PRINSIP DAN TEORI KESEHATAN MASYARAKAT
Pengertian Kesehatan Masyarakat
Kesehatan menurut WHO (1947) adalah suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Sehat menurut UU 23 tahun 1992 tentang kesehatan menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang mungkin hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sehat secara mental (kesehatan jiwa) adalah satu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang-orang lain. Sehat secara sosial adalah perikehidupan seseorang dalam masyarakat, yang diartikan bahwa seseorang mempunyai cukup kemampuan untuk memelihara dan memajukan kehidupannya sendiri dan kehidupan keluarga sehingga memungkinkan untuk bekerja, beristirahat dan menikmati liburan.
Menurut Winslow (1920) seorang ahli kesehatan masyarakat mendefinisikan kesehatan masyarakat (public health) adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat untuk:
- Meningkatkan sanitasi lingkungan
- Mengendalikan infeksi menular
- Pendidikan secara individual dalam hal hygiene perorangan
- Mengorganisasikan pelayanan medis dan perawatan untuk tercapainya diagnosis dini dan terapi pencegahan terhadap penyakit.
- Pengembangan sosial kearah adanya jaminan hidup yang layak dalam bidang kesehatan
Berdasarkan definisi
IKM menurut Winslow dapat disimpulkan bahwa kesehatan masyarakat mempunyai dua aspek teoritis (ilmu atau akademik) dan praktis (aplikatif). Kedua aspek ini masing-masing mempunyai peran dalam kesehatan masyarakat. Dari aspek teoritis kesehatan masyarakat perlu didasari dan didukung dengan hasil-hasil penelitian. Artinya dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat (aplikasi) harus didasarkan pada temuan-temuan (evident based) hasil kajian ilmiah (penelitian). Sebaliknya kesehatan masyarakat juga harus terapan (applied) artinya hasil-hasil studi kesehatan masyarakat harus mempunyai manfaat bagi pengembangan program. Menurut Prayitno (1994) dalam pandangan yang sempit mungkin dapat dikatakan bahwa Ilmu Kesehatan Masyarakat itu adalah ilmu yang mempelajari sehat dan sakit saja, dan dalam arti yang luas ternyata Ilmu Kesehatan Masyarakat adalah ilmu yang lebih menitikberatkan penanganan kasus-kasus pada upaya-upaya pencegahan, bukan pada upaya kuratif, sebab dalam IKM dikenal adanya 5 tahap pencegahan (The Five Level of Prevention) yang terdiri atas :
- Upaya Promotive (meningkatkan pemahaman kesehatan)
- Upaya Preventive (miningkatkat upaya pencegahan penyakit)
- Upaya Protective (meningkatkan perlindungan terhadap penyakit)
- Upaya Curative (upaya penyembuhan terhadap penyakit)
- Upaya Rehabilitative (upaya pemulihan)
Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat (Ikatan Dokter Amerika, AMA, 1948). Kesehatan masyarakat diartikan sebagai aplikasi dan kegiatan terpadu antara sanitasi dan pengobatan dalam mencegah penyakit yang melanda penduduk atau masyarakat. Kesehatan masyarakat adalah kombinasi antara teori (ilmu) dan Praktek (seni) yang bertujuan untuk mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan penduduk (masyarakat)
Prinsip Kesehatan Masyarakat
Agar usaha kesehatan masyarakat dapat terlaksana dengan baik ada beberapa prinsip pokok yang harus diperhatikan, yaitu:
- Sasaran pelayanan meliputi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
- Dasar utama dalam pelaksanaan perawatan kesehatan masyarakat adalah menggunakan metode pemecahan masalah yang dituangkan dalam pelayanan kesehatan.
- Kegiatan utama pelayanan kesehatan adalah di masyarakat bukan di rumah sakit. Tenaga kesehatan adalah tenaga yang generalis.
- Peran tenaga kesehatan terpenting adalah sebagai pendidik (health education) dan pembantu (change egent).
- Praktik kesehatan masyarakat timbul dari kebutuhan aspirasi, masalah dan sumber yang terdapat di masyarakat.
- Praktik kesehatan masyarakat di pengaruhi perubahan dalam masyarakat pada umumnya dan perkembangan masyarakat pada khususnya.
- Praktik kesehatan masyarakat adalah bagian dari sistem kesehatan masyarakat.
- Praktik kesehatan masyarakat merupakan gambaran dari seluruh program kesehatan di masyarakat.
MASALAH
KESEHATAN MASYARAKAT DALAM SEJARAH
Sejarah Kesehatan Masyarakat
- Abad Ke-16 – Pemerintahan Belanda mengadakan upaya pemberantasan cacar dan kolera yang sangat ditakuti masyarakat pada waktu itu. Sehingga berawal dari wabah kolera tersebut maka pemerintah Belanda pada waktu itu melakukan upaya-upaya kesehatan masyarakat.
- Tahun 1807 – Pemerintahan Jendral Daendels, telah dilakukan pelatihan dukun bayi dalam praktek persalinan. Upaya ini dilakukan dalam rangka upaya penurunan angka kematian bayi pada waktu itu, tetapi tidak berlangsung lama, karena langkanya tenaga pelatih.
- Tahun 1888 – Berdiri pusat laboratorium kedokteran di Bandung, yang kemudian berkembang pada tahun-tahun berikutnya di Medan, Semarang, surabaya, dan Yogyakarta. Laboratorium ini menunjang pemberantasan penyakit seperti malaria, lepra, cacar, gizi dan sanitasi.
- Tahun 1925 – Hydrich, seorang petugas kesehatan pemerintah Belanda mengembangkan daerah percontohan dengan melakukan propaganda (pendidikan) penyuluhan kesehatan di Purwokerto, Banyumas, karena tingginya angka kematian dan kesakitan.
- Tahun 1927 – STOVIA (sekolah untuk pendidikan dokter pribumi) berubah menjadi sekolah kedokteran dan akhirnya sejak berdirinya UI tahun 1947 berubah menjadi FKUI. Sekolah dokter tersebut punya andil besar dalam menghasilkan tenaga-tenaga (dokter-dokter) yang mengembangkan kesehatan masyarakat Indonesia
- Tahun 1930 – Pendaftaran dukun bayi sebagai penolong dan perawatan persalinan
- Tahun 1935 – Dilakukan program pemberantasan pes, karena terjadi epidemi, dengan penyemprotan DDT dan vaksinasi massal.
- Tahun 1951 -Diperkenalkannya konsep Bandung (Bandung Plan) oleh Dr.Y. Leimena dan dr Patah (yang kemudian dikenal dengan Patah-Leimena), yang intinya bahwa dalam pelayanan kesehatan masyarakat, aspek kuratif dan preventif tidak dapat dipisahkan. konsep ini kemudian diadopsi oleh WHO. Diyakini bahwa gagasan inilah yang kemudian dirumuskan sebagai konsep pengembangan sistem pelayanan kesehatan tingkat primer dengan membentuk unit-unit organisasi fungsional dari Dinas Kesehatan Kabupaten di tiap kecamatan yang mulai dikembangkan sejak tahun 1969/1970 dan kemudian disebut Puskesmas.
- Tahun 1952 – Pelatihan intensif dukun bayi dilaksanakan
- Tahun 1956 – Dr.Y.Sulianti mendirikan “Proyek Bekasi” sebagai proyek percontohan/model pelayanan bagi pengembangan kesehatan masyarakat dan pusat pelatihan, sebuah model keterpaduan antara pelayanan kesehatan pedesaan dan pelayanan medis.
- Tahun 1967 – Seminar membahas dan merumuskan program kesehatan masyarakat terpadu sesuai dengan masyarakat Indonesia. Kesimpulan seminar ini adalah disepakatinya sistem Puskesmas yang terdiri dari Puskesmas tipe A, tipe B, dan C.
- Tahun 1968 – Rapat Kerja Kesehatan Nasional, dicetuskan bahwa Puskesmas adalah merupakan sistem pelayanan kesehatan terpadu, yang kemudian dikembangkan oleh pemerintah (Depkes) menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Puskesmas disepakati sebagai suatu unit pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kuratif dan preventif secara terpadu, menyeluruh dan mudah dijangkau, dalam wilayah kerja kecamatan atau sebagian kecamatan di kotamadya/kabupaten.
- Tahun 1969 : Sistem Puskesmas disepakati dua saja, yaitu tipe A (dikepalai dokter) dan tipe B (dikelola paramedis). Pada tahun 1969-1974 yang dikenal dengan masa Pelita 1, dimulai program kesehatan Puskesmas di sejumlah kecamatan dari sejumlah Kabupaten di tiap Propinsi.
- Tahun 1979 Tidak dibedakan antara Puskesmas A atau B, hanya ada satu tipe Puskesmas saja, yang dikepalai seorang dokter dengan stratifikasi puskesmas ada 3 (sangat baik, rata-rata dan standard).
Selanjutnya Puskesmas dilengkapi dengan piranti manajerial yang lain, yaitu Micro Planning untuk perencanaan, dan Lokakarya Mini (LokMin) untuk pengorganisasian kegiatan dan pengembangan kerjasama tim. - Tahun 1984 Dikembangkan program paket terpadu kesehatan dan keluarga berencana di Puskesmas (KIA, KB, Gizi, Penaggulangan Diare, Immunisasi)
- Awal tahun 1990-an Puskesmas menjelma menjadi kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga memberdayakan peran serta masyarakat, selain memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
Sejarah Perkembangan Kesehatan Masyarakat
1. Periode Sebelum Ilmu Pengetahuan (Pre Scientific Period).
Sejarah kebudayaan peradaban masyarakat kuno yang berpusat di Babylonia, Mesir, Yunani dan Roma (The Pre-Cristion Period). Pada saat itu pemerintah kota telah melakukan upaya-upaya pemberantasan penyakit. Sebagai bukti ditemukandokumen-dokumen tentang peraturan-peraturan tertulis yang mengatur tentang pembuangan air limbah (drainase), pengaturan air minum, pembuangan sampah, dsb. (Hanlon, 1964). Dari hasil penemuan arkeologi pada saat itu telah dibangun WC Umum (Public Latrine) dan sumber air minum sendiri namun untuk alasan ’estetika’, bukan untuk alasan kesehatan.Pada kerajaan
Romawi Kuno, peraturan-peraturan yang dibuat bedasarakan alasan kesehatan. Dalam hal itu pegawai-pegawai kerajaan ditugaskan untuk melakukan
supervisi ke lapangan ke tempat-tempat air minum (Public Bar), warung makan, tempat-tempat prostitusi, dsb. (Notoadmodjo, 2005).a.Abad Pertama sampai Abad Ketujuh.Pada masa ini berbagai penyakit menyerang penduduk. Di berbagai tempat terjadi endemik atau wabah penyakit. Bahkan begitu banyaknya penyakit
menular dan, oleh karena itu kesehatan masyarakat makin dirasakan pentingnya (Halon, 1964). Penyakit kolera menjalar dari Inggriske Afrika, kemudian ke Asia (khususnya Asia Barat dan Asia Timur) dan akhirnya sampai ke Asia Selatan. Pada Abad ke 7 India menjadi pusat endemik kolera. Selain kolera penyakit lepra menyebar dari Mesir ke Asia Kecil dan Eropa melalui emigran. Upaya-upaya yang dilakukan adalah perbaikan lingkungan yaitu higiene dan sanitasi, pengusahaan air minum yang bersih, pembuangan sampah, ventilasi rumah telah menjadi bagian kehidupan masyarakat waktu itu (Notoadmodjo, 2005).b.Abad ke-13 sampai abad ke-17. Pada masa ini kejadian endemik Pes yang paling dasyat terjadi di China dan India, diperkirkan 13 juta orang meninggal. Catatan lain di India, Mesir dan Gaza 13.000 orang meninggal setiap harinya, atau selamah wabah tersebut jumlah kematian mencapai 60 juta orang. Pertistiwa tersebut dikenal dengan ’The Black Death’. Pada abad tersebut Kolera juga menjadi masalah di beberapa tempat. Tahun 1603 terjadi kematian 1 diantara 6 orang karena penyakit menular. Tahun1965 meningkat menjadi 1 diantara 5 orang. Tahun 1759 tercatat penyakit-penyakit lain yang mewabah diantaranya Dipteri, Tifus, dan Disentri.
2. Periode Ilmu Pengetahuan (Scientific Period).
Abad ke-18 sampai permulaan abad ke-19 kebangkitan Ilmu Pengetahuan, Penyakit-penyakit yang muncul bukan saja dilihat sebagai fenomena biologis yang sempit, tetapi merupakan suatu masalah yang komplek. Pada masa ini juga ditemukan berbagai macam vaksin dan bahan disinvektans. Vaksin Cacar oleh Luis Pasteur, Asam Carbolic untuk sterilisasai ruangan operasi ditemukan oleh Joseph Lister, Ether untuk Anestesi oleh Williem Marton, dsb.Tahun 1832 di Inggris terjadi epidemic Kolera. Parlemen Inggris menugaskan Edmin Chadwich, seorang pakar sosial untuk memimpin penyelidikan penyakit tersebut.
Atas laporanya tersebut Parlemen Inggris mengeluarkan UU tentang upaya-upaya peningkatan kesehatan penduduk, termasuksanitasi lingkungan dan tempat kerja, pabrik, dsb.JohnSimon diangkat oleh pemerintah Inggris untuk menangani masalah kesehatan. Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 mulai dikembangkan pendidikan tenaga kesehatan. Tahun 1883 Sekolah Tinggi Kedolteran didirikan oleh John Hopkins di Baltimore AS, dengan salah satu departemennya adalah Departemen Kesehatan Masyarakat. Tahun 1908 sekolah kedokteran mulai menyebar di Eropa, Kanada, dsb. Dari segi pelayanan masyarakat, pada tahun 1855 untuk pertamakalinya pemerintah AS membentuk Departemen Kesehatan yang merupakan peningkatan dari Departemen Kesehatahn Kota yang sudah terbentuk sebelumnya.Tahun 1972 dibentuk Asosiasi Kesehatan Masyarakat Amerika (American Public Health Association) (Notoamodjo,2005).
KONSEP SEHAT DAN SAKIT
Definisi kesehatan menurut Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 adalah “keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial untuk memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi” (Undang-undang tentang kesehatan tahun 2009). Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, sehat juga merupakan keadaan dari kondisi fisik yang baik, mental yang baik, dan juga kesejahteraan sosial, tidak hanya merupakan ketiadaan dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1948).
Pengertian sakit adalah berasa tidak nyaman di tubuh atau bagian tubuh karena menderita sesuatu (demam, sakit perut, dan lain-lain). Sakit juga merupakan gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas, termasuk keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya (Parson, 1972). Sakit juga dapat disebabkan oleh beberapa hal, baik itu yang berasal dari gaya hidup yang kurang sehat, lingkungan yang tidak bersih, ataupun karena menurunnya metabolisme tubuh.
Sehat fisik dimana tidak ada rasa sakit dan kondisi tubuh dan organ dalam kondisi yang normal dapat berfungsi dengan baik. Pendapat lain mengatakan bahwa sehat fisik adalah suatu keadaan bentuk fisik dan faalnya tidak mengalami gangguan sehingga memungkinkan berkembang-nya mental dan sosial untuk dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari dengan optimal.
Sehat mental adalah suatu kondisi memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, emosional yang optimal dari seseorang. Pengertian lain bahwa sehat mental adalah keadaan dimana jiwa dan pikiran kita dapat berpikir secara logis dan dimengerti orang lain.
Sehat spiritual adalah saat keadaan seseorang dapat memperlihatkan kehidupannya yang mengakui adanya Tuhan dan beribadah sesuai dengan norma yang ada dalam masyarakat, cerminan sehat spiritual ini adalah adanya rasa syukur, memaafkan, pengendalian diri, menyayangi, dan ajaran baik pada agamanya.
Sehat sosial adalah disaat sesorang dapat hidup berdampingan dengan orang lain, mematuhi norma yang ada dimasyarakat, dan diterima hidup bersama masyarakat. Pengertian lainnya adalah dimana perikehidupan dalam masyarakat setiap warga negara mempunyai cukup kemampuan untuk memelihara memajukan kehidupan sendiri dan keluarganya dalam masyarakat yang memungkinkannya bekerja, beristirahat, serta menikmati hiburan pada waktunya.
Ciri-ciri sehat dan sakit
Secara umum kita dapat menilai apakah orang tersebut sehat atau sakit dengan memperhatikan ciri-cirinya.
Ciri-ciri sehat, yaitu:
- Tubuh bugar dan tidak lemas
- Wajah berseri, tidak nyeri
- Berkomunikasi dua arah
- Berpikir logis dan dimengerti
- Produktif
- Melakukan kegiatan sehari-hari dengan mandiri
Ciri-ciri sakit, yaitu:
- Merasa nyeri, pusing, lemas
- Tidak bersemangat menjalankan aktivitas
- Merasa tidak tenang dan kecemasan yang berlebihan
Konsep sakit menurut Perkins menyatakan bahwa sakit merupakan keadaan dimana individu merasa tidak menyenangkan yang dapat menganggu aktivitas sehari- harinya, baik aktivitas jasmani, rohani, dan sosial.
Rentang sehat dan sakit menurut Neuman (1990) bahwa sehat merupakan keadaan individu yang sejahtera pada waktu tertentu dari energi maksimal sampai kondisi kematian yang menandakan energi sudah tidak ada. Rentang sehat diawali dari status kesehatan yang sehat baik fisik, emosi, sosial, dan spiritual. Rentang sakit merupakan gangguan dalam fungsi pada tubuh normal secara keseluruhan atau sebagian. Rentang sehat dan sakit setiap individu akan berbeda-beda dan dinamis. Seseorang dapat menganggap dirinya sehat padahal bagi orang lain kondisi orang tersebut pada rentan setengah sakit. Kondisi saat ini merasa dalam keadaan sehat, pada kondisi yang sama 10 tahun berikutnya, bisa saja individu ini merasa dalam keadaan sakit, sehingga rentan sehat dan sakit merupakan hal yang dinamis. Perubahan perilaku yang terjadi selama individu sakit adalah sensitif, egosentris, manarik diri sendiri, emosional tinggi, berkurangnya minat, cemas berlebihan, dan aktivitasnya terganggu. Bukan saja individu yang sakit akan berubah perilakunya, orang
disekitar orang sakitpun akan terpengaruh dengan keadaan orang sakit tersebut.
FUNGSI UTAMA ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
- Mengkaji dan memantau masalah kesehatan di masyarakat
atau kelompok berisiko dalam upaya mengidentifikasi
masalah dan menetapkan prioritas masalah - Memformulasikan kebijakan kesehatan: bekerja sama dengan masyarakat dan pemerintah dalam menyusun dan mengawal kebijakan publik guna menyelesaikan masalah kesehatan
- Menjamin agar masyarakat memiliki akses yang tepat terhadap pelayanan yang cost
effective termasuk menjamin agar masyarakat memperoleh haknya atas informasi yang benar tentang berbagai masalah kesehatan dan atas berbagai jenis pelayanan kesehatan promotif dan preventif.
10 LAYANAN ESENSIAL KESEHATAN MASYARAKAT
- Memantau status kesehatan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat.
- Mendiagnosis dan menyelidiki masalah kesehatan dan bahaya kesehatan dalam masyarakat.
- Menginformasikan, mendidik, dan memberdayakan masyarakat berkaitan dengan masalah kesehatan.
- Menggerakkan kemitraan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah kesehatan.
- Mengembangkan kebijakan dan rencana yang mendukung upaya kesehatan individual dan upaya kesehatan masyarakat.
- Menegakkan hukum dan peraturan yang melindungi kesehatan dan menjamin keselamatan.
- Menghubungkan penduduk dengan layanan kesehatan yang dibutuhkan dan menjamin pemberian layanan kesehatan yang dalam kondisi tertentu sulit tersedia.
- Menjamin tenaga kerja layanan kesehatan perorangan dan layanan kesehatan masyarakat yang kompeten.
- Mengevaluasi keefektifan, keterjangkauan, dan mutu layanan kesehatan berbasis penduduk dan individu.
- Melakukan penelitian untuk mencari pengetahuan, wawasan baru dan solusi yang inovatif atas berbagai masalah kesehatan.
LATIHAN SOAL
- Jelaskan perkembangan awal ilmu kesehatan masyarakat dan faktor-faktor yang mendorong munculnya disiplin ilmu kesmas
- Bagaimana peran ilmu kesehatan masyarakat dalam pengendalian penyakit menular seperti epidemi flu atau wabah penyakit lainnya?
- Apa tantangan utama yang dihadapi ilmu kesehatan masyarakat dalam mengatasi isu-isu kesehatan global saat ini?
- Apa peluang dan inovasi potensial yang dapat membawa perubahan positif dalam ilmu kesehatan masyarakat di masa depan?
- Sejauh mana tanggung jawab individu terhadap kesehatan mereka sendiri, dan bagaimana hal ini berhubungan dengan prinsip kesehatan masyarakat?
- Bagaimana pendekatan kesehatan masyarakat dapat memotivasi individu untuk mengambil peran aktif dalam pemeliharaan kesehatan mereka?
-
Amati salah satu keluargamu yang sedang sakit, analisis perilakunya serta perubahan yang terjadi pada yang sakit, keluarga, dan lingkungannya!
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo Soekidjo. Kesehatan Masyarakat. Penerbit Rineka Cipta, 2011
Juwita, Citra Puspa. 2020. Modul Konsep Sehat Sakit. UKI. Jakarta
Nama : Ahmad Fauzi
Npm : 14240100001
Prodi : Administrasi Rumah Sakit
Semester : 2
1.) lmu kesehatan masyarakat (kesmas) mulai berkembang pada abad ke-19, seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesehatan masyarakat dalam konteks industrialisasi dan urbanisasi. Adapun beberapa contoh faktor” nya :
– Revolusi Industri: Urbanisasi yang cepat menyebabkan kondisi sanitasi yang buruk, meningkatkan penyebaran penyakit.
– Epidemi Penyakit: Wabah seperti kolera dan tifus mendorong penelitian tentang penyebab dan pencegahan penyakit.
– Kemajuan Ilmu Pengetahuan: Penemuan mikroorganisme oleh ilmuwan seperti Louis Pasteur dan Robert Koch membuka jalan bagi pemahaman tentang penyakit menular.
-Gerakan Sosial: Munculnya gerakan sosial yang menuntut perbaikan kondisi kesehatan dan lingkungan.
2.) Ilmu kesehatan masyarakat berperan penting dalam pengendalian penyakit menular melalui:
Epidemiologi: Menganalisis pola penyebaran penyakit untuk mengidentifikasi sumber dan cara penularan.
Pendidikan Kesehatan: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pencegahan penyakit.
Intervensi Kesehatan: Mengembangkan program vaksinasi kesehatan untuk mengurangi penyebaran penyakit.
Kebijakan Kesehatan: Merumuskan kebijakan yang mendukung pencegahan dan pengendalian penyakit.
3.) Beberapa tantangan utama yang dihadapi ilmu kesehatan masyarakat dalam mengatasi isu-isu kesehatan global saat ini meliputi:
Perubahan Iklim: Dampak perubahan iklim terhadap kesehatan, seperti peningkatan penyakit yang ditularkan oleh vektor.
Resistensi Antimikroba: Meningkatnya resistensi terhadap antibiotik dan obat-obatan.
Ketidaksetaraan Kesehatan: Perbedaan akses terhadap layanan kesehatan di berbagai komunitas.
Krisis Kesehatan Global: Pandemi yang muncul secara tiba-tiba, seperti COVID-19, yang memerlukan respons cepat dan efektif.
4.) Peluang dan Inovasi Potensial
Inovasi yang dapat membawa perubahan positif dalam ilmu kesehatan masyarakat di masa depan meliputi :
Teknologi Digital : Penggunaan aplikasi kesehatan dan telemedicine untuk meningkatkan akses layanan kesehatan.
Big Data dan AI: Analisis data besar untuk memprediksi dan mengendalikan wabah penyakit.
Pendekatan Holistik: Integrasi kesehatan fisik, mental, dan sosial dalam program kesehatan masyarakat.
Keterlibatan Komunitas: Mendorong partisipasi masyarakat dalam program kesehatan untuk meningkatkan efektivitas intervensi.
5.)Tanggung jawab individu terhadap kesehatan mereka sendiri sangat penting dan berhubungan erat dengan prinsip kesehatan masyarakat.
Adapun yang individu di harapkan :
Merubah pola Gaya Hidup Sehat: Memilih pola makan yang baik, berolahraga, dan menghindari perilaku berisiko.
Mendukung Program Kesehatan: Berpartisipasi dalam program vaksinasi dan pemeriksaan kesehatan.
Menyebarkan Informasi: Menjadi agen perubahan dengan membagikan pengetahuan tentang kesehatan kepada orang lain.
6.) Pendekatan kesehatan masyarakat dapat memotivasi individu untuk mengambil peran aktif dalam pemeliharaan kesehatan mereka melalui:
Edukasi dan Kesadaran: Memberikan informasi yang jelas dan mudah dipahami tentang pentingnya kesehatan.
Dukungan Sosial: Membangun komunitas yang saling mendukung dalam upaya menjaga kesehatan.
Akses ke Sumber Daya: Menyediakan akses yang lebih baik ke layanan kesehatan dan fasilitas olahraga.
7.) Ketika mengamati salah satu anggota keluarga yang sedang sakit, beberapa perubahan yang mungkin terjadi seperti :
Perilaku Sakit: Anggota keluarga yang sakit mungkin menjadi lebih pasif, mengurangi aktivitas sehari-hari, dan membutuhkan dukungan emosional.
Dinamika Keluarga: Keluarga mungkin menjadi lebih perhatian dan saling mendukung, tetapi juga bisa mengalami stres dan ketegangan akibat perawatan.
Lingkungan: Lingkungan sekitar mungkin berubah, seperti peningkatan kebersihan dan perhatian terhadap penyebaran penyakit, serta penyesuaian dalam rutinitas harian untuk mendukung pemulihan.
Nama: Annisa Chailifa Salsabila
Npm: 14240800003
Smt: 2
Prodi: S1 Administrasi Rumah Sakit-Ekstensi
1. Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) berkembang sebagai respons terhadap berbagai wabah penyakit yang melanda masyarakat, seperti kolera dan cacar pada abad ke-16. Pemerintah Belanda saat itu melakukan upaya pemberantasan penyakit tersebut, yang menjadi cikal bakal pengembangan sistem pelayanan kesehatan tingkat primer, seperti Puskesmas. Faktor-faktor pendorong munculnya IKM meliputi kebutuhan untuk mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan melalui pengorganisasian masyarakat, peningkatan sanitasi lingkungan, pengendalian infeksi menular, dan pendidikan hygiene perorangan.
2. IKM berperan penting dalam pengendalian penyakit menular melalui pendekatan promotif, preventif, dan edukatif. Contohnya, dalam menghadapi penyakit seperti demam berdarah dan diare yang meningkat saat curah hujan tinggi, IKM mendorong penyuluhan berkala tentang bahaya penyakit, menjaga kebersihan lingkungan, melakukan fogging untuk membasmi nyamuk, dan gotong royong untuk mencegah banjir.
3. Tantangan utama IKM saat ini meliputi meningkatnya penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit kardiovaskular, kanker, dan diabetes, yang disebabkan oleh pola hidup tidak sehat, seperti konsumsi makanan cepat saji, kurang olahraga, merokok, dan konsumsi alkohol. Selain itu, perubahan iklim yang menyebabkan polusi udara juga berkontribusi terhadap peningkatan penyakit pernapasan kronis.
4. Peluang dan inovasi dalam IKM meliputi pemanfaatan teknologi digital untuk edukasi kesehatan, pengembangan kebijakan kesehatan berbasis bukti, dan peningkatan akses layanan kesehatan melalui telemedicine. Selain itu, kolaborasi antara sektor kesehatan dengan sektor lain, seperti pendidikan dan lingkungan, dapat memperkuat upaya promotif dan preventif dalam masyarakat.
5. Individu memiliki tanggung jawab besar terhadap kesehatannya sendiri melalui penerapan gaya hidup sehat, seperti pola makan seimbang, olahraga teratur, dan menghindari perilaku berisiko. Hal ini sejalan dengan prinsip IKM yang menekankan pada upaya promotif dan preventif, serta pemberdayaan masyarakat untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan secara mandiri.
6. Pendekatan IKM memotivasi individu melalui edukasi kesehatan, penyuluhan, dan kampanye kesehatan yang meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan. Dengan informasi yang tepat dan dukungan dari komunitas, individu terdorong untuk mengadopsi perilaku sehat dan berpartisipasi dalam kegiatan kesehatan masyarakat.
7. Ketika salah satu anggota keluargaku sakit—misalnya sedang flu—biasanya dia terlihat lebih diam, lemas, dan tidak seaktif biasanya. Aktivitasnya jadi terbatas, sering istirahat di kamar, dan nafsu makannya juga menurun. Dari sisi keluarga, kami jadi lebih perhatian, sering menanyakan keadaannya, menyiapkan makanan yang bergizi, dan mengingatkan untuk minum obat. Bahkan suasana rumah juga sedikit berubah—jadi lebih tenang supaya dia bisa istirahat. Kami juga lebih menjaga kebersihan, seperti sering mencuci tangan dan membersihkan area sekitar. Perubahan ini menunjukkan bahwa ketika satu orang sakit, bukan hanya tubuhnya yang terdampak, tapi juga pola interaksi dan lingkungan sekitarnya ikut menyesuaikan agar proses penyembuhan bisa maksimal.
Nama: Rita Fatmawati
NPM: 14240800005
Smt: 2
Prodi: S1 Administrasi Rumah sakit
1. Perkembangan Awal Ilmu Kesehatan Masyarakat
1. Periode Pra-Ilmu Pengetahuan
Pada masa ini, praktik kesehatan masyarakat lebih bersifat tradisional dan berbasis pada kebudayaan setempat. Beberapa upaya yang dilakukan termasuk:
Sanitasi: Pengaturan sistem pembuangan limbah dan air bersih sudah mulai diterapkan di peradaban kuno seperti Mesir dan Roma.
Pemberantasan Penyakit: Pemerintah kota melakukan pengawasan terhadap tempat-tempat umum untuk mencegah penyebaran penyakit.
2. Munculnya Kesadaran Kesehatan
Dengan munculnya wabah penyakit seperti kolera dan pes, masyarakat mulai menyadari pentingnya kesehatan. Ini mendorong:
Regulasi Sanitasi: Pembuatan undang-undang mengenai sanitasi dan higiene.
Edukasi Kesehatan: Penyuluhan mengenai praktik hidup sehat mulai diperkenalkan.
3. Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Abad ke-18 hingga awal abad ke-19 ditandai oleh kebangkitan ilmu pengetahuan, yang membawa inovasi dalam kesehatan masyarakat, seperti:
Penemuan Vaksin: Misalnya, vaksin cacar oleh Edward Jenner.
Penyelidikan Epidemiologi: Penyelidikan sistematis terhadap wabah oleh tokoh seperti Edwin Chadwick.
4. Pembentukan Institusi Kesehatan
Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan kesehatan, institusi kesehatan mulai dibentuk:
Sekolah Kedokteran: Didirikan untuk mendidik tenaga kesehatan dan memperluas pengetahuan tentang kesehatan masyarakat.
Departemen Kesehatan: Pembentukan lembaga pemerintah yang fokus pada kesehatan masyarakat.
Faktor-Faktor yang Mendorong Munculnya Disiplin Ilmu Kesehatan Masyarakat
Wabah Penyakit: Epidemi yang meluas, seperti kolera dan pes, memicu kebutuhan mendesak untuk penanganan kesehatan masyarakat yang lebih baik.
Perubahan Sosial dan Ekonomi: Urbanisasi dan industrialisasi membawa tantangan baru dalam kesehatan, mendorong perhatian terhadap kondisi kesehatan di lingkungan perkotaan.
Kemajuan Ilmu Pengetahuan: Penemuan-penemuan dalam biologi dan kedokteran memberikan dasar ilmiah bagi praktik kesehatan masyarakat.
Kesadaran Masyarakat: Masyarakat mulai menyadari pentingnya kesehatan dan sanitasi, mendorong partisipasi dalam program-program kesehatan.
Peraturan Pemerintah: Pemerintah mulai menerapkan undang-undang yang berkaitan dengan kesehatan, yang mengarah pada pengembangan kebijakan kesehatan yang lebih sistematis.
Advokasi dari Tokoh Kesehatan: Tokoh-tokoh penting dalam kesehatan masyarakat, seperti John Snow dan Florence Nightingale, mengadvokasi pentingnya kesehatan masyarakat dan dokumentasi data yang mendukung.
2. Ilmu kesehatan masyarakat memiliki peran krusial dalam pengendalian penyakit menular, termasuk epidemi flu dan wabah lainnya. Berikut adalah beberapa peran utama:
1. Surveillance dan Pemantauan Kesehatan
Pengumpulan Data: Memantau tren penyakit menular melalui pengumpulan dan analisis data epidemiologi.
Deteksi Dini: Mengenali lonjakan kasus yang dapat menunjukkan awal epidemi, sehingga tindakan cepat dapat diambil.
2. Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat
Kampanye Edukasi: Mengadakan kampanye untuk meningkatkan kesadaran tentang cara penularan penyakit, langkah pencegahan, dan pentingnya vaksinasi.
Informasi Kesehatan: Menyediakan informasi yang jelas dan akurat kepada masyarakat tentang gejala dan tindakan yang harus dilakukan.
3. Pengembangan Kebijakan Kesehatan
Kebijakan Preventif: Membantu merumuskan kebijakan kesehatan yang mendukung pencegahan penyakit, seperti regulasi vaksinasi dan sanitasi.
Tindakan Kesehatan Publik: Mengembangkan rencana tanggap darurat untuk wabah, termasuk penanganan isolasi dan karantina.
4. Koordinasi Respons Kesehatan
Kerjasama Antar Lembaga: Bekerja sama dengan pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan komunitas untuk merespons wabah secara terintegrasi.
Tim Respon Cepat: Membentuk tim khusus yang dapat bergerak cepat dalam menangani kasus darurat kesehatan masyarakat.
5. Riset dan Inovasi
Penelitian Epidemiologi: Melakukan penelitian untuk memahami pola penularan, faktor risiko, dan efektivitas intervensi.
Inovasi Vaksin dan Pengobatan: Mendukung pengembangan dan distribusi vaksin serta terapi yang efektif untuk penyakit menular.
6. Evaluasi dan Monitoring Program
Evaluasi Intervensi: Mengukur efektivitas program pencegahan dan pengendalian, serta melakukan penyesuaian berdasarkan hasil evaluasi.
Umpan Balik dan Perbaikan: Menggunakan data untuk meningkatkan strategi pencegahan dan respons di masa depan.
Contoh Kasus
Dalam epidemi flu, ilmu kesehatan masyarakat dapat:
Mengidentifikasi dan melaporkan kasus awal.
Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya vaksinasi flu tahunan.
Mengimplementasikan langkah-langkah seperti penutupan sekolah atau larangan berkumpul saat wabah meningkat.
Dengan demikian, ilmu kesehatan masyarakat berperan sebagai garda terdepan dalam upaya pengendalian penyakit menular, memastikan bahwa langkah-langkah pencegahan dan respons diambil secara efektif dan efisien.
3.Tantangan Utama Ilmu Kesehatan Masyarakat
Pandemi Global: Respons terhadap wabah seperti COVID-19 menunjukkan kerentanan sistem kesehatan global dan perlunya kolaborasi internasional.
Ketidaksetaraan Akses Kesehatan: Banyak komunitas, terutama di negara berkembang, mengalami kesulitan dalam mengakses layanan kesehatan berkualitas.
Perubahan Iklim: Dampak perubahan iklim, seperti peningkatan penyakit yang ditularkan melalui vektor, menjadi tantangan yang semakin mendesak.
Resistensi Antimikroba: Peningkatan resistensi terhadap antibiotik mengancam efektivitas pengobatan penyakit menular.
Perilaku Kesehatan Masyarakat: Rendahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan dan gaya hidup sehat menghambat upaya kesehatan.
4. Peluang dan Inovasi Potensial
Teknologi Digital: Penggunaan aplikasi kesehatan dan telemedicine dapat meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan.
Inovasi Vaksin: Pengembangan vaksin yang lebih cepat dan efektif dapat membantu dalam pengendalian wabah penyakit.
Pendekatan Holistik: Integrasi kesehatan mental dan fisik dalam program kesehatan masyarakat dapat meningkatkan kesejahteraan.
Keterlibatan Komunitas: Mendorong partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan intervensi kesehatan dapat meningkatkan keberhasilan program.
5. Tanggung Jawab Individu terhadap Kesehatan
Individu memiliki tanggung jawab untuk menjaga kesehatan diri sendiri melalui:
Gaya Hidup Sehat: Mengadopsi pola makan bergizi dan aktivitas fisik yang cukup.
Edukasi Diri: Mencari informasi akurat tentang kesehatan dan penyakit.
Partisipasi dalam Program Kesehatan: Mengikuti vaksinasi dan pemeriksaan kesehatan secara berkala.
Tanggung jawab ini sejalan dengan prinsip kesehatan masyarakat yang menekankan pentingnya upaya kolektif dalam meningkatkan kesehatan populasi.
6. Pendekatan Kesehatan Masyarakat untuk Memotivasi Individu
Edukasi dan Kesadaran: Mengedukasi masyarakat tentang manfaat menjaga kesehatan dan risiko perilaku tidak sehat.
Kampanye Kesehatan: Menggunakan media sosial dan kampanye publik untuk meningkatkan kesadaran dan motivasi.
Dukungan Sosial: Menciptakan lingkungan yang mendukung, seperti kelompok dukungan untuk perubahan gaya hidup.
Akses yang Mudah: Menyediakan akses yang terjangkau terhadap layanan kesehatan dan aktivitas fisik.
7. Analisis Perilaku Anggota Keluarga yang Sakit
Perilaku Anggota Keluarga yang Sakit
Gejala dan Respons: Anggota keluarga menunjukkan gejala seperti demam dan lemas, menjadi lebih pendiam dan menarik diri dari interaksi sosial.
Perubahan pada Keluarga
Emosional: Keluarga menjadi lebih perhatian dan cemas, berusaha mencari informasi tentang kondisi kesehatan anggota yang sakit.
Tindakan: Keluarga melakukan tindakan pencegahan, seperti meningkatkan kebersihan rumah dan membatasi interaksi dengan orang lain.
Lingkungan
Dukungan Lingkungan: Tetangga mungkin menawarkan bantuan, seperti membawa makanan atau memberikan dukungan emosional.
Perubahan Aktivitas: Aktivitas sehari-hari keluarga terganggu, dengan fokus lebih pada pemulihan anggota keluarga yang sakit.
1. Ilmu kesehatan masyarakat (kesmas) berkembang dari upaya mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Awalnya, kesmas fokus pada sanitasi, higiene, dan pencegahan penyakit menular.
Faktor-faktor yang mendorong kesmas:
– Industrialisasi dan urbanisasi
– Penemuan mikrob dan kemajuan ilmu pengetahuan
– Peningkatan kesadaran masyarakat tentang kesehatan
– Peran organisasi internasional seperti WHO
Kesmas berkembang menjadi disiplin ilmu yang fokus pada pencegahan, promosi kesehatan, dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
2. Ilmu kesehatan masyarakat berperan penting dalam pengendalian penyakit menular dengan:
– Surveilans: memantau dan mendeteksi kasus penyakit
– Pencegahan: vaksinasi, edukasi, dan promosi kesehatan
– Pengendalian: isolasi, karantina, dan pengobatan
– Penelitian: mencari solusi efektif untuk mencegah dan mengobati penyakit
Tujuannya adalah memutus rantai penularan penyakit dan melindungi masyarakat.
3. Tantangan utama ilmu kesehatan masyarakat saat ini:
– Pandemi dan wabah penyakit
– Perubahan iklim
– Kesenjangan kesehatan
– Akses kesehatan yang tidak merata
– Resistensi antibiotik
Ilmu kesehatan masyarakat harus terus beradaptasi dan berinovasi untuk mengatasi tantangan-tantangan ini.
4. Peluang dan inovasi potensial dalam ilmu kesehatan masyarakat:
– Teknologi digital (AI, telemedis, big data)
– Genomik dan pengobatan presisi
– Vaksinasi dan imunisasi canggih
– Pendekatan holistik dan integratif
– Kolaborasi lintas sektor dan komunitas
Inovasi-inovasi ini dapat meningkatkan pencegahan, diagnosis, dan pengobatan penyakit, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
5. Tanggung jawab individu terhadap kesehatan mereka sendiri meliputi:
– Gaya hidup sehat (makan sehat, olahraga, tidak merokok)
– Pemeriksaan kesehatan rutin
– Mengikuti rekomendasi kesehatan
Prinsip kesehatan masyarakat menekankan pentingnya:
– Pencegahan
– Edukasi
– Akses kesehatan yang merata
Individu memiliki tanggung jawab, tapi kesehatan masyarakat juga bergantung pada faktor lingkungan, sosial, dan kebijakan publik. Keduanya saling terkait!
6. Pendekatan kesehatan masyarakat dapat memotivasi individu dengan:
– Edukasi dan informasi yang jelas
– Promosi gaya hidup sehat
– Dukungan komunitas dan sosial
– Akses kesehatan yang mudah dan terjangkau
– Kampanye kesadaran kesehatan
Dengan demikian, individu dapat memahami pentingnya kesehatan dan termotivasi untuk mengambil peran aktif dalam pemeliharaan kesehatan mereka sendiri.
7.Keluarga merupakan kelompok utama yang mengupayakan pencegahan, dan mempertahankan kesehatan, serta merupakan pemeran utama dalam member asuhan kepada anggotanya yang sedang mengalami sakit.Perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan dianggap telah mengurangi wibawa dan kewenangan keluarga dalam membuat keputusan yang terkait dengan kepentingan anggota keluarga yang sedang sakit.Pelibatan tim keperawatan secara dini dapat membantu klien kanker payudara dan keluarganya untuk meningkatkan fungsi keluarga dalam mempertahankan tingkat kesehatan keluarga dan dalam mempertahankan hubungan klien – dokter yang seimbang dan dua arah.
Nama: Wahidi Ihsan
NPM: 14240800001
Semester: 2 (Dua)
Prodi: S1_Administrasi Rumah Sakit
Jawaban:
1. Ilmu Kesehatan Masyarakat tidak muncul secara tiba-tiba, tetapi merupakan hasil dari perkembangan panjang sejak zaman kuno hingga era modern, periodesasi nya dari zaman sebelum ilmu pengetahuan itu sendiri mulai dari zaman babilonia, mesir, yunani, romawi. contohnya seperti, penyediaan air bersih, sanitasi, pengelolaan limbah. dan dilanjut ke abad pertama-ketujuh muncul nya berbagai penyakit menular mendorong masyarakat melakukan perbaikan lingkungan seperti higiene, sanitasi, dan ventilasi. pada abad ke 18-19 Ilmu pengetahuan berkembang pesat, penyakit mulai dipahami sebagai masalah kompleks, bukan sekadar biologis. pada akhir abad 19-20 pembentukan departemen kesehatan dan organisasi seperti American Public Health Association (APHA) menunjukkan pengakuan resmi terhadap pentingnya kesehatan masyarakat. dan perkembangan diindonesia dimulai sejak masa kolonial Belanda dengan pemberantasan cacar dan kolera (abad ke-16). pendirian laboratorium kesehatan dan pelatihan dukun bayi (abad ke-19–20). tahun 1951: muncul K
konsep bandung (Patah-Leimena) yang menekankan integrasi kuratif dan preventif, cikal bakal Puskesmas. 1968–1980-an: puskesmas dikembangkan menjadi pusat pelayanan kesehatan masyarakat yang terintegrasi dengan program-program promotif dan preventif. tahun 1990-an: Puskesmas diberdayakan sebagai pusat pengembangan kesehatan berbasis masyarakat.
faktor yang mendorong muncul nya ilmu kesehatan masyarakat antara lain :
wabah penyakit menular, kebutuhan organisasi sosial, perkembangan ilmu dan teknologi, kesadaran akan peran lingkungan, kebutuhan tenaga kesehatan yang kompeten, perubahan konsep sehat dan sakit, peran pemerintah dan organisasi internasional
2. ilmu kesehatan masyarakat memainkan peran yang sangat penting dan menyeluruh dalam pengendalian penyakit menular, termasuk dalam menghadapi epidemi flu atau wabah penyakit lainnya.peran IKM dapat dijelaskan dalam beberapa poin utama berikut ini:
Pencegahan sebagai Fokus Utama (The Five Levels of Prevention)
Promotif: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya vaksinasi, kebersihan tangan, etika batuk, dan gaya hidup sehat.
Preventif: Melaksanakan program imunisasi, surveilans epidemiologi, dan edukasi publik tentang risiko penularan.
Protektif: Menyediakan alat pelindung diri (APD), menetapkan zona karantina, dan menjaga sanitasi lingkungan.
Kuratif: Menyediakan akses cepat pada layanan medis untuk diagnosis dan pengobatan dini.
Rehabilitatif: Mendampingi pasien pasca-penyakit untuk kembali ke kondisi sehat secara optimal dan mencegah kecacatan jangka panjang.
Pendekatan Komunitas & Edukasi Masyarakat
Memberdayakan masyarakat untuk mengenali tanda-tanda penyakit dan melakukan langkah pencegahan.
Mendidik masyarakat tentang cara penyebaran penyakit dan pentingnya partisipasi aktif dalam program kesehatan (vaksinasi, isolasi mandiri, dll).
3. adapun tantangan ilmu kesehatan masyarakat dalam mengatasi isu-isu kesehatan global saat ini antara lain adalah:
– kompleksitas masalah kesehatan global
– ketimpangan akses terhadap pelayanan kesehatan
– kurangnya kolaborasi dan pengorganisasian masyarakat
– perubahan gaya hidup dan lingkungan global
– kesenjangan antara ilmu dan praktik
– keterbatasan sumber daya dan tenaga kesehatan
– ancaman kesehatan lingkungan dan perubahan iklim
4. peluang dan inovasi potensial
– pemanfaatan teknologi digital dan kecerdasan buatan (AI)
– Inovasi dalam Edukasi dan Pemberdayaan Masyarakat
– Integrasi Layanan Kesehatan Holistik
– Reformasi Kebijakan dan Pendekatan Multisektor
– Adaptasi terhadap Krisis Global
– Pendekatan Berbasis Genetik dan Personalisasi Kesehatan
– Penguatan Puskesmas sebagai Ujung Tombak
dari semua ini dapat ditingkatkan dan dimaksimal kan dengan baik dari pencegahan, diagnosis, dan pengobatan penyakit, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang
5. tanggung jawab individu terhadap kesehatan mereka sendiri sangatlah besar dan merupakan dasar dalam upaya mencapai kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Individu memiliki tanggung jawab untuk menjaga pola hidup sehat, melakukan pencegahan penyakit, serta mencari pengobatan dan pemulihan jika sakit. Hal ini tercermin dalam lima tahap pencegahan dalam Ilmu Kesehatan Masyarakat, khususnya pada tahap promotif, preventif, dan protektif yang semuanya sangat bergantung pada kesadaran dan tindakan individu.
6. Pendekatan kesehatan masyarakat dapat memotivasi individu untuk mengambil peran aktif dalam pemeliharaan kesehatan mereka melalui Kesehatan masyarakat menempatkan pendidikan kesehatan sebagai upaya promotif utama. Edukasi ini membantu individu memahami pentingnya perilaku hidup sehat, risiko penyakit, dan bagaimana mencegahnya. Ketika individu memahami konsekuensi dari kebiasaan tidak sehat, mereka cenderung lebih termotivasi untuk berubah dan bertanggung jawab terhadap kesehatannya.
7. analisis perubahan perilaku anggota keluarga yang sakit
gejala : anggota keluarga biasa nya menunjukkan gejala seperti bapil dan demam, tidak terlalu banyak interaksi baik dirumah maupun aktifitas sosial diluar rumah.
respon : keluarga menjadi lebih perhatian, membuatkan makanan atau minuman yang bisa membuat kondisi lebih baik setelah itu membeli obat warung yang sifat nya meredakan
lingkungan: tetangga memberi saran, seperti menyarankan minum obat-obat herbal berupa tanaman obat maupun lansung menyarankan ke dokter
Nama : silva khiya putri
npm : ( 14240800002)
semester 2
prodi : Administrasi Rumah Sakit
Jawaban
1. Perkembangan awal ilmu kesehatan masyarakat dimulai dari upaya-upaya pemberantasan penyakit menular seperti cacar dan kolera pada abad ke-16. Faktor-faktor yang mendorong munculnya disiplin ilmu kesmas antara lain:
– Upaya pemerintah Belanda untuk memberantas penyakit menular
– Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
– Perubahan sosial dan ekonomi yang mempengaruhi kesehatan masyarakat
Perkembangan awal ilmu kesehatan masyarakat terpengaruh oleh kebutuhan untuk mengatasi wabah penyakit. Faktor-faktor seperti pertumbuhan populasi, urbanisasi, dan kemajuan ilmu pengetahuan mendorong disiplin ini berkembang.
Perkembangan awal ilmu kesehatan masyarakat dimulai dari upaya-upaya untuk mengatasi wabah penyakit dan memperbaiki kondisi kesehatan masyarakat. Beberapa tahap penting dalam perkembangan ini meliputi:
Periode Pra-Ilmu Pengetahuan (Pre-Scientific Period):
Pada zaman kuno, masyarakat di Mesir, Yunani, dan Roma mulai mengenali pentingnya sanitasi dan higiene. Mereka mengatur pembuangan limbah dan sumber air bersih.
Upaya ini dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit, meskipun masih terbatas pada praktik yang bersifat intuitif.
Munculnya Pemikiran Ilmiah (Scientific Period):
Abad ke-18 hingga awal abad ke-19 melihat kebangkitan ilmu pengetahuan. Penyakit mulai dipahami sebagai fenomena yang kompleks.
Penemuan vaksin oleh ilmuwan seperti Louis Pasteur membantu mengubah pendekatan terhadap pencegahan penyakit.
Penyelidikan Epidemik:
Kasus epidemik seperti kolera di Inggris pada tahun 1832 mendorong pemerintah untuk melakukan penyelidikan kesehatan dan mengeluarkan undang-undang untuk peningkatan sanitasi.
Edwin Chadwick, seorang pakar sosial, berperan penting dalam mengadvokasi perbaikan kondisi kesehatan.
Pengembangan Pendidikan Kesehatan:
Pendirian sekolah-sekolah kesehatan masyarakat di Eropa dan Amerika, seperti John Hopkins University pada akhir abad ke-19, mulai mendidik tenaga kesehatan yang berfokus pada pencegahan penyakit.
2. Ilmu kesehatan masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam pengendalian penyakit menular, termasuk epidemi flu dan wabah lainnya. Berikut adalah beberapa cara peran tersebut diimplementasikan:
1. Surveilans Kesehatan
Pemantauan Penyakit: Ilmu kesehatan masyarakat melakukan pengawasan secara terus-menerus terhadap kasus-kasus penyakit menular untuk mendeteksi dan merespons wabah dengan cepat.
Pengumpulan Data: Mengumpulkan data epidemiologi untuk menganalisis pola penyebaran penyakit dan mengidentifikasi kelompok yang berisiko tinggi.
2. Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat
Kampanye Informasi: Melaksanakan kampanye pendidikan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang cara pencegahan penyakit menular, seperti praktik kebersihan yang baik dan vaksinasi.
Pelatihan Tenaga Kesehatan: Memberikan pelatihan kepada tenaga kesehatan tentang penanganan dan pencegahan penyakit menular.
3. Pengembangan Kebijakan Kesehatan
Pembuatan Kebijakan: Merumuskan kebijakan publik yang mendukung pencegahan dan pengendalian penyakit menular, termasuk regulasi tentang vaksinasi dan penggunaan masker.
Kerjasama dengan Pemerintah: Bekerja sama dengan pemerintah untuk memastikan kebijakan kesehatan yang efektif diterapkan di masyarakat.
4. Intervensi Epidemiologis
Penanggulangan Wabah: Mengimplementasikan tindakan cepat seperti karantina, isolasi, dan penyebaran informasi untuk membatasi penyebaran penyakit.
Vaksinasi Massal: Melaksanakan program vaksinasi untuk mengurangi angka infeksi dan meningkatkan kekebalan komunitas.
5. Penelitian dan Inovasi
Studi Epidemiologi: Melakukan penelitian untuk memahami faktor risiko, pola penyebaran, dan efektivitas intervensi yang dilakukan.
Inovasi Teknologi: Menggunakan teknologi informasi untuk meningkatkan komunikasi dan penyebaran informasi kesehatan kepada masyarakat.
6. Kemitraan dan Kolaborasi
Kolaborasi Lintas Sektor: Bekerja sama dengan berbagai sektor, termasuk pendidikan, lingkungan, dan sektor swasta, untuk mengatasi faktor-faktor sosial yang mempengaruhi kesehatan.
Jaringan Internasional: Berpartisipasi dalam jaringan internasional untuk berbagi informasi dan strategi dalam mengendalikan penyakit menular secara global.
3. Tantangan utama yang dihadapi ilmu kesehatan masyarakat dalam mengatasi isu-isu kesehatan global saat ini antara lain:
– Perubahan iklim dan lingkungan yang mempengaruhi kesehatan masyarakat
– Penyebaran penyakit menular yang cepat dan luas
– Keterbatasan sumber daya dan infrastruktur kesehatan
– Perilaku masyarakat yang tidak seimbang dengan upaya kesehatan
– Kesehatan mental
4. a. Teknologi Informasi dan Komunikasi
Telemedicine: Penggunaan layanan kesehatan jarak jauh memungkinkan akses lebih besar bagi masyarakat, terutama di daerah terpencil.
Aplikasi Kesehatan: Aplikasi mobile dapat membantu individu memantau kesehatan mereka, mengingatkan pengobatan, dan memberikan informasi kesehatan yang relevan.
b. Data Besar dan Analitik
Analisis Data Epidemiologi: Penggunaan big data untuk menganalisis pola penyebaran penyakit dan memprediksi wabah, memungkinkan intervensi yang lebih cepat dan tepat.
Kesehatan Berbasis Bukti: Mengintegrasikan data penelitian dengan praktik kesehatan untuk meningkatkan efektivitas program kesehatan masyarakat.
c. Pendekatan Interdisipliner
Kolaborasi Lintas Sektor: Menggabungkan ilmu kesehatan dengan sektor lain, seperti pendidikan, lingkungan, dan ekonomi, untuk menciptakan solusi yang lebih holistik.
Keterlibatan Komunitas: Melibatkan masyarakat dalam perencanaan dan implementasi program kesehatan untuk memastikan relevansi dan keberhasilan.
d. Inovasi dalam Vaksin dan Terapi
Pengembangan Vaksin Cepat: Kemajuan dalam teknologi vaksin, seperti vaksin mRNA, memungkinkan pengembangan cepat untuk melawan penyakit baru.
Terapi Gen: Penelitian dalam terapi gen dapat memberikan solusi untuk penyakit genetik dan beberapa penyakit menular.
e. Kesehatan Mental dan Kesejahteraan
Program Kesehatan Mental Inovatif: Mengembangkan program yang lebih inklusif dan mudah diakses untuk kesehatan mental, menggunakan pendekatan berbasis komunitas.
Platform Dukungan Daring: Membangun platform untuk dukungan kesehatan mental yang dapat diakses secara online.
f. Pendanaan dan Investasi
Kemitraan Publik-Swasta: Meningkatkan kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta untuk mendanai inisiatif kesehatan masyarakat.
Inovasi Keuangan: Menggunakan model pembiayaan baru, seperti obligasi kesehatan, untuk mendanai proyek kesehatan masyarakat.
g. Edukasi dan Kesadaran
Kampanye Edukasi Digital: Menggunakan media sosial dan platform digital untuk meningkatkan kesadaran tentang isu kesehatan dan pencegahan penyakit.
Program Pendidikan Berbasis Sekolah: Mengintegrasikan pendidikan kesehatan dalam kurikulum sekolah untuk membangun kesadaran sejak dini.
h. Sistem Kesehatan yang Responsif
Resiliensi Sistem Kesehatan: Membangun sistem kesehatan yang lebih tangguh dan responsif terhadap krisis kesehatan dan bencana.
Model Pelayanan Terintegrasi: Mengembangkan model pelayanan kesehatan yang menggabungkan pencegahan, pengobatan, dan rehabilitasi dalam satu sistem.
5. Individu bertanggung jawab untuk mengadopsi pola makan seimbang, rutin berolahraga, dan menghindari kebiasaan buruk seperti merokok dan konsumsi alkohol berlebihan.
Melakukan langkah-langkah pencegahan seperti vaksinasi, pemeriksaan kesehatan rutin, dan menjaga kebersihan pribadi.
Proaktif dalam mencari informasi tentang kesehatan dan pencegahan penyakit.
Memahami dan mengenali gejala penyakit untuk segera mencari bantuan medis.
6. A. Edukasi dan Kesadaran
Kampanye Informasi: Melalui kampanye pendidikan, masyarakat diberikan informasi tentang pentingnya pola hidup sehat dan pencegahan penyakit.
Pelatihan dan Workshop: Mengadakan pelatihan tentang kesehatan, seperti manajemen stres, nutrisi, dan kebersihan, untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan individu.
B. Akses terhadap Sumber Daya
Fasilitas Kesehatan yang Mudah Diakses: Menyediakan akses yang lebih baik ke layanan kesehatan, seperti Puskesmas, klinik, dan program kesehatan preventif.
Sumber Daya Digital: Memanfaatkan aplikasi kesehatan dan platform online untuk memberikan informasi dan dukungan kesehatan yang mudah diakses.
C. Pemberdayaan Komunitas
Keterlibatan Masyarakat: Melibatkan masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan program kesehatan untuk memastikan bahwa kebutuhan dan aspirasi mereka diperhatikan.
Pengembangan Jaringan Dukungan: Membentuk kelompok dukungan di komunitas untuk saling memotivasi dan berbagi pengalaman dalam menjaga kesehatan.
D. Inisiatif Berbasis Komunitas
Program Kesehatan Terintegrasi: Mengadakan kegiatan komunitas yang menggabungkan olahraga, edukasi kesehatan, dan pemeriksaan kesehatan untuk mendorong partisipasi.
Acara dan Aktivitas Sosial: Menyelenggarakan acara kesehatan seperti bazar kesehatan, seminar, dan lomba olahraga untuk meningkatkan partisipasi masyarakat.
E. Penguatan Kebijakan
Dukungan Kebijakan Kesehatan: Memastikan kebijakan kesehatan mendukung inisiatif individu dalam menjaga kesehatan, seperti regulasi tentang makanan sehat dan lingkungan yang bersih.
Insentif untuk Perilaku Sehat: Memberikan insentif bagi individu yang terlibat dalam program kesehatan, seperti diskon premi asuransi untuk mereka yang rutin berolahraga.
F. Model Peran dan Inspirasi
Kampanye Inspiratif: Menggunakan figur publik atau tokoh masyarakat sebagai duta kesehatan untuk menginspirasi individu mengambil langkah-langkah proaktif dalam kesehatan mereka.
Testimoni dan Cerita Sukses: Mempublikasikan kisah sukses individu atau kelompok yang berhasil meningkatkan kesehatan mereka sebagai motivasi bagi orang lain.
7. Gejala Fisik: Anggota keluarga ini mengalami demam, batuk, dan lemas. Hal ini membuatnya kurang aktif dan lebih banyak beristirahat di tempat tidur.
Emosi dan Mental: Sering merasa cemas dan frustrasi karena tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari. Ada juga perasaan depresi karena merasa terganggu oleh penyakit.
Nama : Wanda Hamidah
Prodi : S-1 Administrasi Rumah Sakit
1. Perkembangan awal IKM adalah pada abad ke-16 masa penjajahan Belanda. Pada abad pertengahan, wabah penyakit mendorong perhatian terhadap pencegahan penyakit. Pada abad ke-19 masalah kesehatan mulai di lihat sebagai masalah yang kompleks. Pada abad ke-20 kesehatan masyarakat menjadi bidang ilmiah. Setelah kemerdekaan, fokus mulai beralih ke upaya pencegahan penyakit (preventif) dan pemulihan sakit (kuratif). Ada beberapa faktor yang mendorong munculnya IKM yaitu perilaku hidup bersih, kemajuan telnologi dan informasi, adanya tantangan kesehatan global, peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, peran organisasi kesehatan.
2. IKM berperan penting dalam pengendalian penyakit menular seperti epidemi flu atau wabah penyakit yaitu surveilans, edukasi dan promosi kesehatan, vaksinasi dan imunisasi, kebijakan kesehatan, koordinasi lintas sektor, evaluasi.
3. Tantangan utama yang dihadapi IKM dalam mengatasi isu kesehatan global adalah penyakit virus corona (Covid-19), SDM untuk kesehatan, kesehatan mental, perubahan iklim, kemiskinan, kesehatan reproduksi, infodemi, dan krisis kemanusiaan.
4. Peluang dan inovasi di masa depan dalam IKM mencakup penggunaan teknologi digital seperti big data dan AI untuk memantau penyakit, telemedicine untuk memperluas layanan kesehatan, pengembangan vaksin yang lebih cepat, serta pendekatan berbasis komunitas dan lingkungan.
5. Tanggung jawab individu terhadap kesehatan sendiri sangat penting karena kesehatan adalah pondasi untuk membangun hidup sehat bagi masyarakat yang lebih baik. Hubungan dengan kesehatan masyarakat untuk mencegah penyebaran penyakit yang menular, meningkatkan hidup sehat masyarakat, dapat memfasilitasi program kesehatan masyarakat.
6. Pendekatan kesehatan masyarakat dapat memotivasi individu untuk aktif menjaga kesehatannya melalui edukasi kesehatan (memberikan informasi yang jelas dan mudah dipahami tentang kesehatan masyarakat), pemberdayaan komunitas (melibatkan masyarakat dalam kegiatan kesehatan), kampanye sosial (menggunakan media sosial untuk menyebar luaskan kesehatan yang menarik), fasilitas mendukung (menyediakan akses lengkap layanan kesehatan), regulasi dan kebijakan (menciptakan lingkungan yang mendukung keputusan sehat).
7. Gejala umum seperti pusing dan demam yang disebabkan oleh infeksi seperti flu atau DBD, fisiknya akan terlihat lemas, wajah pucat, sering berbaring di tempat tidur. Perubahan emosional yaitu lebih mudah sensitif, merasa tidak aman atau gelisah, tidur tidak pulas. Perubahan aktifitasnya adalah aktifitas keseharian tidak dapat dijalankan, tidur lebih lama, kurang interaksi terhadap org lain. Dengan demikian keluarga akan lebih memperhatikan kesehatan yang sakit, menyiapkan makanan yang bergizi, menyiapkan obat, dan selalu memantau suhu tubuh. Lingkungan rumah menjadi lebih tenang, dan kebersihan lingkungan rumah akan menjadi lebih diperhatikan untuk kebersihannya agar tidak ada penyakit yang menular.
Nama : Rudiy
NIM : 14240100003
Kelas : S1-Ekstensi-Karyawan
Program Studi : Administrasi Rumah Sakit
Fakultas : Ilmu Kesehatan
Semester II
Universitas Indonesia Maju
1. Jelaskan perkembangan awal ilmu kesehatan masyarakat dan faktor-faktor yang
mendorong munculnya disiplin ilmu kesmas ?
Ilmu kesehatan masyarakat berawal dari kesadaran akan masyarakat akan penyakit yang
ada di sekitar lingkungan tempat nya bertinggal dan berkembang dari abad ke 19 dari
zaman ke zaman sampai saat ini.
adapun faktor-faktor yang mendorong disiplinnya ilmu kesehatan yaitu di antaranya faktor
lingkungan masayarakat yang dimana awalnya salah satu tempat masyarakat tidak peduli
akan lingkungannya sehingga menimbulkan penyakit dan menular, faktor sosial, faktor
organisasi,faktor kesadaran akan kebersihan lingkungan dan banyak lagi.
2. Bagaimana peran ilmu kesehatan masyarakat dalam pengendalian penyakit menular
seperti epidemi flu atau wabah penyakit lainnya ?
Peran ilmu kesehatan masyarakat dalam pengendalian penyakit menular seperti epidemi
flu dan wabah penyakit lainnya sangat penting di antaranya dengan adanya Ilmu
kesehatan masyarakat akan dapat di ketahui seberapa banyak penderita penyakit menular
di suatu lingkungan, sebagai peran pentingnya yaitu mengadakan screening pemeriksaan
kesehatan lingkungan rutin seperti membentuk POSYANDU di daerah.
3. Apa tantangan utama yang dihadapi ilmu kesehatan masyarakat dalam mengatasi isu-isu
kesehatan global saat ini ?
Dalam hal ini tantangan utama yang di hadapi Ilmu Kesehatan Masyarakat dalam
megatasi isu isu di antaranya yaitu perubahan iklim secara tiba tiba di mana dapat
menyebabkan penyakit menular ataupun tidak menular di karenakan lingkungan kurang
akan sadarnya kebersihan, penyakit menular baru seperti Virus Covid 19 yang terjadi
pada tahun 2022, Kesenjangan akses kesehatan seperti mahalnya biaya administrasi
pengobatan baik di klinik maupun Rumah Sakit.
4. Apa peluang dan inovasi potensial yang dapat membawa perubahan positif dalam ilmu
kesehatan masyarakat di masa depan ?
Peluang dan inovasi potensial yang dapat membawa perubahan positif dalam Ilmu
Kesehatan Masyarakat di antaranya, Inovasi dalam pendidikan kesehatan dimana inovasi
ini mampu memberi informasi jelas tentang kesehatan bagi masyarakat melalui apapun
medianya baik berupa poster, ataupun lainnya yang dapat dan mudah di pahami oleh
masyarakat.
5. Sejauh mana tanggung jawab individu terhadap kesehatan mereka sendiri, dan
bagaimana hal ini berhubungan dengan prinsip kesehatan masyarakat ?
Tanggung jawab individu terhadap kesehatan masyarakat mereka sendiri paling penting
peran mendasar dari dalam diri kita yaitu menjaga pola hidup sehat, seperti rutin
berolahraga dan makan makanan yang bergizi nya baik untuk tubuh kita sendiri,
pencegahan penyakit seperti ikut vaksinasi yang ada untuk mencegah virus penyakit,
pendidikan kita harus memahami sebagaimana bahaya nya penyakit terhadap diri kita dan
keluarga serta lingkungan.
6. Bagaimana pendekatan kesehatan masyarakat dapat memotivasi individu untuk
mengambil peran aktif dalam pemeliharaan kesehatan mereka ?
Pendekatan Kesehatan Masyarakat untuk memotivasi individu dalam peran aktif
pemelihraan kesehatan salah satunya memberikan informasi jelas tentang kesehatan
melalui media yang sudah ada apakah Posyandu ataupun poster edukasi tentang
kesadaran akan kesehatan untuk masyarakat, menciptakan lingkungan yang mendukung
bisa menghimbau warga sekitar lingkungan untuk bekerja bakti membersihkan lingkungan
baik dari sanitasi air dll nya.
7. Amati salah satu keluargamu yang sedang sakit, analisis perilakunya serta perubahan
yang terjadi pada yang sakit, keluarga, dan lingkungannya !
Badan terasa lemas, pegal pegal serta pusing di sertai batuk terkadang, perubahan cara
bicara dan perilaku emosional, gelisah serta tidak bisa tidur dengan baik, langkah yang
saya hadapi bawa anggota keluarga yang sakit untuk cek kesehatan segera agar
mendapatkan obat dari dokter setelah itu beri obatnya untuk di minum agar yang sakit
lebih baik kondisi nya.
Nama : Rio Adjie Pamungkas
NIM : 14240800004
Kelas : S1-4 Ekstensi
Program Studi : Administrasi Rumah Sakit
1. Ilmu kesehatan masyarakat berakar sejak zaman kuno, saat peradaban awal seperti Romawi telah memahami pentingnya sanitasi. Namun, sebagai disiplin modern, ilmu ini mulai berkembang pada abad ke-19 di Eropa, khususnya Inggris, dipengaruhi oleh beberapa faktor penting:
– Industrialisasi dan urbanisasi: Pertumbuhan kota menyebabkan sanitasi buruk dan penyebaran penyakit, sehingga diperlukan upaya kolektif.
– Penemuan mikrobiologi: Louis Pasteur dan Robert Koch menemukan mikroorganisme sebagai penyebab penyakit, menggantikan teori miasma.
– Reformasi sosial: Kesadaran akan pengaruh kondisi sosial dan lingkungan terhadap kesehatan mendorong pendekatan yang lebih luas.
– Perkembangan statistik dan epidemiologi: Analisis data membantu memahami pola penyakit dan merumuskan kebijakan kesehatan.
– Kesadaran pentingnya pencegahan: Fokus bergeser ke promosi kesehatan, imunisasi, dan pengendalian risiko.
2. Peran utama ilmu kesehatan masyarakat dalam pengendalian penyakit menular seperti flu dan wabah lainnya:
– Surveilans Epidemiologi: Mengamati dan mengumpulkan data secara terus-menerus untuk mendeteksi dini wabah, memahami pola penularan, dan kelompok risiko.
– Investigasi Wabah: Menelusuri sumber, cara penularan, dan faktor pemicu wabah untuk merumuskan langkah pengendalian.
– Pencegahan & Promosi Kesehatan: Melakukan imunisasi, edukasi PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), serta kampanye pencegahan penyakit.
– Pengendalian Faktor Risiko: Memperbaiki sanitasi, penyediaan air bersih, pengendalian vektor penyakit, dan promosi gaya hidup sehat.
– Intervensi & Penanggulangan: Melaksanakan tindakan seperti isolasi, karantina, pembatasan sosial, distribusi APD, dan pengobatan.
– Komunikasi Risiko: Menyampaikan informasi akurat dan mencegah penyebaran hoaks selama wabah.
– Pengembangan Kebijakan Kesehatan: Merumuskan regulasi berbasis data ilmiah seperti vaksinasi, sanitasi, dan karantina.
– Kesiapsiagaan & Respons Darurat: Menyiapkan sistem kesehatan untuk menghadapi wabah melalui pelatihan, simulasi, dan perencanaan kontingensi.
3. Tantangan utama yang dihadapi ilmu kesehatan masyarakat saat ini dalam konteks isu kesehatan global:
– Ketidaksetaraan Kesehatan: Perbedaan akses layanan kesehatan yang dipengaruhi oleh status sosial, ekonomi, geografis, dan etnis.
– Penyakit Menular Baru & Lama: Munculnya penyakit baru dan kembalinya penyakit lama karena globalisasi, perubahan iklim, dan resistensi obat.
– Beban Ganda Penyakit: Negara-negara menghadapi penyakit menular dan tidak menular sekaligus, memerlukan strategi pencegahan menyeluruh.
– Perubahan Iklim & Lingkungan: Dampaknya pada kesehatan termasuk cuaca ekstrem, kerawanan pangan, penyakit menular, dan polusi udara.
– Resistensi Antimikroba (AMR): Ancaman serius akibat penggunaan antibiotik yang tidak bijak, membutuhkan penanganan global yang terkoordinasi.
– Kesehatan Mental: Stigma, kurangnya layanan, dan dampak krisis global menjadikan kesehatan mental prioritas yang mendesak.
– Krisis Kemanusiaan & Pengungsian: Populasi terdampak konflik dan bencana mengalami risiko kesehatan tinggi dan membutuhkan respons cepat.
– Misinformasi & Disinformasi: Hambatan besar dalam pengendalian wabah dan vaksinasi, menuntut komunikasi publik yang akurat dan efektif.
– Keterbatasan Sumber Daya: Banyak negara kekurangan tenaga, dana, dan infrastruktur kesehatan, memerlukan penguatan sistem secara menyeluruh.
– Kerja Sama Global: Koordinasi antarnegara dan pemangku kepentingan sangat penting untuk mengatasi tantangan kesehatan lintas batas.
4. Peluang dan inovasi masa depan dalam ilmu kesehatan masyarakat:
Teknologi digital dan kecerdasan buatan (AI) menjadi alat penting dalam memajukan surveilans kesehatan, prediksi penyakit, serta pengembangan intervensi yang lebih personal. Pemanfaatan big data, telehealth, dan aplikasi kesehatan juga membuka akses lebih luas ke layanan dan informasi kesehatan.
Penguatan sistem kesehatan masyarakat mencakup investasi dalam infrastruktur, pengembangan vaksin dan terapi baru, serta kesiapsiagaan menghadapi pandemi melalui respons yang lebih cepat, adil, dan efektif.
Inovasi dalam perubahan perilaku, termasuk penggunaan ilmu perilaku dan strategi komunikasi yang kreatif seperti media sosial, berperan dalam meningkatkan efektivitas pesan dan intervensi kesehatan.
5. Tanggung jawab individu atas kesehatan adalah fondasi kesehatan masyarakat. Pilihan sehat individu membangun kesehatan kolektif. Namun, kesehatan masyarakat juga bertanggung jawab menciptakan lingkungan yang mendukung pilihan sehat dan akses layanan yang adil, mengakui bahwa banyak faktor di luar kendali individu memengaruhi kesehatan.
6. Kesehatan masyarakat memotivasi peran aktif individu melalui pendidikan yang relevan, pemberdayaan dengan keterampilan, menciptakan lingkungan pendukung, melibatkan komunitas, dan menggunakan strategi komunikasi yang efektif untuk mendorong pilihan dan perilaku sehat.
7. Ibu saya mengalami penurunan drastis, biasanya aktif mengurus rumah, selama sakit Ibu lebih banyak beristirahat di tempat tidur atau duduk lemas, pergerakannya lambat dan terbatas.
Nafsu makan menurun, lebih memilih makanan yang lembut dan hangat seperti sup ayam atau bubur.
Terlihat lebih mudah lelah dan sedikit rewel atau tidak nyaman dengan kondisinya. Sesekali mengeluh pusing atau badan pegal-pegal.
Ibu mengonsumsi obat pereda demam dan pilek yang diresepkan dokter. Berusaha minum air hangat dan mengoleskan minyak kayu putih. Menggunakan selimut agar tetap hangat.
Perubahan yang terjadi pada Keluarga:
Ayah menjadi lebih perhatian dan mengambil alih beberapa pekerjaan rumah tangga yang biasa dilakukan Ibu, seperti memasak makanan sederhana dan membersihkan rumah.
Saya lebih sering menanyakan keadaannya dan menawarkan bantuan.
Saya berusaha memberikan semangat dan menghibur Ibu agar tidak merasa sendiri atau tertekan karena sakitnya.
Perubahan yang terjadi pada Lingkungan (Rumah):
Mungkin ada peningkatan perhatian terhadap kebersihan rumah, terutama ventilasi dan kebersihan kamar Ibu, untuk mempercepat pemulihan dan mencegah penularan.
Suasana rumah menjadi lebih tenang dan sedikit tegang karena Ibu sakit. Canda tawa mungkin berkurang, dan lebih banyak diisi dengan perhatian dan kepedulian.
Menyiapkan fasilitas tambahan di dekat tempat istirahat Ibu, seperti termos air hangat, tisu, dan obat-obatan.
Tercium aroma minyak kayu putih atau balsem di sekitar kamar Ibu.
Nama : Ator Rante
NPM : 14240800007
Prodi/smt : Administrasi Rumah Sakit / 2
1. Perkembangan awal ilmu kesehatan masyarakat
Ilmu kesehatan masyarakat telah mengalami evolusi panjang, dimulai dari era kuno hingga menjadi disiplin ilmiah yang sistematis seperti saat ini:
• Era kuno: peradaban seperti mesir, yunani, dan romawi sudah memiliki konsep sanitasi, pengelolaan air bersih, dan karantina untuk mencegah penyakit.
• Abad pertengahan: wabah besar seperti black death (wabah pes) menunjukkan pentingnya pengendalian penyakit dan pengelolaan populasi.
• Revolusi industri (abad 18-19): urbanisasi yang pesat meningkatkan kesadaran tentang polusi, sanitasi, dan penyebaran penyakit.
• Abad 19: perkembangan teori germ theory oleh louis pasteur dan robert koch mengubah pendekatan terhadap penyakit menular.
• Awal abad 20: munculnya kebijakan kesehatan, vaksinasi, dan penelitian epidemiologi.
• Modernisasi (abad 21): fokus pada penyakit tidak menular, determinan sosial kesehatan, dan teknologi dalam pelayanan kesehatan.
Faktor yang mendorong munculnya disiplin kesehatan masyarakat, seperti:
• Ancaman penyakit menular → wabah seperti kolera, tuberkulosis, dan flu spanyol meningkatkan urgensi pengendalian penyakit.
• Urbanisasi dan industrialisasi → kondisi pemukiman yang buruk dan polusi memicu inovasi dalam sistem sanitasi dan kesehatan lingkungan.
• Kesadaran dan edukasi kesehatan → meningkatnya literasi kesehatan mendorong munculnya pendekatan berbasis bukti.
• Perkembangan ilmu medis → penemuan vaksin, antibiotik, dan teknologi medis memperkuat dasar ilmu kesehatan masyarakat.
• Intervensi pemerintah dan kebijakan publik → regulasi tentang air bersih, makanan, dan sistem kesehatan mempercepat perkembangan ilmu kesehatan masyarakat.
• Perubahan demografi dan gaya hidup → lonjakan populasi, pola konsumsi, dan kebiasaan modern menimbulkan tantangan kesehatan baru, seperti obesitas dan penyakit kronis.
2. Ilmu kesehatan masyarakat berperan besar dalam pengendalian penyakit menular seperti epidemi flu atau wabah lainnya. Fokus utamanya adalah mencegah, mendeteksi, dan mengendalikan penyebaran penyakit dengan pendekatan yang sistematis dan berbasis bukti.
3. Ilmu kesehatan masyarakat menghadapi berbagai tantangan dalam menangani isu-isu kesehatan global saat ini.
a) Penyakit menular dan pandemi: munculnya penyakit baru, resistensi antimikroba, distribusi vaksin yang tidak merata.
b) Penyakit tidak menular yang meningkat : lonjakan kasus penyakit kronis ,gaya hidup tidak sehat, faktor lingkungan.
c) Akses dan kesetaraan layanan kesehatan : ketimpangan akses kesehatan, tingginya biaya kesehatan, kesenjangan sosial dan ekonomi.
d) Perubahan iklim dan dampaknya : meningkatnya bencana alam, perubahan ekologi, krisis pangan dan air.
e) Hoaks dan misinformasi kesehatan : penyebaran informasi yang tidak akurat : kurangnya literasi kesehatan masyarakat.
f) Perkembangan teknologi dan etika kesehatan : kecanggihan teknologi medis, keamanan data kesehatan, etika dalam pengembangan genetika dan biomedis.
4. Teknologi digital dan kecerdasan buatan (ai) : telemedicine dan konsultasi jarak jauh, ai dalam diagnosis dan prediksi penyakit, big data dan epidemiologi digital.
Vaksin dan terapi genetik : pengembangan vaksin lebih cepat , terapi genetik untuk penyakit kronis, pengobatan berbasis imunoterapi.
Kesehatan berbasis komunitas dan preventif : pendekatan kesehatan berbasis komunitas, pola makan berbasis sains dan nutrisi personalisasi, gaya hidup sehat berbasis teknologi.
Pengendalian penyakit dan lingkungan sehat : teknologi pengendalian vektor penyakit, air bersih dan sanitasi berbasis teknologi, kesehatan lingkungan dan perubahan iklim.
Kesetaraan dan akses global terhadap kesehatan : peningkatan akses layanan kesehatan di negara berkembang, model layanan kesehatan berbasis ekonomi sosial , pendekatan multi-sektoral dalam kesehatan
5. Tanggung jawab individu terhadap kesehatan mereka sendiri sangat penting dan berkaitan erat dengan prinsip kesehatan masyarakat, yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan kolektif melalui berbagai intervensi.
Tanggung jawab individu tidak terpisah dari prinsip kesehatan masyarakat, yang bertujuan untuk melindungi dan meningkatkan kesehatan populasi secara luas.
6. Pendekatan kesehatan masyarakat berperan besar dalam memotivasi individu untuk lebih aktif dalam menjaga kesehatannya. Ini dilakukan dengan berbagai strategi yang membangun kesadaran, keterlibatan, dan perubahan perilaku secara kolektif.
7. 1. Perubahan pada individu yang sakit : penurunan energi, perubahan nafsu makan, atau kesulitan beraktivitas. Perasaan cemas, stres, atau bahkan perubahan suasana hati yang drastis. Bisa menjadi lebih pasif, menarik diri dari interaksi sosial, atau justru mencari perhatian lebih.
2. Perubahan pada keluarga : anggota keluarga mungkin merasa khawatir, cemas, atau terbebani secara emosional. Terjadi perubahan dalam rutinitas, seperti peningkatan dukungan dan perawatan dari anggota keluarga lainnya. Bisa menjadi lebih erat dengan dukungan emosional yang lebih kuat, atau sebaliknya, bisa muncul ketegangan akibat stres.
3. Perubahan pada lingkungan : perubahan dalam pengaturan ruang agar lebih nyaman bagi individu yang sakit. Interaksi dengan teman atau tetangga mungkin berkurang atau berubah karena fokus pada perawatan. Peningkatan perhatian terhadap kebersihan dan pencegahan penyakit agar tidak menyebar.