Istiana Kusumastuti
Jumlah penderita diabetes di Indonesia bisa mencapai 30 juta orang pada tahun 2030 jika gaya hidup, termasuk pola makan berlebihan dan merokok, tidak diubah. Diabetes menempati posisi ketiga sebagai penyakit penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Ironisnya, konsumsi gula justru mencetak rekor dalam satu dekade terakhir.
Diabetes sering kali dijuluki sebagai “Ibu dari Semua Penyakit” atau Mother of all Diseases karena dampaknya yang begitu luas dan serius terhadap kesehatan tubuh. Istilah ini mencerminkan bagaimana diabetes tidak hanya mempengaruhi kadar gula darah, tetapi juga dapat memicu berbagai komplikasi serius yang mempengaruhi hampir setiap organ tubuh.
Diabetes adalah kondisi kronis yang terjadi ketika tubuh tidak dapat menghasilkan cukup insulin atau tidak dapat menggunakan insulin dengan efektif. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang terkena diabetes, yang bisa dibagi menjadi dua kategori utama: diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2.
Penyebab Diabetes Tipe 1
Diabetes tipe 1 disebabkan oleh reaksi autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang dan menghancurkan sel-sel beta di pankreas yang memproduksi insulin. Penyebab pasti dari reaksi autoimun ini tidak sepenuhnya dipahami, tetapi faktor-faktor berikut dapat berperan:
Genetik: Ada kecenderungan genetik yang bisa membuat seseorang lebih rentan terhadap diabetes tipe1
Lingkungan: Faktor lingkungan, seperti infeksi virus, mungkin memicu diabetes tipe 1 pada individu yang rentan secara genetik.
Sistem Kekebalan: Abnormalitas dalam sistem kekebalan yang menyebabkan serangan terhadap sel-sel beta pankreas.
Penyebab Diabetes Tipe 2
Diabetes tipe 2 lebih umum dan sering terkait dengan gaya hidup serta faktor genetik. Berikut adalah beberapa penyebab utama diabetes tipe 2:
Obesitas: Kelebihan berat badan, terutama lemak di daerah perut, meningkatkan risiko resistensi insulin, yang dapat menyebabkan diabetes tipe 2.
Gaya Hidup Sedentari: Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan peningkatan berat badan dan resistensi insulin.
Diet Tidak Sehat: Konsumsi makanan tinggi gula, lemak jenuh, dan kalori berlebih dapat meningkatkan risiko obesitas dan diabetes.
Genetik: Riwayat keluarga dengan diabetes tipe 2 meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkan kondisi ini.
Usia: Risiko diabetes tipe 2 meningkat seiring bertambahnya usia, terutama setelah usia 45 tahun.
Resistensi Insulin: Tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif, yang menyebabkan peningkatan kadar gula darah.
Sindrom Metabolik: Kondisi yang mencakup tekanan darah tinggi, kadar kolesterol yang tidak normal, dan obesitas meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
Riwayat Gestational Diabetes: Wanita yang pernah mengalami diabetes gestasional selama kehamilan memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2 di kemudian hari.
Faktor Risiko Lainnya
Selain penyebab utama di atas, ada beberapa faktor risiko lain yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena diabetes:
Riwayat Pribadi atau Keluarga: Riwayat pribadi diabetes gestasional atau riwayat keluarga dengan diabetes meningkatkan risiko.
Etnisitas: Beberapa kelompok etnis, termasuk orang Afrika-Amerika, Hispanik, Asia, dan penduduk asli Amerika, memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes.
Penyakit Jantung: Orang dengan riwayat penyakit jantung atau tekanan darah tinggi memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes.
Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS): Wanita dengan PCOS memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2.
Kurang Tidur: Kurang tidur atau gangguan tidur kronis dapat mempengaruhi metabolisme dan meningkatkan risiko diabetes.
Komplikasi Diabetes
1. Komplikasi Kardiovaskular
Salah satu dampak serius dari diabetes adalah peningkatan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Penderita diabetes lebih rentan terhadap aterosklerosis, yang merupakan penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan plak. Kondisi ini dapat menyebabkan penyakit jantung koroner, serangan jantung, dan stroke. Gula darah tinggi dalam jangka panjang dapat merusak dinding pembuluh darah, membuatnya lebih mudah terkena penyakit kardiovaskular.
2. Gangguan Ginjal
Diabetes adalah salah satu penyebab utama penyakit ginjal kronis (CKD). Tingginya kadar gula darah dapat merusak nefron, unit penyaring kecil di ginjal, yang akhirnya dapat menyebabkan gagal ginjal. Banyak penderita diabetes yang pada akhirnya memerlukan dialisis atau transplantasi ginjal akibat kerusakan yang terjadi.
3. Kerusakan Saraf (Neuropati)
Kerusakan saraf atau neuropati diabetik adalah komplikasi umum yang dialami oleh penderita diabetes. Kondisi ini sering kali mempengaruhi saraf di kaki, menyebabkan rasa sakit, kesemutan, dan bahkan hilangnya sensasi. Neuropati juga dapat mempengaruhi sistem pencernaan, jantung, dan organ lainnya, menyebabkan berbagai masalah kesehatan tambahan.
4. Gangguan Penglihatan
Diabetes dapat menyebabkan retinopati diabetik, yaitu kerusakan pada pembuluh darah di retina. Kondisi ini adalah penyebab utama kebutaan pada orang dewasa. Gula darah tinggi dapat merusak pembuluh darah di mata, yang bisa menyebabkan kebocoran atau penyumbatan, dan akhirnya menyebabkan kehilangan penglihatan.
5. Masalah Kaki
Diabetes sering menyebabkan berbagai masalah pada kaki, termasuk ulkus kaki yang sulit sembuh dan infeksi serius. Kerusakan saraf dan sirkulasi yang buruk dapat membuat luka kecil menjadi masalah besar yang sulit disembuhkan, bahkan dapat menyebabkan amputasi jika tidak ditangani dengan baik.
6. Masalah Kulit
Penderita diabetes lebih rentan terhadap infeksi kulit dan gangguan kulit lainnya. Gula darah tinggi dapat mengganggu sirkulasi darah dan melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat kulit lebih mudah terkena infeksi dan masalah lain seperti gatal-gatal, kulit kering, dan bisul.
Langkah-Langkah Mengatasi dan Mencegah Diabetes
Menghadapi diabetes dan mencegah komplikasi seriusnya memerlukan pendekatan holistik yang mencakup gaya hidup sehat, pengelolaan stres, dan pemantauan kesehatan yang ketat. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil:
1. Pola Makan Sehat
Mengadopsi pola makan seimbang yang kaya serat, rendah gula, dan lemak jenuh sangat penting. Konsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein sehat dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil.
2. Aktivitas Fisik Teratur
Olahraga teratur membantu menurunkan berat badan, meningkatkan sensitivitas insulin, dan mengontrol kadar gula darah. Aktivitas fisik seperti berjalan kaki, berlari, bersepeda, atau berenang sangat dianjurkan.
3. Pengelolaan Stres
Stres dapat mempengaruhi kadar gula darah. Menggunakan teknik manajemen stres seperti meditasi, yoga, dan latihan pernapasan dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil.
4. Pemantauan Kadar Gula Darah
Pemantauan rutin kadar gula darah sangat penting bagi penderita diabetes. Ini membantu dalam mengontrol penyakit dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
5. Pemeriksaan Kesehatan Rutin
Pemeriksaan kesehatan rutin dapat membantu mendeteksi komplikasi diabetes pada tahap awal, yang memungkinkan penanganan lebih dini dan efektif.
6. Edukasi dan Kesadaran
Pendidikan mengenai diabetes dan pentingnya gaya hidup sehat harus ditingkatkan. Keluarga, sekolah, dan komunitas dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan kesadaran dan mendukung pencegahan diabetes.
Diabetes memang layak disebut sebagai “Ibu dari Semua Penyakit” karena dampaknya yang luas dan serius terhadap kesehatan. Namun, dengan tindakan pencegahan yang tepat dan manajemen yang baik, risiko komplikasi dapat diminimalisir. Menerapkan pola hidup sehat, rutin berolahraga, dan memantau kesehatan secara berkala adalah kunci utama dalam mengatasi dan mencegah diabetes serta komplikasinya. Dukungan dari keluarga, komunitas, dan tenaga kesehatan juga sangat penting dalam upaya melawan diabetes.