15 Mitos dan Fakta Seputar Kehamilan

0
176

 Istiana Kusumastuti

 

Kehamilan adalah periode yang penuh dengan harapan dan kebahagiaan, namun juga sering kali diliputi oleh berbagai mitos dan kepercayaan yang dapat membingungkan calon ibu. Beberapa mitos dapat menimbulkan kekhawatiran yang tidak perlu, sementara yang lain mungkin menyarankan praktik yang tidak aman. Artikel ini akan membahas beberapa mitos umum tentang kehamilan dan menjelaskan faktanya berdasarkan pengetahuan medis yang terpercaya.

Mitos 1: Bentuk Perut Menentukan Jenis Kelamin Bayi

Mitos: Banyak yang percaya bahwa bentuk perut ibu hamil dapat menentukan jenis kelamin bayi. Misalnya, perut yang tinggi dan bulat dikatakan menandakan bayi perempuan, sementara perut yang rendah dan menonjol ke depan dikatakan menandakan bayi laki-laki.

Fakta: Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim ini. Bentuk dan posisi perut lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti bentuk tubuh ibu, posisi bayi, dan jumlah kehamilan sebelumnya.

Mitos 2: Mengidam Tertentu Menandakan Kekurangan Nutrisi

Mitos: Beberapa orang percaya bahwa mengidam makanan tertentu selama kehamilan adalah tanda bahwa tubuh kekurangan nutrisi tertentu.

Fakta: Mengidam selama kehamilan adalah hal yang umum dan bisa disebabkan oleh perubahan hormon. Tidak ada bukti ilmiah bahwa mengidam secara spesifik menandakan kekurangan nutrisi tertentu. Namun, penting bagi ibu hamil untuk mengonsumsi diet seimbang untuk memastikan kecukupan gizi.

Mitos 3: Ibu Hamil Tidak Boleh Berolahraga

Mitos: Ada anggapan bahwa olahraga dapat membahayakan kehamilan dan ibu hamil sebaiknya menghindari aktivitas fisik.

Fakta: Olahraga ringan hingga sedang yang sesuai dengan kondisi ibu hamil sebenarnya sangat dianjurkan. Olahraga dapat membantu menjaga kebugaran, mengurangi risiko komplikasi kehamilan seperti diabetes gestasional, dan memperbaiki suasana hati. Namun, ibu hamil sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai atau melanjutkan program olahraga.

Mitos 4: Ibu Hamil Harus Makan untuk Dua Orang

Mitos: Banyak yang percaya bahwa ibu hamil harus mengonsumsi dua kali lipat jumlah makanan karena sedang makan untuk dua orang.

Fakta: Meskipun kebutuhan kalori ibu hamil meningkat, ini tidak berarti mereka harus makan dua kali lipat. Peningkatan kalori yang diperlukan bervariasi tergantung pada trimester, namun secara umum, hanya diperlukan tambahan sekitar 300-500 kalori per hari pada trimester kedua dan ketiga. Fokus sebaiknya pada kualitas makanan, bukan kuantitas.

Mitos 5: Berhubungan Seks Selama Kehamilan Berbahaya

Mitos: Beberapa orang percaya bahwa berhubungan seks selama kehamilan dapat membahayakan bayi.

Fakta: Selama kehamilan yang normal dan sehat, berhubungan seks umumnya aman. Janin dilindungi oleh cairan ketuban di dalam rahim dan otot rahim yang kuat. Namun, jika ada komplikasi atau kondisi medis tertentu, dokter mungkin akan memberikan saran khusus.

Mitos 6: Heartburn Menandakan Bayi Akan Lahir dengan Rambut Lebat

Mitos: Ada keyakinan bahwa jika seorang ibu hamil mengalami heartburn yang parah, bayinya akan lahir dengan rambut yang lebat.

Fakta: Menariknya, ada sedikit bukti yang menunjukkan korelasi antara heartburn selama kehamilan dan jumlah rambut pada bayi yang baru lahir. Ini mungkin disebabkan oleh hormon yang mempengaruhi keduanya. Namun, heartburn sendiri disebabkan oleh perubahan hormonal dan fisik yang terjadi selama kehamilan, bukan jumlah rambut bayi.

Mitos 7: Nanas Dapat Menyebabkan Keguguran

Mitos: Konsumsi nanas oleh ibu hamil dapat menyebabkan keguguran karena mengandung enzim bromelain yang dikatakan dapat melunakkan serviks dan memicu kontraksi rahim.

Fakta: Meskipun nanas mengandung bromelain, jumlahnya sangat sedikit dalam buah segar dan tidak cukup untuk mempengaruhi kehamilan secara signifikan. Bromelain dalam bentuk suplemen dengan dosis tinggi memang dapat memiliki efek melunakkan serviks, namun konsumsi nanas segar dalam jumlah wajar tidak terbukti menyebabkan keguguran. Sebagai tambahan, bromelain sebagian besar terurai dalam proses pencernaan sebelum dapat mempengaruhi tubuh secara signifikan.

Mitos 8: Durian Dapat Menyebabkan Keguguran

Mitos: Durian dipercaya dapat menyebabkan keguguran karena dianggap ‘panas’ dan mengandung alkohol yang tinggi, yang bisa memicu kontraksi rahim dan komplikasi kehamilan.

Fakta: Durian memang memiliki kandungan kalori yang tinggi dan dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh ketika dikonsumsi dalam jumlah banyak, namun tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim bahwa durian dapat menyebabkan keguguran. Kandungan alkohol alami dalam durian sangat sedikit dan tidak cukup untuk menyebabkan efek negatif pada kehamilan bila dikonsumsi dalam jumlah normal. Namun, ibu hamil sebaiknya tetap mengonsumsi durian dalam jumlah moderat karena kandungan gula dan kalorinya yang tinggi.

Mitos 9: Ibu Hamil Dilarang Memegang Kucing

Mitos: Ibu hamil tidak boleh memegang kucing karena risiko tinggi tertular toksoplasmosis, penyakit yang dapat membahayakan kehamilan.

Fakta: Toksoplasmosis adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii, yang dapat ditularkan melalui kontak dengan kotoran kucing yang terinfeksi. Meskipun infeksi ini dapat berbahaya, risiko penularannya dapat diminimalkan dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat. Dengan menjaga kebersihan dan mengikuti saran medis, ibu hamil dapat tetap merawat kucing peliharaannya dengan aman. Penting untuk mendapatkan informasi yang akurat dan selalu berkonsultasi dengan tenaga kesehatan profesional mengenai segala kekhawatiran selama kehamilan.

Mitos 10: Ibu Hamil Tidak Boleh Minum Kopi

Mitos: Ibu hamil dilarang minum kopi karena kafein dalam kopi dapat membahayakan janin dan menyebabkan keguguran atau komplikasi kehamilan lainnya.

Fakta: Meskipun kafein dapat melewati plasenta dan mempengaruhi perkembangan janin, penelitian menunjukkan bahwa konsumsi kafein dalam jumlah moderat umumnya aman selama kehamilan. Batas aman konsumsi kafein bagi ibu hamil yang direkomendasikan oleh banyak ahli kesehatan adalah tidak lebih dari 200 mg per hari

Mitos 11: Ibu Hamil Harus Menghindari Sushi

Mitos: Ibu hamil harus sepenuhnya menghindari sushi karena risiko infeksi dari parasit dan bakteri dalam ikan mentah, serta paparan merkuri yang bisa membahayakan perkembangan janin.

Fakta: Meskipun ada risiko terkait konsumsi ikan mentah, tidak semua jenis sushi perlu dihindari selama kehamilan. Dengan pemilihan yang hati-hati dan pengetahuan yang tepat, ibu hamil dapat menikmati sushi dengan aman. Fokus pada memilih ikan dengan kadar merkuri rendah dan menghindari ikan mentah dapat membantu mengurangi risiko infeksi dan paparan merkuri. Selalu konsultasikan dengan tenaga kesehatan profesional untuk memastikan diet yang sehat dan aman selama kehamilan.

Mitos 12: Ibu Hamil Tidak Boleh Makan Pedas

Mitos: Ibu hamil harus menghindari makanan pedas karena dapat menyebabkan masalah kesehatan bagi ibu dan bayi, seperti keguguran, kelahiran prematur, atau ketidaknyamanan pada janin.
Fakta: Makanan pedas umumnya aman dikonsumsi selama kehamilan, meskipun dapat menyebabkan ketidaknyamanan sementara bagi ibu, seperti mulas atau gangguan pencernaan. Makanan pedas dapat dinikmati selama kehamilan selama dikonsumsi dalam jumlah moderat dan sesuai dengan toleransi pribadi. Tidak ada bukti ilmiah yang mengaitkan konsumsi makanan pedas dengan keguguran atau kelahiran prematur. 

Mitos 13: Minum Air Kelapa Dapat Membuat Bayi Terlahir dengan Kulit Putih Bersih

Mitos: Minum air kelapa secara rutin selama kehamilan dapat mempengaruhi warna kulit bayi, membuatnya terlahir dengan kulit putih bersih.
Fakta: Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim bahwa minum air kelapa dapat mempengaruhi warna kulit bayi. Warna kulit bayi ditentukan oleh faktor genetik yang diwarisi dari orang tua, bukan oleh jenis minuman atau makanan yang dikonsumsi ibu selama kehamilan. Air kelapa tetap bisa menjadi minuman sehat bagi ibu hamil karena manfaat hidrasi dan kandungan nutrisinya, namun sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah moderat sebagai bagian dari pola makan yang seimbang. 

Mitos 14: Ibu Hamil Tidak Boleh Naik Pesawat Terbang

Mitos: Ibu hamil dilarang naik pesawat terbang karena dapat menyebabkan komplikasi kehamilan, seperti kelahiran prematur atau gangguan kesehatan lainnya.

Fakta:
Terbang selama kehamilan umumnya aman bagi sebagian besar wanita hamil, terutama pada trimester pertama dan kedua. Maskapai penerbangan dan tenaga medis biasanya memperbolehkan ibu hamil terbang hingga usia kehamilan tertentu, dengan beberapa pertimbangan dan saran untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan.

Mitos 15: Makanan Tertentu Menentukan Jenis Kelamin Bayi

Mitos: Ibu hamil yang menginginkan makanan daging akan melahirkan bayi laki-laki, sementara ibu yang menginginkan sayuran akan melahirkan bayi perempuan.

Fakta: Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim bahwa preferensi makanan selama kehamilan dapat mempengaruhi jenis kelamin bayi. Jenis kelamin bayi ditentukan oleh kombinasi kromosom dari sperma ayah dan sel telur ibu, bukan oleh makanan yang dikonsumsi ibu selama kehamilan.

Kehamilan adalah waktu yang penuh dengan perubahan dan penyesuaian, dan wajar jika calon ibu menerima berbagai nasihat dan informasi dari banyak sumber. Penting untuk memisahkan fakta dari mitos agar dapat membuat keputusan yang terbaik untuk kesehatan ibu dan bayi. Jika ragu, selalu konsultasikan dengan tenaga kesehatan profesional untuk mendapatkan informasi yang akurat dan terpercaya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini