Cara Menyusun Capaian Pembelajaran di Perguruan Tinggi

0
180

Capaian pembelajaran (learning outcomes) merupakan salah satu elemen penting dalam proses pendidikan di perguruan tinggi. Capaian ini menjadi pedoman bagi mahasiswa untuk mengetahui kompetensi yang harus dimiliki setelah menyelesaikan suatu program studi. Penyusunan capaian pembelajaran harus dilakukan dengan cermat dan terstruktur, mengacu pada berbagai faktor seperti visi dan misi perguruan tinggi, kebutuhan dunia kerja, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Berikut adalah langkah-langkah penting dalam menyusun capaian pembelajaran:

1. Visi dan Misi Perguruan Tinggi

Langkah pertama dalam menyusun capaian pembelajaran adalah merujuk pada visi dan misi perguruan tinggi. Visi dan misi menggambarkan arah, tujuan, dan cita-cita yang ingin dicapai oleh lembaga pendidikan tersebut. Capaian pembelajaran harus sejalan dengan visi dan misi perguruan tinggi, sehingga lulusan yang dihasilkan mampu mencerminkan nilai-nilai dan standar yang telah ditetapkan.

Misalnya, jika visi perguruan tinggi adalah menjadi pusat unggulan dalam riset dan inovasi, maka capaian pembelajaran perlu dirancang untuk mendukung kompetensi riset mahasiswa, mendorong kreativitas, serta kemampuan inovasi yang tinggi.

2. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) adalah acuan penting dalam menyusun capaian pembelajaran. KKNI menetapkan jenjang kualifikasi dan kompetensi yang harus dimiliki oleh lulusan berdasarkan tingkat pendidikan. Setiap program studi perlu menyusun capaian pembelajaran sesuai dengan level KKNI yang relevan, misalnya program sarjana (level 6), magister (level 8), atau doktor (level 9).

Dalam penyusunan capaian pembelajaran, perlu diperhatikan bahwa setiap jenjang memiliki standar kompetensi yang berbeda, meliputi kemampuan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki oleh lulusan.

3. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) terus mengalami kemajuan yang pesat, dan perguruan tinggi harus mampu mengikuti perkembangan tersebut. Capaian pembelajaran harus mencerminkan kebutuhan dan perkembangan terbaru dalam bidang ilmu yang diajarkan. Hal ini penting agar lulusan memiliki kemampuan yang relevan dan siap menghadapi tantangan yang muncul di dunia nyata.

Sebagai contoh, dalam program studi teknologi informasi, capaian pembelajaran perlu mencakup pemahaman tentang kecerdasan buatan (AI), big data, dan keamanan siber, yang merupakan tren teknologi terkini.

4. Kebutuhan Kompetensi Kerja dari Dunia Kerja

Salah satu tujuan utama pendidikan tinggi adalah menyiapkan lulusan yang siap kerja. Oleh karena itu, capaian pembelajaran harus dirancang sesuai dengan kebutuhan kompetensi dunia kerja. Perguruan tinggi perlu berkolaborasi dengan industri dan pelaku usaha untuk memahami kompetensi apa yang dibutuhkan oleh pasar kerja saat ini.

Misalnya, dalam program studi manajemen bisnis, capaian pembelajaran harus mencakup kemampuan analisis pasar, manajemen risiko, kepemimpinan, dan pengambilan keputusan strategis, yang sangat dibutuhkan oleh industri.

5. Ranah Keilmuan (Body of Knowledge) Program Studi

Setiap program studi memiliki ranah keilmuan (body of knowledge) yang menjadi dasar pengajaran. Capaian pembelajaran harus mencakup kompetensi inti dari ranah keilmuan tersebut. Body of knowledge ini memberikan arah bagi pengembangan kurikulum dan memastikan bahwa mahasiswa memahami konsep-konsep fundamental serta aplikasi dari disiplin ilmu yang mereka pelajari.

Misalnya, dalam program studi kedokteran, body of knowledge mencakup anatomi, fisiologi, farmakologi, dan ilmu klinis. Oleh karena itu, capaian pembelajaran harus memastikan mahasiswa menguasai aspek-aspek ini secara mendalam.

6. Kompetensi Utama (Core Competence) Lulusan Program Studi

Kompetensi utama (core competence) adalah kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap lulusan program studi tertentu. Kompetensi ini menjadi ciri khas dari program studi dan membedakan lulusan satu program studi dengan yang lain. Core competence harus mencakup kemampuan teknis dan non-teknis yang penting bagi karier profesional lulusan.

Sebagai contoh, dalam program studi hukum, kompetensi utama lulusan mungkin mencakup kemampuan menganalisis kasus hukum, merumuskan argumen hukum, dan memahami prinsip-prinsip etika dalam profesi hukum.

7. Kurikulum Program Studi Sejenis

Saat menyusun capaian pembelajaran, penting juga untuk membandingkan kurikulum program studi sejenis di perguruan tinggi lain, baik di dalam maupun di luar negeri. Hal ini membantu memastikan bahwa program studi yang dirancang memiliki standar yang kompetitif dan sejalan dengan perkembangan global. Dengan membandingkan kurikulum sejenis, perguruan tinggi dapat memperbaiki atau menyesuaikan capaian pembelajaran agar lebih relevan dan unggul.

Selain itu, benchmarking dengan kurikulum lain juga membantu dalam mengidentifikasi keunikan program studi yang ditawarkan, sehingga mampu menciptakan lulusan yang memiliki keunggulan kompetitif di pasar kerja.

Menyusun capaian pembelajaran yang baik memerlukan pendekatan yang terstruktur dan mengacu pada berbagai aspek penting, seperti visi misi perguruan tinggi, KKNI, perkembangan IPTEK, serta kebutuhan dunia kerja. Selain itu, pemahaman yang mendalam tentang ranah keilmuan dan kompetensi utama lulusan juga diperlukan untuk memastikan bahwa capaian pembelajaran mampu mencetak lulusan yang berkualitas dan siap bersaing. Dengan capaian pembelajaran yang dirancang dengan baik, perguruan tinggi dapat berperan lebih besar dalam mencetak generasi yang siap menghadapi tantangan masa depan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini