Pernah bertanya-tanya, kenapa ada orang yang jarang ke dokter tapi tetap sehat, sementara yang lain sering bolak-balik rumah sakit?
Jawabannya ternyata bukan cuma soal obat atau layanan kesehatan. Menurut H.L. Bloom, ada beberapa faktor yang menentukan derajat kesehatan kita. Yuk, kita bahas dengan cara yang santai!
Apa sih Derajat Kesehatan itu?
Derajat kesehatan itu ibarat skor kesehatan seseorang atau masyarakat. Nggak cuma soal fisik, tapi juga mental, sosial, bahkan lingkungan tempat kita tinggal. Nah, Bloom—seorang ahli kesehatan masyarakat—punya teori menarik soal ini.
4 Faktor yang Menentukan Sehat atau Nggaknya Kita
Menurut Bloom, ada empat faktor utama yang memengaruhi kesehatan. Dan ternyata, rumah sakit cuma menyumbang sedikit lho!
✅ 1. Lingkungan (Paling Berpengaruh, 45%)
Lingkungan yang bersih, udara yang sehat, air minum yang layak, dan rumah yang nyaman bikin tubuh lebih kuat. Sebaliknya, lingkungan kotor dan penuh polusi jadi sarang penyakit.
Contoh gampang: tinggal di daerah rawan banjir atau banyak asap pabrik jelas bikin kita lebih rentan sakit.
✅ 2. Perilaku dan Gaya Hidup (Sekitar 30%)
Mau sehat? Lihat dulu gaya hidupmu. Pola makan, olahraga, kebiasaan merokok, begadang, atau malas cuci tangan bisa memengaruhi kesehatan.
Jadi, meskipun tinggal di lingkungan bersih, kalau makannya junk food terus ya tetap gampang sakit!
✅ 3. Pelayanan Kesehatan (Hanya 20%)
Rumah sakit, dokter, vaksin, dan obat-obatan itu penting. Tapi, kontribusinya cuma 20%. Artinya, meskipun akses kesehatan bagus, kalau lingkungan dan gaya hidup berantakan, hasilnya tetap kurang optimal.
✅ 4. Faktor Genetik (Paling Kecil, 5%)
Ada juga faktor bawaan seperti keturunan, usia, atau jenis kelamin. Tapi ini pengaruhnya paling kecil dan sulit diubah.
Jadi, Mau Sehat? Jangan Cuma Andalkan Rumah Sakit!
Banyak orang berpikir “Ah, kalau sakit tinggal ke dokter.” Padahal, menurut teori Bloom, cara paling ampuh menjaga kesehatan adalah lewat lingkungan sehat dan gaya hidup baik.
✅ Rajin olahraga
✅ Makan makanan bergizi
✅ Jaga kebersihan rumah & lingkungan
✅ Hindari rokok & alkohol
✅ Periksa kesehatan secara rutin
Kesimpulan: Sehat Itu Pilihan, Bukan Kebetulan!
Jadi sekarang sudah jelas kan, kenapa ada orang yang jarang sakit meski nggak sering ke dokter? Karena mereka menjaga lingkungan dan gaya hidup.
Teori Bloom ini ngajarin kita bahwa kesehatan itu hasil kerjasama banyak faktor, bukan cuma soal obat.
Yuk, mulai dari hal kecil. Bersihkan lingkungan, ubah pola makan, dan biasakan hidup sehat. Karena mencegah selalu lebih baik daripada mengobati! 💚
Kuis
Jelaskan menurut Anda, mengapa lingkungan memiliki pengaruh terbesar terhadap derajat kesehatan menurut teori Bloom? Berikan contoh nyata yang mendukung jawaban Anda.
Menurut teori Blum (atau sering disebut Bloom), lingkungan memiliki pengaruh terbesar terhadap derajat kesehatan karena mencakup banyak faktor yang langsung memengaruhi kehidupan sehari-hari seseorang, seperti sanitasi, kualitas air, udara, perumahan, dan sosial budaya di sekitar individu. Bahkan jika seseorang memiliki gaya hidup sehat, tetapi tinggal di lingkungan yang kotor atau tidak aman, risiko terkena penyakit tetap tinggi.
Contoh nyata:
Seseorang yang tinggal di daerah padat penduduk dengan sistem pembuangan sampah yang buruk dan air bersih yang terbatas akan lebih rentan terkena penyakit seperti diare, demam berdarah, atau infeksi kulit, meskipun ia menjaga pola makan dan rajin berolahraga. Ini menunjukkan bahwa lingkungan yang tidak sehat bisa mengalahkan upaya individu dalam menjaga kesehatannya.
Jadi, lingkungan menjadi fondasi penting yang memengaruhi kesehatan secara menyeluruh, baik fisik maupun mental.
Yang saya ketahui tentang teori Blum :
Menurut teori Blum (1974), derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor utama, yaitu :
1.Lingkungan (environment).
2.Perilaku (lifestyle).
3.Pelayanan kesehatan (health care services).
4.Faktor keturunan (heredity/genetic).
Dari keempat faktor tersebut, lingkungan dianggap memiliki pengaruh terbesar terhadap derajat kesehatan, karena lingkungan merupakan tempat manusia tinggal dan beraktivitas sehari-hari. Lingkungan yang tidak sehat dapat secara langsung menyebabkan atau memperburuk kondisi kesehatan masyarakat, terlepas dari kualitas layanan kesehatan atau faktor genetik.
Mengapa Lingkungan Paling Berpengaruh :
Paparan Risiko Terus-Menerus :
Lingkungan yang tercemar (air, udara, tanah) secara terus-menerus mengekspos masyarakat terhadap agen penyakit tanpa mereka sadari atau bisa hindari.
Menentukan Akses terhadap Kebutuhan Dasar :
Lingkungan yang buruk seringkali tidak menyediakan air bersih, sanitasi, dan tempat tinggal yang layak—semua merupakan prasyarat kesehatan.
Bersifat Kolektif dan Sulit Dihindari:
Berbeda dengan gaya hidup (yang bisa diubah) atau pelayanan kesehatan (yang bisa diakses sesuai kebutuhan), kondisi lingkungan memengaruhi seluruh masyarakat dan sulit dihindari individu secara personal.
Contoh Nyata :
1.Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD):
Di daerah perkotaan padat seperti Jakarta, banyak lingkungan permukiman yang memiliki saluran air terbuka, penampungan air yang tidak ditutup, dan sampah yang menumpuk, yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti. Akibatnya, kasus DBD meningkat walaupun program penyuluhan dan layanan kesehatan sudah tersedia.
2.ISPA di Kawasan Industri :
Masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan industri seperti di Cilegon atau Bekasi sering mengalami peningkatan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) karena paparan polusi udara dari pabrik. Sekalipun mereka memiliki akses ke puskesmas, penyakit tetap berulang karena penyebab utamanya—lingkungan tercemar—belum diatasi.
Lingkungan memiliki pengaruh terbesar terhadap derajat kesehatan menurut teori Bloom, karena lingkungan merupakan tempat pertama dan paling luas dimana manusia dapat berinteraksi dengan faktor resiko. Dalam hal ini, lingkungan bukan hanya latar tempat tinggal tetapi juga menjadi penghubung antar manusia dengan berbagai sumber bahaya atau kesehatan.
Contohnya :
1. Lingkungan masyarakat yang memiliki genangan air dapat mendatangkan nyamuk, sehingga dapat menyebabkan penyakit DBD
2. Lingkungan masyarakat yang berpolusi atau penuh tekanan psikologis dapat memicu stres dan gangguan mental
Menurut Teori Bloom, lingkungan memiliki pengaruh terbesar terhadap derajat kesehatan karena lingkungan fisik dan sosial tempat seseorang tinggal sangat memengaruhi kesehatan individu. Lingkungan yang sehat, dengan sanitasi yang baik, udara bersih, dan akses ke air bersih, dapat mengurangi risiko berbagai penyakit. Sebaliknya, lingkungan yang buruk, seperti polusi udara dan air, serta sanitasi yang tidak memadai, dapat meningkatkan risiko penyakit dan masalah kesehatan lainnya.
contohnya :
seseorang yang tempat tinggal berada di daerah padat penduduk dengan tingkat polusi udara yang tinggi, banyak asap kendaraan dan pembakaran sampah. ventilasi rumah kurang memadai, banyak debu, dan terdapat hewan peliharaan (seperti kucing) yang bulunya bisa memicu alergi akan menimbulkan penyakit asma kambuh jadi, penyelesaian masalahnya adalah Vaksinasi, gaya hidup sehat dan hindari pemicu yang dapat memicu serangan asma.
Menurut teori Bloom, lingkungan memiliki pengaruh terbesar terhadap derajat kesehatan karena lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan individu melalui berbagai faktor, seperti:
Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Kesehatan
1. Faktor Fisik. Lingkungan fisik, seperti kualitas air, udara, dan tanah, dapat mempengaruhi kesehatan individu.
2. Faktor Sosial : Lingkungan sosial, seperti interaksi dengan orang lain, norma sosial, dan dukungan sosial, dapat mempengaruhi kesehatan mental dan fisik individu.
3. Faktor Ekonomi: Lingkungan ekonomi, seperti akses ke sumber daya ekonomi, dapat mempengaruhi kesehatan individu melalui akses ke pelayanan kesehatan, makanan, dan tempat tinggal yang layak.
Contoh Nyata
– Kualitas Air : Di beberapa daerah, kualitas air yang buruk dapat menyebabkan penyakit seperti diare, kolera, dan lain-lain. Contohnya, di beberapa daerah pedesaan di Indonesia, masyarakat masih menggunakan air sungai yang tercemar untuk keperluan sehari-hari, sehingga meningkatkan risiko penyakit.
– Polusi Udara: Polusi udara dapat menyebabkan penyakit pernapasan, seperti asma dan bronkitis. Contohnya, di beberapa kota besar di dunia, polusi udara yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan kasus penyakit pernapasan.
– Dukungan Sosial: Dukungan sosial dari keluarga dan komunitas dapat mempengaruhi kesehatan mental individu. Contohnya, di beberapa masyarakat adat, dukungan sosial dari keluarga dan komunitas dapat membantu individu mengatasi stres dan meningkatkan kesehatan mental.
Pengaruh Lingkungan terhadap Derajat Kesehatan
Lingkungan dapat mempengaruhi derajat kesehatan individu melalui berbagai cara, seperti:
– Meningkatkan Risiko Penyakit: Lingkungan yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko penyakit, seperti penyakit menular dan tidak menular.
– Mempengaruhi Kesehatan Mental: Lingkungan sosial dan ekonomi dapat mempengaruhi kesehatan mental individu, seperti stres, depresi, dan lain-lain.
– Mempengaruhi Akses ke Pelayanan Kesehatan: Lingkungan ekonomi dapat mempengaruhi akses ke pelayanan kesehatan, seperti biaya pengobatan dan akses ke fasilitas kesehatan.
Nama : Rita Fatmawati
NPM : 14240800005
Prodi : S1-4 Ekstensi ARS
Menurut saya teori H.L. Blum (sering disebut juga teori Bloom), lingkungan memiliki pengaruh terbesar terhadap derajat kesehatan karena faktor lingkungan mencakup berbagai aspek eksternal yang secara langsung atau tidak langsung memengaruhi kesehatan individu dan masyarakat. Dalam teori ini, Blum mengidentifikasi empat faktor utama yang memengaruhi derajat kesehatan:
Lingkungan (40%)
Perilaku (30%)
Pelayanan kesehatan (20%)
Faktor genetik/keturunan (10%)
Contoh Nyata:
Kawasan padat dan kumuh di kota besar:
Di daerah dengan sanitasi buruk, air kotor, dan pemukiman padat, risiko penyakit menular seperti diare, DBD, dan TBC jauh lebih tinggi, meskipun warganya punya niat untuk hidup sehat. Anak-anak di daerah ini sering mengalami stunting karena kombinasi buruknya gizi dan infeksi yang berulang akibat lingkungan.
Kualitas udara di daerah industri:
Polusi udara yang tinggi meningkatkan risiko penyakit paru-paru, asma, bahkan kanker, meskipun masyarakatnya tidak merokok dan menjalani gaya hidup sehat.
Daerah dengan akses air bersih dan sanitasi baik:
Di pedesaan yang memiliki sanitasi yang memadai dan air bersih, angka kejadian penyakit infeksi saluran pencernaan jauh lebih rendah, bahkan jika masyarakatnya masih terbatas dalam akses ke rumah sakit.
Nama : Randy Adestiawan
NPM : 14240800012
Kelas : Ekstensi Administrasi Rumah Sakit
Lingkungan bukan hanya latar tempat tinggal, tetapi sistem yang membentuk kondisi kesehatan dasar setiap individu. Dalam konteks teori Bloom, intervensi berbasis lingkungan seperti kebijakan tata ruang, penyediaan air bersih, dan pelestarian lingkungan memiliki efek paling luas dan jangka panjang dalam meningkatkan derajat kesehatan.
Contoh Nyata :
Semisal di suatu daerah desa tertinggal, masih banyak masyarakat yang belum mempunyai jamban sehingga tingkat sanitasi sangat kurang sehingga dapat menjadi sumber penyakit, selain itu juga banyak masyarkat yang masih masak menggunakan kayu bakar, dampak asap dari pembakaran tersebut jika terlalu lama di hirup oleh tubuh maka dapat menjadi sumber penyakit ISPA.
Lingkungan memiliki pengaruh terbesar terhadap derajat kesehatan menurut teori Blum karena lingkungan sangat menentukan apakah seseorang bisa hidup dengan sehat atau tidak. Lingkungan yang dimaksud mencakup udara, air, tanah, perumahan, kebersihan, hingga suasana sosial di sekitar tempat tinggal. Bila seseorang tinggal di lingkungan yang bersih, memiliki air bersih, udara segar, dan sanitasi yang baik, maka kemungkinan terkena penyakit akan jauh lebih kecil.
Sebaliknya, jika seseorang tinggal di lingkungan yang kumuh, dekat tempat pembuangan sampah, atau di daerah rawan banjir, maka tubuhnya akan terus-menerus terpapar oleh kuman, virus, atau zat berbahaya lainnya. Akibatnya, risiko terkena penyakit seperti infeksi saluran pernapasan, diare, dan penyakit kulit menjadi lebih tinggi.
Contoh nyatanya, di daerah yang tinggal dekat pabrik tanpa pengolahan limbah, banyak warga yang mengalami gangguan kesehatan seperti iritasi kulit atau masalah paru-paru. Hal ini membuktikan bahwa lingkungan memiliki peran besar dalam menentukan kondisi kesehatan seseorang.