“Mengupas Butterfly Era: Dari ‘Butterflies in the Stomach’ ke Fenomena Media Sosial”

0
206

Butterfly era telah menjadi fenomena viral di media sosial, terutama di TikTok, menarik perhatian banyak kreator konten, khususnya kaum muda. Istilah butterfly era, yang berarti “era kupu-kupu” dalam bahasa Indonesia, memiliki akar yang lebih dalam dari sekadar tren fesyen atau gaya hidup.

Sebenarnya, butterfly era berasal dari frasa “butterflies in the stomach,” sebuah kiasan dalam bahasa Inggris yang menggambarkan sensasi gugup atau gelisah yang sering dialami saat bertemu seseorang yang disukai. Perasaan ini kerap muncul dalam momen awal ketertarikan romantis, saat hati berdebar-debar karena antusiasme yang menggelora.

Dalam konteks media sosial, butterfly era telah berkembang menjadi cara unik untuk mengekspresikan momen-momen awal ketertarikan romantis atau perasaan nostalgia. Ini bisa merujuk pada pertemuan pertama dengan seseorang yang menarik perhatian, atau bahkan kenangan manis akan perasaan yang pernah dirasakan terhadap mantan kekasih.

Penggunaan istilah ini mencerminkan bagaimana bahasa internet terus berkembang, menciptakan cara-cara baru dan kreatif untuk mengomunikasikan pengalaman emosional yang universal. Para kreator konten menggunakan butterfly era untuk membingkai kisah cinta mereka, menyampaikan emosi melalui video yang estetis dan musik yang menyentuh hati. Fenomena ini menunjukkan bahwa, di tengah dinamika media sosial, masih ada ruang untuk mengekspresikan perasaan halus dan momen-momen manis yang kita semua alami.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini