bagaimana pemimpin dapat memitigasi risiko kelemahan gaya ini dan memanfaatkan kelebihannya?
- Jelaskan apa yang dimaksud dengan kepemimpinan mental model?
- Bagaimana mental model seorang pemimpin dapat mempengaruhi budaya organisasi dan kinerja karyawan?
- Sarankan langkah-langkah praktis yang dapat diambil oleh seorang
pemimpin untuk mengembangkan dan memperkuat mental model yang mendukung
pertumbuhan dan keberlanjutan organisasi.