Infeksi Menular Seksual (IMS) atau Sexually Transmitted Infections (STIs) adalah kelompok penyakit yang menular melalui kontak seksual — baik melalui hubungan vaginal, anal, maupun oral.
Penyakit ini mencakup berbagai kondisi seperti herpes, klamidia, human papillomavirus (HPV), gonore, sifilis, dan HIV/AIDS.
IMS dapat disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit.
Walau sebagian besar dapat dicegah dan diobati, banyak orang tidak menyadari bahwa mereka telah terinfeksi karena sering kali tidak menunjukkan gejala.
Oleh sebab itu, pemahaman, deteksi dini, dan perilaku seksual yang sehat sangat penting untuk menjaga kesehatan reproduksi dan mencegah penyebaran infeksi ini.
📋 Jenis-Jenis Infeksi Menular Seksual
Berikut adalah beberapa jenis IMS yang umum ditemukan di masyarakat:
| Jenis IMS | Penyebab | Dampak Utama |
| Klamidia | Bakteri Chlamydia trachomatis | Dapat merusak sistem reproduksi, menyebabkan infertilitas. |
| Gonore | Bakteri Neisseria gonorrhoeae | Menyerang alat kelamin, rektum, atau tenggorokan |
| Sifilis | Bakteri Treponema pallidum | Menyebabkan luka pada alat kelamin, kerusakan organ jika tidak diobati. |
| Hepes Genital | Virus Herpes simplex tipe 1 dan 2 | Menimbulkan luka lepuh dan nyeri pada area genital. |
| Hepatitis B | Virus Hepatitis B | Menyerang hati, berisiko menyebabkan kanker hati. |
| HIV/AIDS | Virus HIV | Melemahkan sistem imun dan dapat berakibat fatal tanpa terapi. |
| HPV (Human Papillomavirus) | Virus HPV | Dapat menyebabkan kutil kelamin dan kanker serviks. |
| Trikomoniasis | Parasit Trichomonas vaginalis | Menyebabkan keputihan, gatal, dan nyeri pada alat kelamin. |
Cara Penularan IMS
Penularan IMS dapat terjadi melalui berbagai bentuk kontak seksual, bukan hanya penetrasi.
Beberapa jalur penularan yang umum:
- Hubungan seks vaginal, anal, atau oral tanpa pelindung.
- Kontak kulit-ke-kulit dengan area yang terinfeksi (misalnya pada herpes atau HPV).
- Berbagi jarum suntik atau alat medis yang tidak steril.
- Penularan dari ibu ke bayi selama kehamilan atau proses persalinan.
- Penggunaan alat bantu seks (sex toys) secara bergantian tanpa kondom baru atau pembersihan menyeluruh.
Catatan penting: IMS tidak menular melalui toilet umum, kolam renang, sprei, atau sentuhan biasa seperti berjabat tangan.
Gejala Umum IMS
Sebagian besar IMS tidak menimbulkan gejala di awal infeksi, namun dapat menyebabkan komplikasi berat jika tidak diobati.
Gejala yang perlu diwaspadai antara lain:
- Keputihan tidak normal (berbau, berwarna, atau disertai darah).
- Luka atau lepuhan pada area genital, anus, atau mulut.
- Nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil.
- Nyeri saat berhubungan seksual.
- Bengkak pada area kelamin atau testis.
- Rasa gatal atau nyeri di sekitar alat kelamin.
- Gejala mirip flu (demam, nyeri tubuh, pembengkakan kelenjar).
Jika gejala muncul, segera lakukan pemeriksaan ke tenaga kesehatan. Penundaan pengobatan dapat memperburuk kondisi dan meningkatkan risiko menular ke pasangan.
Pemeriksaan dan Diagnosis
Pemeriksaan IMS dapat dilakukan di:
- Puskesmas atau klinik kesehatan reproduksi
- Rumah sakit atau laboratorium kesehatan
- Klinik kesehatan seksual (sexual health clinics)
- Tes mandiri dari rumah untuk beberapa jenis IMS
Tenaga kesehatan dapat melakukan:
- Pemeriksaan fisik pada area genital, anus, atau mulut.
- Tes laboratorium: usapan cairan, sampel urin, atau darah.
- Skrining tambahan seperti Pap smear untuk deteksi kanker serviks akibat HPV.
Pengobatan IMS
- IMS yang disebabkan oleh bakteri dan parasit (seperti sifilis, gonore, klamidia, dan trikomoniasis) dapat disembuhkan dengan antibiotik.
- IMS akibat virus (seperti herpes, HIV, dan hepatitis B) tidak dapat disembuhkan, namun dapat dikendalikan dengan obat antivirus.
- HPV biasanya hilang sendiri, tetapi perlu penanganan jika berkembang menjadi kutil kelamin atau lesi prakanker.
- Kutu kemaluan dapat diatasi dengan obat topikal atau resep dokter.
Penting: Kedua pasangan seksual harus diperiksa dan diobati bersamaan untuk mencegah penularan ulang.
IMS dan Kehamilan
Beberapa IMS dapat ditularkan dari ibu ke bayi selama kehamilan atau persalinan, menyebabkan:
- Bayi lahir prematur atau berat badan rendah.
- Infeksi pada mata atau paru bayi.
- Risiko kematian janin.
- Penyakit serius seperti herpes neonatal atau sifilis kongenital.
Oleh karena itu, ibu hamil perlu menjalani skrining IMS secara rutin selama pemeriksaan kehamilan.
encegahan IMS
Langkah-langkah efektif untuk mencegah IMS:
- Gunakan kondom setiap kali berhubungan seks.
- Lakukan pemeriksaan IMS secara berkala.
- Batasi jumlah pasangan seksual.
- Hindari penggunaan jarum suntik bersama.
- Vaksinasi HPV dan Hepatitis B.
- Diskusikan secara terbuka dengan pasangan tentang riwayat dan risiko IMS.
- Gunakan PrEP atau PEP (profilaksis HIV) jika berisiko tinggi.
- Jika positif HIV, jalani terapi antiretroviral (ART) secara rutin.
Infeksi menular seksual adalah isu kesehatan yang sangat erat kaitannya dengan perilaku, kesadaran, dan pendidikan seksual yang benar.
Meningkatkan literasi seksual, menghapus stigma, dan memperluas akses layanan kesehatan merupakan kunci untuk memutus rantai penularan IMS.
Menjaga kesehatan reproduksi berarti menjaga masa depan. Mari wujudkan perilaku seksual yang sehat, bertanggung jawab, dan penuh kesadaran.
Soal
Mengapa menurutmu stigma terhadap penderita IMS masih sangat kuat di Indonesia?
Apa pengaruhnya terhadap perilaku orang dalam mencari pengobatan, dan bagaimana seharusnya masyarakat bersikap?
Referensi
- World Health Organization (WHO). Sexually Transmitted Infections Fact Sheet.
- Centers for Disease Control and Prevention (CDC). STD Facts.
- UNAIDS. Global HIV & STI Reports 2024.
- Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Pengendalian Infeksi Menular Seksual.





Stigma IMS di indonesia masih sangat kuat karena berbagai faktor, diantaranya kurangnya pengetahuan, nili-nilai budaya dan agama, serta adanya ketakutan dari masyarakat.
IMS berdampak signifikan pada perilaku seseorang mencari pengobatan, yang sebagian besar dipengaruhi oleh stigma sosial dimana persepsi negatif masyarakat terhadap IMS menyebabkan penderita merasa malu, bersalah dan takut dihakimi. hal ini mendorong mereka untuk menyembunyikan kondisi mereka , dan ada juga sebagian orang yang merasa malu atau takut sehingga mencoba mengobati dirinya sendiri dengan cara yang tidak tepat atau menggunakan obat-obatan tradisional .
Yang seharusnya di lakukan masyarakat yaitu menghilangkan stigma, memberikan dukungan serta memberikan edukasi kesehatan