Kesehatan global adalah bidang multidisiplin yang berfokus pada perbaikan kesehatan dan pencapaian kesetaraan kesehatan bagi semua populasi di dunia. Seiring dengan berkembangnya zaman, isu-isu kesehatan global terus berubah, menghadirkan tantangan baru, dan menciptakan tren yang memengaruhi kebijakan kesehatan global. Artikel ini akan mengulas isu utama, tantangan signifikan, dan tren yang terus berkembang dalam kesehatan global.
Isu Utama dalam Kesehatan Global
Beberapa isu utama kesehatan global yang menjadi perhatian internasional meliputi:
1. Penyakit Menular
Penyakit menular seperti HIV/AIDS, malaria, tuberkulosis, influenza, dan pandemi COVID-19 tetap menjadi isu utama dalam kesehatan global. Penyakit-penyakit ini tidak hanya menyebabkan morbiditas dan mortalitas tinggi tetapi juga memengaruhi stabilitas ekonomi dan sosial masyarakat. Penyakit zoonosis, seperti Ebola dan cacar monyet, juga menjadi ancaman karena hubungan manusia dengan satwa liar semakin intensif.
2. Penyakit Tidak Menular (PTM)
Penyakit tidak menular, seperti diabetes, penyakit jantung, kanker, dan penyakit pernapasan kronis, kini menjadi penyebab utama kematian global. Faktor risiko PTM, termasuk obesitas, merokok, kurangnya aktivitas fisik, dan pola makan tidak sehat, semakin meningkat, terutama di negara-negara berkembang.
3. Ketimpangan Kesehatan
Ketimpangan kesehatan antara negara maju dan negara berkembang terus menjadi masalah. Akses terhadap layanan kesehatan, obat-obatan, dan teknologi medis masih sangat terbatas di banyak negara berpenghasilan rendah. Faktor sosial dan ekonomi, seperti pendidikan, pekerjaan, dan infrastruktur, memperparah kesenjangan ini.
4. Kesehatan Mental
Masalah kesehatan mental, seperti depresi, kecemasan, dan gangguan stres pascatrauma (PTSD), semakin diakui sebagai isu kesehatan global yang signifikan. Stigma dan kurangnya akses terhadap layanan kesehatan mental memperburuk dampak masalah ini di banyak negara.
5. Keamanan Pangan dan Malnutrisi
Kelangkaan pangan, malnutrisi, dan obesitas adalah masalah yang saling terkait dalam kesehatan global. Di satu sisi, kekurangan gizi menyebabkan stunting dan penurunan produktivitas, sementara di sisi lain, obesitas menjadi epidemi di banyak negara maju dan berkembang.
Tantangan dalam Kesehatan Global
1. Perubahan Iklim
Perubahan iklim berdampak signifikan pada kesehatan global. Peningkatan suhu global, bencana alam, dan perubahan pola cuaca memengaruhi penyebaran penyakit menular, ketahanan pangan, dan akses air bersih.
2. Resistensi Antimikroba (AMR)
Penggunaan antibiotik yang berlebihan dan tidak rasional menyebabkan resistensi antimikroba, yang mengancam efektivitas pengobatan penyakit infeksi. AMR dapat menyebabkan peningkatan angka kematian dan biaya perawatan kesehatan.
3. Krisis Kesehatan Akibat Konflik dan Bencana
Perang, kekerasan, dan bencana alam menyebabkan gangguan pada sistem kesehatan, mengakibatkan kurangnya akses terhadap layanan kesehatan. Populasi rentan, seperti pengungsi dan anak-anak, sangat terdampak oleh situasi ini.
4. Infrastruktur Kesehatan yang Lemah
Banyak negara berpenghasilan rendah menghadapi tantangan dalam menyediakan layanan kesehatan yang memadai karena kurangnya infrastruktur, tenaga medis, dan pembiayaan.
5. Urbanisasi Cepat
Pertumbuhan kota yang pesat menciptakan tantangan baru, termasuk lingkungan yang padat, sanitasi yang buruk, dan peningkatan risiko penyakit menular serta PTM.
Tren dalam Kesehatan Global
1. Digitalisasi dan Teknologi Kesehatan
Kemajuan teknologi, seperti telemedicine, kecerdasan buatan (AI), dan data besar (big data), membuka peluang baru untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan. Teknologi ini juga memungkinkan pengawasan penyakit secara real-time.
2. Pendekatan One Health
Konsep “One Health” menekankan hubungan antara kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan. Pendekatan ini menjadi kunci dalam menangani isu kesehatan global yang kompleks, seperti zoonosis dan perubahan iklim.
3. Investasi dalam Kesehatan Mental
Kesadaran akan pentingnya kesehatan mental meningkat. Banyak negara mulai mengintegrasikan layanan kesehatan mental ke dalam sistem kesehatan primer dan menyediakan lebih banyak sumber daya untuk menangani masalah ini.
4. Fokus pada Kesetaraan Kesehatan
Organisasi internasional seperti WHO semakin fokus pada pengurangan ketimpangan kesehatan, dengan menargetkan populasi rentan dan meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan.
5. Peningkatan Kolaborasi Internasional
Kerja sama lintas negara dan organisasi semakin penting untuk menangani masalah kesehatan global. Pandemi COVID-19 menjadi pengingat akan pentingnya solidaritas global dalam mengatasi krisis kesehatan.
Kesimpulan
Kesehatan global adalah bidang yang terus berkembang dengan isu, tantangan, dan tren yang dinamis. Dari penyakit menular hingga dampak perubahan iklim, kesehatan global memengaruhi setiap aspek kehidupan manusia. Melalui kolaborasi internasional, inovasi teknologi, dan pendekatan berbasis kesetaraan, dunia dapat menghadapi tantangan ini dan menciptakan masa depan yang lebih sehat bagi semua populasi.
Latihan Soal
Analisis Prioritas Isu Kesehatan Global
Menurut Anda, di antara isu-isu utama kesehatan global yang disebutkan dalam artikel, mana yang seharusnya menjadi prioritas utama di negara berkembang? Berikan alasan yang kuat dengan mendukung argumen Anda menggunakan contoh-contoh nyata dari dunia nyata.
Implikasi Perubahan Iklim terhadap Kesehatan Global
Jelaskan bagaimana perubahan iklim dapat memengaruhi penyebaran penyakit menular di wilayah tropis. Berdasarkan pengamatan Anda, langkah apa yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat untuk memitigasi dampak tersebut?
Soal pertama.
Ketimpangan kesehatan di negara berkembang memiliki beberapa dampak yaitu
*Faktor Penyebab*
1. Keterbatasan Akses: Jarak yang jauh dan sulitnya akses ke fasilitas kesehatan membuat masyarakat sulit mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai.
2. Keterbatasan Sumber Daya: Kekurangan tenaga kesehatan, peralatan, dan biaya operasional membuat pelayanan kesehatan tidak efektif.
3. Kebijakan yang Tidak Merata: Kebijakan kesehatan yang tidak merata dan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.
*Dampak*
1. Kematian yang Tidak Perlu : Lebih dari 8 juta orang meninggal setiap tahun akibat kondisi yang dapat dicegah dengan pelayanan kesehatan yang memadai.
2. Kualitas Hidup yang Rendah: Keterbatasan akses ke pelayanan kesehatan membuat masyarakat memiliki kualitas hidup yang rendah.
3. Kesenjangan Ekonomi: Biaya kesehatan yang tinggi membuat masyarakat miskin semakin miskin.
*Solusi*
1. Peningkatan Akses : Meningkatkan akses ke fasilitas kesehatan dan pelayanan kesehatan yang memadai.
2. Pengembangan Sumber Daya: Meningkatkan jumlah tenaga kesehatan dan peralatan kesehatan.
3. Kebijakan yang Merata: Membuat kebijakan kesehatan yang merata dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.
Soal kedua.
Perubahan iklim memiliki dampak yang signifikan terhadap penyebaran penyakit menular di wilayah tropis.
*Faktor Perubahan Iklim*
1. Peningkatan Suhu dan Curah Hujan: Perubahan iklim menyebabkan peningkatan suhu dan curah hujan yang tidak teratur, sehingga menciptakan lingkungan yang ideal bagi vektor penyakit untuk berkembang.
*Contoh Penyakit*
1. Demam Berdarah (Demam berdarah merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus)
2. Malaria (Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit Plasmodium dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles)
*Upaya Pemerintah*
1. Sistem Peringatan Dini: Pemerintah harus mengembangkan sistem peringatan dini untuk mendeteksi potensi penyebaran penyakit.
2. Peningkatan Kesadaran Masyarakat: Pemerintah harus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya perubahan iklim dan cara-cara pencegahan penyakit.
1. Memerangi penyakit menular harus menjadi prioritas utama kesehatan global. Hal ini karena penyakit menular seperti malaria, TBC, dan HIV/AIDS, serta penyakit menular seperti kolera dan demam berdarah, masih menjadi penyebab utama tingginya angka kematian di banyak negara berkembang. Alasan yang mendukung argumen ini antara lain:
a. Beban Penyakit yang Signifikan:
Penyakit menular sering kali menyebabkan beban kesehatan yang lebih besar di negara berkembang daripada di negara maju. Misalnya, malaria masih menyebabkan sekitar 619.000 kematian per tahun, dengan sebagian besar kasus terjadi di Afrika sub-Sahara (Sumber:WHO, 2023). Kurangnya akses terhadap perawatan, fasilitas kesehatan, dan sumber daya pencegahan memperburuk situasi.
b. Hubungan langsung dengan kemiskinan:
Penyakit menular sering kali diperburuk oleh kondisi hidup yang tidak memadai, seperti akses yang buruk terhadap air bersih, sanitasi yang buruk, dan gizi yang tidak memadai. Misalnya, kolera sering kali mewabah di daerah kumuh perkotaan dan daerah bencana, seperti halnya krisis di Yaman dan Haiti. Peningkatan penanganan penyakit menular dapat berdampak langsung pada pengurangan kemiskinan.
c. Dampak ekonomi dan sosial:
Penyakit menular menyebabkan berkurangnya produktivitas dalam masyarakat karena individu yang terinfeksi tidak dapat bekerja baik secara langsung maupun melalui dampaknya pada pengasuh. Di negara berkembang, hal ini akan menyebabkan kemunduran ekonomi yang besar. Contoh spesifiknya adalah epidemi Ebola yang terjadi di Afrika Barat dari tahun 2014 hingga 2016. Epidemi ini tidak hanya merenggut ribuan nyawa tetapi juga menghancurkan ekonomi lokal.
d. Pencegahan yang relatif murah dan efektif:
Banyak penyakit menular dapat dicegah melalui tindakan yang relatif murah seperti vaksinasi, penggunaan kelambu berinsektisida, program kesehatan preventif, dan penyediaan air bersih. Misalnya, kampanye vaksinasi polio massal telah berhasil mengurangi jumlah infeksi di seluruh dunia, termasuk di negara berkembang seperti India dan Nigeria.
2. Perubahan iklim berdampak besar terhadap penyebaran penyakit menular, terutama di wilayah tropis. Perubahan suhu, pola curah hujan, kelembapan, dan kenaikan permukaan laut menciptakan kondisi yang lebih menguntungkan bagi patogen (seperti nyamuk, kutu, dan siput), sehingga memperluas jangkauan geografis mereka. Di bawah ini perubahan iklim akan mempengaruhi penyebaran penyakit menular dan tindakan apa yang dapat diambil untuk membendungnya.
• Pemanasan global menyebabkan nyamuk pembawa penyakit, seperti Aedes aegypti (demam berdarah, Zika, chikungunya) dan Anopheles (malaria), menyebar dari tempat asal mereka sebelumnya.
• Meningkatnya suhu air akibat perubahan iklim meningkatkan penyebaran bakteri seperti bakteri kolera.
• Ini adalah fenomena yang terlihat di daerah pesisir tropis seperti Bangladesh, di mana wabah kolera sering terjadi setelah siklon dan banjir.sekarang mampu bertahan hidup di daerah yang sebelumnya bukan tempat asal mereka.Terlalu dingin.Misalnya, malaria, yang dulunya hanya terjadi di daerah tropis, kini terjadi di dataran tinggi Afrika Timur dan Amerika Selatan.
• Perubahan iklim dapat mengganggu ekosistem dan membawa hewan pembawa penyakit (seperti tikus dan kelelawar) ke dalam kontak lebih dekat dengan manusia.Hal ini meningkatkan risiko penyakit zoonosis, seperti yang terlihat pada pandemi Ebola.
• Pendekatan pemerintah
a.Memperkuat sistem kesehatan masyarakat:
Investasi dalam deteksi dini, pelaporan dan pengendalian wabah adalah kuncinya.Misalnya, mendirikan Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) regional yang dapat merespons wabah penyakit dengan cepat.
b. Informasi dan pendidikan:Pemerintah harus mempromosikan program pendidikan tentang langkah-langkah pencegahan penyakit seperti penggunaan kelambu, vaksinasi, dan sanitasi lingkungan.
c. Meningkatkan infrastruktur air dan sanitasi.
Memastikan akses terhadap air bersih dan sistem sanitasi yang baik adalah kunci untuk mencegah penyakit yang ditularkan melalui air.Misalnya, proyek untuk memperkenalkan sistem pengelolaan sampah di Jakarta bertujuan untuk mengurangi kejadian kolera.
d.Pemantauan lingkungan:
Pemantauan populasi vektor penyakit (misalnya nyamuk) di daerah rentan dapat membantu memprediksi dan mencegah wabah.
• Peran Masyarakat
a.Menjaga kebersihan lingkunganMengurangi tempat perkembangbiakan nyamuk dengan yaitu menguras, menutup, dan mengubur barang-barang yang dapat menampung air.
b.Penggunaan teknologi local yaitu Pemanfaatan teknologi ramah lingkungan, seperti perangkap nyamuk berbasis tenaga surya, dapat membantu masyarakat di wilayah pedesaan mengurangi populasi vektor penyakit.
c.Peningkatan kesadaran kolektif yaitu Masyarakat dapat bekerja sama dalam kegiatan kebersihan lingkungan secara rutin, seperti gotong royong untuk membersihkan genangan air.
SOAL 1 ANALISIS PRIORITAS ISU KESEHATAN GLOBAL
“Menurut Anda, di antara isu-isu utama kesehatan global yang disebutkan dalam artikel, mana yang seharusnya menjadi prioritas utama di negara berkembang? Berikan alasan yang kuat dengan mendukung argumen Anda menggunakan contoh-contoh nyata dari dunia nyata.”
JAWABAN =
Prioritas utama dalam menangani isu kesehatan global di negara berkembang seharusnya *penyakit tidak menular (PTM)*. Menurut laporan WHO, lebih dari 77% kematian akibat PTM terjadi di negara berkembang. Penyakit seperti diabetes, hipertensi, penyakit kardiovaskular, dan kanker kini menjadi penyebab utama kematian di negara berkembang ini. Misalnya: India menghadapi epidemi diabetes dengan sekitar 74 juta orang terdiagnosis pada 2021, menjadikannya ibu kota diabetes dunia.
Banyak negara berkembang mengalami transisi epidemiologi, di mana peningkatan harapan hidup dan urbanisasi menyebabkan pergeseran dari penyakit menular ke PTM. Ini dipicu oleh perubahan gaya hidup, seperti meningkatnya konsumsi makanan olahan, kurangnya aktivitas fisik, dan meningkatnya penggunaan tembakau. PTM memiliki dampak ekonomi yang besar. Biaya perawatan medis untuk PTM sering kali jauh lebih tinggi dibandingkan penyakit menular, terutama karena sifatnya yang kronis. Contohnya
– Indonesia – Merokok dan Penyakit Terkait
Indonesia memiliki tingkat prevalensi perokok pria dewasa tertinggi di dunia. Biaya kesehatan akibat penyakit terkait tembakau (seperti kanker paru-paru, penyakit paru obstruktif kronik, dan penyakit kardiovaskular) diperkirakan mencapai $1,2 miliar pada 2021. Beban ekonomi juga mencakup kehilangan produktivitas karena kematian dini dan biaya perawatan jangka panjang.
– India – Diabetes dan Penyakit Kardiovaskular
> Diabetes: India memiliki lebih dari 77 juta penderita diabetes (2021), yang menyebabkan pengeluaran kesehatan tahunan sekitar $31 miliar. Ini mencakup biaya langsung (pengobatan, insulin, rawat inap) dan biaya tidak langsung (hilangnya produktivitas akibat komplikasi).
> Penyakit Kardiovaskular (PKV): PKV adalah penyebab utama kematian di India, dengan biaya ekonomi diperkirakan mencapai $237 miliar antara 2012–2030, menurut laporan World Economic Forum (WEF). Sebagian besar disebabkan oleh kehilangan produktivitas masyarakat usia produktif.
Beban ekonomi PTM di negara berkembang sangat besar, mencakup biaya medis langsung, seperti perawatan dan pengobatan, serta biaya tidak langsung, seperti kehilangan produktivitas. Ini menjadi tantangan besar bagi negara-negara berkembang yang sistem kesehatannya masih terbatas. PTM membutuhkan perhatian lebih besar untuk mencegah lonjakan kasus dan dampak jangka panjang yang merugikan. Dengan memprioritaskan PTM, negara berkembang dapat mengurangi beban kesehatan, meningkatkan kualitas hidup, dan mendorong stabilitas ekonomi.
SOAL 2 IMPLIKASI PERUBAHAN IKLIM TERHADAP KESEHATAN GLOBAL
“Jelaskan bagaimana perubahan iklim dapat memengaruhi penyebaran penyakit menular di wilayah tropis. Berdasarkan pengamatan Anda, langkah apa yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat untuk memitigasi dampak tersebut? ”
JAWABAN =
Perubahan iklim berdampak signifikan pada penyebaran penyakit menular, khususnya di wilayah tropis, di mana kondisi lingkungan menjadi semakin mendukung pertumbuhan patogen dan vektor penyakit seperti nyamuk. Pengaruh perubahan iklim akhir-akhir ini tentunya berpengaruh pada kesehatan, Berbagai dampak yang ditimbulkan yaitu peningkatan kejadian penyakit yang ditularkan melalui vektor (vector-borne diseases), melalui air (water-borne diseases), maupun melalui makanan (foodborne diseases). Lingkungan berpengaruh terhadap kesehatan manusia. Infeksi penyakit dapat terjadi jika terdapat ketidakseimbangan hubungan antara lingkungan, agen penyakit dan pejamu. Perubahan iklim merupakan salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat. Perubahan iklim dapat memicu perkembangbiakan penyakit tular vektor karena berkaitan dengan suhu, kelembaban udara dan curah hujan. Vektor adalah hewan avertebrata yang menularkan agen penyakit dari satu pejamu ke pejamu lain yang rentan. Vektor digolongkan menjadi dua, yaitu vektor mekanik dan biologi. Agen penyakit tidak mengalami perubahan jika di vektor mekanik, namun mengalami perkembangbiakan dari satu tahap ke tahap berikutnya di dalam tubuh vektor biologi. Salah satu contoh vektor biologi adalah nyamuk.
Perubahan iklim berpengaruh terhadap siklus hidup nyamuk dan intensitas hisapan nyamuk. Hal ini karena nyamuk termasuk dalam ectothermic, yaitu suhu tubuh tergantung dengan suhu lingkungan (temperatur ambien). Tahapan siklus hidup yang rentan terhadap perubahan iklim adalah larva ke dewasa. Peningkatan suhu akan mempercepat proses perkembangan larva nyamuk menjadi dewasa. Perubahan iklim juga akan mempercepat nyamuk betina dewasa untuk mencerna darah yang dihisap, sehingga intensitas penghisapan akan semakin tinggi. Hal ini berakibat ke peningkatan frekuensi penularan penyakit. Jenis-jenis nyamuk yang dapat dipengaruhi oleh perubahan iklim adalah Anopheles gambiae, A. funestus, A. darlingi, Culex quinquefasciatus, dan Aedes aegypti. Culex sp merupakan salah satu vektor penular filariasis dan termasuk nyamuk yang bersifat antropofilik (gemar menghisap darah manusia). Aktifitas menghisap dilakukan pada malam hari dan di luar rumah.
Untuk mengurangi dampak perubahan iklim terhadap penyebaran penyakit menular, berbagai langkah dapat dilakukan:
1. Kebijakan Pemerintah yaitu
> Penguatan Sistem Kesehatan:
– Meningkatkan kapasitas deteksi dini dan respons cepat terhadap wabah penyakit.
– Menyediakan vaksinasi massal untuk penyakit seperti demam berdarah atau kolera.
> Manajemen Lingkungan:
– Mengontrol habitat nyamuk melalui pengelolaan air, penghilangan genangan, dan penggunaan larvasida.
> Adaptasi Infrastruktur:
– Membangun infrastruktur tahan banjir dan memastikan akses ke air bersih untuk mengurangi risiko kolera dan diare.
2. Peran Masyarakat
> Peningkatan Kesadaran Publik:
– Edukasi masyarakat tentang pengendalian nyamuk, kebersihan lingkungan, dan penggunaan kelambu berinsektisida.
> Penggunaan Teknologi Lokal:
– Memanfaatkan teknologi sederhana seperti perangkap nyamuk atau air bersih yang disaring.
NAMA : TIA SETIAWATI
NPM : 01240500003
PRODI : S1 KESEHATAN MASYARAKAT – EKTENSI (CIANJUR)
HARI/TANGGAL : SELASA, 21 JANUARI 2025
SOAL NO. 1
Analisis Prioritas Isu Kesehatan Global
Menurut Anda, di antara isu-isu utama kesehatan global yang disebutkan dalam artikel, mana yang seharusnya menjadi prioritas utama di negara berkembang? Berikan alasan yang kuat dengan mendukung argumen Anda menggunakan contoh-contoh nyata dari dunia nyata.
JAWABAN :
Di negara berkembang, prioritas utama dalam isu kesehatan global seharusnya adalah Penyakit Menular dan Ketimpangan Kesehatan. Alasan utama adalah sebagai berikut:
Penyakit Menular: Negara berkembang sering kali memiliki infrastruktur kesehatan yang lebih lemah dan akses yang terbatas terhadap fasilitas medis, yang mempersulit pencegahan dan pengobatan penyakit menular. Penyakit seperti malaria, tuberkulosis, dan HIV/AIDS masih menjadi penyebab utama kematian. Misalnya, di banyak negara sub-Sahara Afrika, malaria menjadi masalah kesehatan utama karena kurangnya akses ke obat-obatan yang efektif dan kurangnya kampanye pencegahan. Selain itu, pandemi COVID-19 memperburuk kondisi ini dengan memperlihatkan bagaimana ketidakmampuan sistem kesehatan untuk merespon cepat dapat memperburuk dampak global.
Ketimpangan Kesehatan: Ketimpangan kesehatan di negara berkembang terkait erat dengan faktor sosial-ekonomi seperti pendidikan, infrastruktur, dan akses terhadap layanan kesehatan. Banyak masyarakat miskin tidak dapat mengakses layanan kesehatan yang memadai, yang mengakibatkan tingginya angka kematian dan morbiditas akibat penyakit yang seharusnya dapat dicegah. Sebagai contoh, di beberapa wilayah Afrika dan Asia Selatan, tingkat kematian ibu dan anak sangat tinggi akibat kurangnya akses ke perawatan medis yang berkualitas dan fasilitas kesehatan yang baik.
Alasan lainnya:
• Penyakit menular menyebar lebih cepat di lingkungan yang kurang sanitasi dan infrastruktur kesehatan yang buruk, yang banyak ditemukan di negara berkembang.
• Ketimpangan kesehatan memperburuk situasi ini dengan menyebabkan sebagian besar masyarakat tidak dapat mengakses pencegahan dan pengobatan yang memadai.
Dengan fokus pada penyakit menular dan ketimpangan kesehatan, negara berkembang dapat mengurangi beban penyakit dan meningkatkan akses kepada layanan kesehatan dasar, yang pada gilirannya meningkatkan kualitas hidup penduduknya.
SOAL NO.2
Implikasi Perubahan Iklim terhadap Kesehatan Global
Jelaskan bagaimana perubahan iklim dapat memengaruhi penyebaran penyakit menular di wilayah tropis. Berdasarkan pengamatan Anda, langkah apa yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat untuk memitigasi dampak tersebut?
JAWABAN :
Perubahan iklim dapat memengaruhi penyebaran penyakit menular di wilayah tropis melalui berbagai cara, antara lain:
Penyebaran Penyakit Vektor: Perubahan iklim, khususnya peningkatan suhu dan curah hujan, dapat memperluas habitat bagi vektor penyakit seperti nyamuk pembawa malaria, demam berdarah, dan virus Zika. Peningkatan suhu memungkinkan nyamuk berkembang biak di area yang sebelumnya tidak terjangkau. Selain itu, banjir yang disebabkan oleh perubahan pola cuaca dapat menciptakan lingkungan yang ideal untuk pembiakan nyamuk.
Perubahan Pola Penyakit: Wilayah tropis yang sudah terpengaruh oleh penyakit endemik seperti malaria dapat melihat peningkatan penyebaran penyakit tersebut dengan adanya perubahan suhu yang lebih tinggi, yang mempercepat siklus hidup vektor. Misalnya, peningkatan suhu dapat mempercepat proses inkubasi parasit malaria dalam tubuh nyamuk, sehingga meningkatkan kemungkinan penyebaran penyakit.
Kekeringan dan Akses Terbatas ke Air Bersih: Selain penyakit yang disebabkan oleh vektor, perubahan iklim juga dapat menyebabkan kekeringan yang memengaruhi ketersediaan air bersih, yang berujung pada penyebaran penyakit terkait air seperti kolera, diare, dan tifus. Wilayah tropis yang bergantung pada sumber air alami menjadi lebih rentan terhadap perubahan iklim yang memperburuk kualitas dan ketersediaan air.
Langkah untuk Mitigasi:
• Adaptasi dan Pendidikan Masyarakat: Pemerintah dan masyarakat harus meningkatkan kesadaran tentang pentingnya penggunaan alat pengendali vektor seperti kelambu yang dirawat insektisida dan penggunaan obat-obatan pencegahan malaria.
• Peningkatan Infrastruktur Kesehatan dan Sanitasi: Meningkatkan infrastruktur sanitasi dan pengelolaan air bersih untuk mencegah penyebaran penyakit terkait air. Sistem peringatan dini yang berfokus pada perubahan cuaca dan penyebaran penyakit juga perlu diperkuat.
• Pengendalian Emisi Gas Rumah Kaca: Pemerintah harus bekerja sama dengan masyarakat global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memitigasi dampak perubahan iklim, termasuk kebijakan yang mendukung energi terbarukan dan pelestarian lingkungan.
Dengan langkah-langkah mitigasi yang tepat, baik pemerintah maupun masyarakat dapat mengurangi dampak perubahan iklim terhadap kesehatan, khususnya di wilayah tropis yang sangat rentan.
Nama : Yulianty Br. Simanjuntak
NPM : 22240100005
Mata Kuliah : Ilmu Kesehatan Masyarakat
Prodi : Ekstensi D4 Manajemen Informasi Kesehatan
A. Analisis Prioritas Isu Kesehatan Global
Menurut analisis saya dari data dan tren terkini yang perlu diprioritas utama di negara berkembang adalah : Penyakit Menular dan Gizi Buruk. Alasannya, antara lain :
1. Beban Penyakit Menular masih menjadi penyebab utama kematian dan morbiditas di banyak negara berkembang.Seperti : Malaria, Tuberkulosis dan Diare.
Gizi Buruk terutama pada anak-anak, sangat berkontribusi pada angka kematian dan pertumbuhan ekonomi yang lambat.
2. Siklus Kemiskinan mempengaruhi penyakit menular dan gizi buruk. Masyarakat yang miskin cenderung memiliki keterbatasan terhadap Layanan Kesehatan, Air
Bersih dan Makanan Bergizi, sehingga rentan terhadap penyakit. Sedangkan Penyakit Kronis dapat menyebabkan seseorang kehilangan pekerjaan dan semakin miskin.
3. Dampak Sosial Ekonomi terhadap penyakit menular dan gizi buruk berdampak yang signifikan terhadap perekonomian suatu negara.
Produktivitas tenaga kerja yang rendah akibat penyakit dan disabilitas dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.
4. Interkoneksi dengan Isu lain sangat terkait. Contohnya , Gizi Buruk dapat melemahkan system kekebalan tubuh yang dapat meningkatkan risiko terkena penyakit menular.
Contoh Nyata :
1. Afrika Sub-Sahara : Wilayah ini masih menghadapi beban penyakit menular yang tinggi, seperti HIV/AIDS dan malaria.
Selain itu, gizi buruk, terutama stunting, masih menjadi masalah besar.
2. Asia Selatan : Negara-negara di Asia Selatan juga menghadapi tantangan serupa, dengan tambahan masalah seperti tuberkulosis dan diare.
B. Implikasi Perubahan Iklim terhadap Kesehatan Global
Menurut saya, penyebab perubahan iklim mempengaruhi penyebaran penyakit menular di wilayah tropis, antara lain :
1. Perubahan habitat vektor seperti nyamuk, tikus dan serangga lainnya yang dapat berkembang biak lebih cepat dan meluas ke daerah baru akibat perubahan iklim.
2. Perpanjangan musim transmisi seperti penyakit malaria, demam berdarah dan chikungunya dapat menyebar lebih luas dan sepanjang tahun lamannya karena kondisi cuaca yang lebih hangat dan lembap.
3. Meningkatkan intensitas dan frekuensi bencana alam seperti Banjir, Kekeringan dan badai dapat merusak infrastruktur kesehatan, menggangu pasokan air bersih dan membuat kondisi yang tidak sehat untuk pertumbuhan bakteri dan virus.
4. Malnutrisi dalam perubahan iklim mengganggu produksi pangan, menyebabkan kelaparan dan malnutrisi.
Kondisi ini melemahkan system kekebalan tubuh, membuat individu lebih rentan terhadap penyakit.
Langkah Mitigasi yang Dapat Dilakukan :
1. Pencegahan : Suveilans penyakit dan vektor, Vaksinansi ditingkatkan lagi, Pengendalian vektor biologis dan kimiawi, dan Meningkatkan akses air bersih dan sanitasi yang layak.
2. Adaptasi : Membangun Sistem Peringatan Diniuntuk bencana alam, Membangun Infrastruktur Kesehatan yang tahan terhadap bencana alam dan Meningkatkan Kapasitas Sistem Kesehatan dalam merespon kejadian luar biasa.
Mitigasi Perubahan Iklim
1. Mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan mendorong penggunaan energy bersih.
2. Melindungi hutan sebagai penyebab karbon alami.
Contoh Kasus Nyata :
Peningkatan kasus demam berdarah di Asia Tenggara : Perubahan pola curah hujan dan suhu yang ekstrim telah menciptakan kondisi yang ideal bagi perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, vektor penyakit demam berdarah.
1. Analisis Prioritas Isu Kesehatan Global di Negara Berkembang
Dari isu-isu kesehatan global yang disebutkan dalam artikel dan yang umum diperbincangkan, menurut saya, prioritas utama di negara berkembang seharusnya adalah membangun resiliensi sistem kesehatan global, yang mencakup penguatan infrastruktur, sumber daya manusia, dan akses layanan kesehatan yang merata. Berikut alasannya:
Kerentanan Terhadap Krisis Kesehatan: Negara berkembang seringkali memiliki sistem kesehatan yang lebih rapuh dan kurang siap menghadapi krisis kesehatan, baik yang disebabkan oleh pandemi, bencana alam, maupun konflik. Contohnya, pandemi COVID-19 menunjukkan betapa terbatasnya kapasitas rumah sakit, ketersediaan tenaga medis, dan akses vaksin di banyak negara berkembang. Akibatnya, dampak pandemi di negara-negara ini jauh lebih parah.
Beban Ganda Penyakit: Negara berkembang menghadapi beban ganda penyakit, yaitu masih tingginya angka penyakit menular (seperti TBC, malaria, HIV/AIDS) di samping meningkatnya penyakit tidak menular (seperti diabetes, penyakit jantung, kanker). Sistem kesehatan yang kuat diperlukan untuk menangani kedua jenis penyakit ini secara efektif.
Akses Terhadap Layanan Kesehatan: Akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas masih menjadi masalah besar di banyak negara berkembang, terutama di daerah pedesaan dan terpencil. Banyak masyarakat yang kesulitan mendapatkan akses ke dokter, rumah sakit, obat-obatan, dan layanan kesehatan dasar lainnya.
Keterkaitan dengan Masalah Sosial Ekonomi: Masalah kesehatan di negara berkembang seringkali berkaitan erat dengan masalah sosial ekonomi, seperti kemiskinan, kurangnya sanitasi, dan gizi buruk. Oleh karena itu, penguatan sistem kesehatan harus diiringi dengan upaya perbaikan kondisi sosial ekonomi masyarakat.
Contoh nyata:
Afrika: Banyak negara di Afrika yang masih berjuang melawan penyakit menular seperti HIV/AIDS, malaria, dan TBC. Penguatan sistem kesehatan, termasuk peningkatan akses ke layanan pencegahan dan pengobatan, sangat penting untuk mengatasi masalah ini.
Asia Tenggara: Beberapa negara di Asia Tenggara rentan terhadap bencana alam seperti banjir dan gempa bumi, yang dapat merusak infrastruktur kesehatan dan menyebabkan wabah penyakit. Investasi dalam sistem kesehatan yang tahan bencana sangat penting untuk mengurangi dampak krisis kesehatan.
2. Implikasi Perubahan Iklim terhadap Kesehatan Global, Khususnya di Wilayah Tropis
Perubahan iklim memiliki dampak yang signifikan terhadap penyebaran penyakit menular di wilayah tropis, antara lain:
Peningkatan Suhu dan Kelembapan: Suhu dan kelembapan yang lebih tinggi dapat mempercepat siklus hidup vektor penyakit (seperti nyamuk dan lalat) dan memperluas wilayah penyebarannya. Hal ini dapat meningkatkan risiko penyakit yang ditularkan oleh vektor, seperti malaria, demam berdarah, dan Zika.
Perubahan Pola Curah Hujan: Perubahan pola curah hujan dapat menyebabkan banjir dan kekeringan, yang dapat memengaruhi sanitasi dan kebersihan lingkungan. Banjir dapat mencemari sumber air dan meningkatkan risiko penyakit bawaan air, seperti kolera dan diare. Kekeringan dapat menyebabkan kekurangan air bersih dan meningkatkan risiko penyakit menular.
Perubahan Ekosistem: Perubahan iklim dapat mengubah ekosistem dan habitat hewan, yang dapat memengaruhi interaksi antara manusia dan hewan. Hal ini dapat meningkatkan risiko penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat untuk memitigasi dampak tersebut:
Penguatan Sistem Surveilans Penyakit: Pemerintah perlu memperkuat sistem surveilans penyakit untuk memantau perubahan pola penyakit dan mendeteksi dini potensi wabah.
Pengendalian Vektor Penyakit: Upaya pengendalian vektor penyakit, seperti penyemprotan nyamuk dan pengelolaan lingkungan, perlu ditingkatkan.
Peningkatan Akses Air Bersih dan Sanitasi: Pemerintah perlu berinvestasi dalam penyediaan air bersih dan sanitasi yang layak bagi masyarakat.
Adaptasi Sektor Kesehatan: Sektor kesehatan perlu beradaptasi dengan dampak perubahan iklim, misalnya dengan membangun fasilitas kesehatan yang tahan bencana dan melatih tenaga medis untuk menangani penyakit terkait iklim.
Edukasi dan Kesadaran Masyarakat: Masyarakat perlu diedukasi tentang dampak perubahan iklim terhadap kesehatan dan cara-cara pencegahannya.
Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca: Upaya global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sangat penting untuk mengatasi akar penyebab perubahan iklim.
Dengan langkah-langkah yang tepat, dampak perubahan iklim terhadap kesehatan dapat diminimalkan dan sistem kesehatan di negara berkembang dapat diperkuat untuk menghadapi tantangan global ini.
Nama : Panut Riyanto
NPM : 01210100017
Prodi : Kesehatan Masyarakat
Jawaban Latihan Soal
1. Analisis Prioritas Isu Kesehatan Global
Prioritas utama di negara berkembang adalah penyakit menular . Hal ini karena penyakit seperti malaria, tuberkulosis, dan HIV/AIDS masih menyebabkan angka morbiditas dan
mortalitas yang tinggi. Contoh nyata adalah upaya global memerangi malaria di Afrika melalui distribusi kelambu berinsektisida dan pengobatan berbasis artemisinin yang
berhasil menurunkan kematian akibat malaria secara signifikan.
2. Implikasi Perubahan Iklim terhadap Kesehatan Global
Implikasi Perubahan Iklim terhadap Kesehatan Perubahan iklim global mempengaruhi penyebaran penyakit menular seperti malaria dan demam berdarah di wilayah tropis.
Peningkatan suhu dan curah hujan menciptakan lingkungan ideal bagi vektor seperti nyamuk. Untuk mitigasi, pemerintah dapat mengembangkan infrastruktur sanitasi yang
baik, mempromosikan edukasi masyarakat tentang bahaya penyakit terkait iklim, serta memperkuat program pengendalian vektor melalui teknologi dan kebijakan berbasis data.
Contohnya adalah :
a) Pengendalian Vektor Nyamuk
• Fogging Terjadwal: Pemerintah daerah dapat melakukan fogging di wilayah endemis untuk mengendalikan populasi nyamuk Aedes aegypti (penyebab demam
berdarah).
• Penggunaan Wolbachia: Mengembangkan teknologi biologis seperti penyebaran nyamuk dengan bakteri Wolbachia yang dapat mengurangi kemampuan nyamuk
menularkan virus dengue. Program ini telah diuji coba di Yogyakarta dan menunjukkan penurunan kasus demam berdarah hingga 77%.
b) Peningkatan Infrastruktur Sanitasi
• Memperbaiki sistem drainase di perkotaan untuk mencegah genangan air yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk. Misalnya, program revitalisasi saluran
air di Jakarta.
c) Pemantauan dan Edukasi Masyarakat
• Memanfaatkan teknologi berbasis data, seperti aplikasi Siklus Nyamuk, untuk memantau penyebaran penyakit menular dan memberikan informasi real-time kepada
masyarakat.
• Menggalakkan kampanye “3M Plus” (Menguras, Menutup, Mendaur ulang) melalui program lintas sekolah dan komunitas.
d) Pembangunan Ruang Hijau
• Meningkatkan jumlah ruang terbuka hijau di perkotaan untuk mengurangi efek pulau panas yang mendukung perkembangan vektor nyamuk.
I.) Analisis Prioritas Isu Kesehatan Global. Menurut Anda, di antara isu-isu utama kesehatan global yang disebutkan dalam artikel, mana yang seharusnya menjadi prioritas utama di negara berkembang? Berikan alasan yang kuat dengan mendukung argumen Anda menggunakan contoh-contoh nyata dari dunia nyata.
Jawab :
Dari berbagai isu kesehatan global, penyakit menular, akses terhadap layanan kesehatan dasar, dan malnutrisi seharusnya menjadi prioritas utama di negara berkembang.
a.) Penyakit menular
– Dampak dari beban penyakit yang tinggi, seperti penyakit malaria, tuberkulosis, dan HIV/AIDS masih menjadi ancaman signifikan di banyak negara berkembang. Contohnya, Afrika Sub-Sahara memikul lebih dari 90% beban malaria dunia. Tuberkulosis juga tetap menjadi masalah besar di India dan negara Asia lainnya.
– Ekonomi dan sosial juga menjadi salah satu penghambat produktivitas karena mereka sering menyerang populasi usia kerja. Misalnya, epidemi HIV/AIDS di Afrika Selatan telah memengaruhi tenaga kerja dan ekonomi secara signifikan.
– Solusi yang dapat dilakukan dari banyaknya penyakit menular, dapat dicegah dengan intervensi berbiaya rendah seperti vaksinasi, distribusi kelambu antinyamuk, dan pengobatan yang lebih terjangkau. Contoh sukses adalah inisiatif global untuk memberantas polio yang telah hampir menghilangkan penyakit ini secara global.
b) Akses terhadap Layanan Kesehatan Dasar
– Ketidakmerataannya akses di negara-negara berkembang, akses terhadap layanan kesehatan seringkali terbatas, terutama di daerah pedesaan. Ini menyebabkan banyak kasus penyakit ringan berkembang menjadi masalah kesehatan yang serius. Angka Kematian Ibu dan Bayi yang tinggi di negara-negara seperti Nigeria dan India, keterbatasan akses ke perawatan prenatal dan persalinan yang aman juga berkontribusi pada tingginya angka kematian ibu dan bayi.
– Program seperti Universal Health Coverage (UHC) yang diluncurkan oleh WHO bertujuan memperluas akses ke layanan kesehatan dasar di negara-negara berkembang. Implementasi di Rwanda, misalnya, berhasil meningkatkan akses ke layanan kesehatan primer melalui program asuransi kesehatan berbasis komunitas.
c.) Malnutrisi
– Malnutrisi, terutama pada anak-anak, dapat menyebabkan stunting (pertumbuhan terhambat) yang memengaruhi kemampuan belajar dan produktivitas di masa depan. UNICEF melaporkan bahwa hampir 45% kematian anak di bawah lima tahun terkait dengan malnutrisi.
– Malnutrisi seringkali disebabkan oleh kombinasi kemiskinan, ketidakamanan pangan, dan kurangnya pendidikan gizi. Solusi seperti program pemberian makanan sekolah (contohnya di Ethiopia dan India) telah menunjukkan hasil positif.
– Mengatasi malnutrisi dapat menghasilkan generasi yang lebih sehat dan produktif, yang pada akhirnya berkontribusi pada pembangunan ekonomi.
Penyakit menular, akses terhadap layanan kesehatan dasar, dan malnutrisi harus menjadi prioritas utama karena dampaknya yang signifikan terhadap masyarakat di negara berkembang. Mengatasi isu-isu ini tidak hanya menyelamatkan nyawa tetapi juga berkontribusi pada pembangunan sosial dan ekonomi jangka panjang.
II.) Implikasi Perubahan Iklim terhadap Kesehatan Global.
Jelaskan bagaimana perubahan iklim dapat memengaruhi penyebaran penyakit menular di wilayah tropis. Berdasarkan pengamatan Anda, langkah apa yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat untuk memitigasi dampak tersebut?
Jawab :
Perubahan iklim berdampak signifikan pada penyebaran penyakit menular, terutama di wilayah tropis, yang memiliki kondisi lingkungan mendukung bagi banyak patogen dan vektor.
a.) Perubahan Habitat Vektor juga memengaruhi peningkatan suhu global memperluas habitat serangga seperti nyamuk, yang merupakan vektor utama untuk penyakit seperti malaria, demam berdarah, dan chikungunya. Seperti Nyamuk Aedes aegypti dan Anopheles kini ditemukan di daerah dengan ketinggian lebih tinggi, seperti di pegunungan Afrika Timur, karena suhu yang lebih hangat.
b.) Peningkatan Musim Penularan seperti Perubahan pola curah hujan dan dapat meningkatan suhu memperpanjang musim perkembangbiakan nyamuk. Curah hujan yang tinggi menciptakan genangan air, tempat nyamuk bertelur, sementara suhu hangat mempercepat siklus hidup nyamuk dan replikasi virus dalam tubuhnya.
c.) Meningkatnya Risiko Wabah, Perubahan iklim dapat memicu peristiwa cuaca ekstrem, seperti banjir dan badai, yang sering kali disertai dengan wabah penyakit menular seperti kolera dan leptospirosis akibat kontaminasi air.
d.) Adanya Pergeseran Penyakit ke Wilayah Baru, Penyakit yang sebelumnya terbatas pada wilayah tropis, seperti demam berdarah, kini menyebar ke wilayah subtropis dan bahkan negara-negara dengan iklim sedang, seperti AS dan Eropa Selatan, karena perubahan pola iklim.
Untuk memitigasi dampak ini, langkah-langkah berikut dapat diambil yaitu :
1.) Pendekatan Berbasis Pemerintah, yang terdiri dari.
• Penguatan Sistem Kesehatan Masyarakat, Pemerintah harus meningkatkan sistem pengawasan epidemiologi untuk mendeteksi dan merespons wabah penyakit secara cepat.
• Pengelolaan Lingkungan, Program pengelolaan air, seperti pembersihan genangan air dan pembangunan drainase yang lebih baik, dapat mencegah perkembangbiakan vektor.
• Peningkatan Vaksinasi, Mengembangkan dan mendistribusikan vaksin untuk penyakit yang diperburuk oleh perubahan iklim, seperti malaria dan demam berdarah.
• Regulasi Emisi Karbon, Mengurangi emisi gas rumah kaca untuk meminimalkan dampak jangka panjang perubahan iklim terhadap kesehatan. Contoh: Komitmen negara dalam Paris Agreement.
2.) Partisipasi Masyarakat
• Edukasi dan Kesadaran, Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan mengurangi risiko penularan penyakit. Contoh: Kampanye penggunaan kelambu di Afrika untuk mencegah malaria.
• Keterlibatan Komunitas, Komunitas lokal dapat berperan aktif dalam pembersihan lingkungan, seperti membersihkan tempat berkembang biak nyamuk secara rutin.
• Adaptasi Pola Hidup, Masyarakat dapat mengadopsi langkah preventif, seperti menggunakan pakaian pelindung dan obat nyamuk, serta menghindari genangan air di sekitar rumah.
3.) Kolaborasi Global
• Pendanaan untuk Riset dan Teknologi, Seperti
Kerja sama internasional diperlukan untuk mendanai riset penyakit terkait iklim dan pengembangan solusi inovatif, seperti insektisida ramah lingkungan dan aplikasi pengendalian vektor berbasis teknologi.
• Peningkatan Kapasitas Negara Rentan.
Negara maju dapat membantu negara berkembang dengan menyediakan sumber daya untuk pengelolaan dampak kesehatan akibat perubahan iklim.
Perubahan iklim secara langsung memengaruhi penyebaran penyakit menular di wilayah tropis melalui perubahan suhu, curah hujan, dan peristiwa cuaca ekstrem. Mitigasi dampak ini memerlukan kombinasi tindakan pemerintah, masyarakat, dan kerja sama global untuk memperkuat sistem kesehatan, mengelola lingkungan, dan meningkatkan kesadaran masyarakat. Tindakan kolektif ini dapat mengurangi risiko penyebaran penyakit dan melindungi kesehatan global.
Nama : Oxilia Ivonny
NIM : 2224010002
PRODI : MIK Estensi 1
1. Analisis Prioritas Isu Kesehatan Global
Menurut saya, di antara isu-isu utama kesehatan global yang disebutkan dalam artikel, yang seharusnya menjadi prioritas utama di negara berkembang adalah Penyakit Menular
Alasannya: Penyakit menular terus membebani populasi dan menyerang semua kelompok masyarakat di seluruh dunia. Baik ancaman biologis yang terjadi secara alami maupun yang sengaja diperkenalkan memiliki potensi yang semakin besar untuk menyebabkan penyakit, kecacatan, dan kematian. Penyakit menular juga dapat menyerang di negara-negara berpendapatan rendah dan populasi terpinggirkan
Keadaan kesehatan global pada tahun 2024 ditandai dengan peningkatan kasus penyakit menular, seperti TBC, campak, dan polio.
Beberapa faktor yang berkontribusi pada peningkatan kasus ini adalah:
• Perubahan iklim yang menyebabkan suhu global lebih hangat dan memungkinkan vektor penyakit menyebar ke wilayah baru
• Penurunan tingkat imunisasi setelah pandemi COVID-19
• Munculnya strain penyakit baru
• Migrasi penduduk berskala besar
• Gangguan dalam kampanye vaksinasi akibat konflik militer
Beberapa penyakit menular yang menjadi perhatian pada tahun 2024, antara lain:
• TBC, yang menjadi penyakit menular yang paling mematikan di dunia
• Campak, yang mengalami peningkatan kasus di AS dan Eropa
• Polio, yang kembali mewabah di Afghanistan dan Pakistan
• Mpox, yang menewaskan ratusan orang di Republik Demokratik Kongo
• Avian Influenza A(H5N1) pada manusia
• Avian Influenza A(H5N6) pada unggas
• Penyakit Virus Nipah
• Demam Lassa
• Legionellosis
• Meningitis Meningokokus
Untuk mengatasi penyakit menular, Kita dapat:
• Mencuci tangan dengan sabun
• Memberantas jentik nyamuk
• Menggunakan air bersih untuk keperluan rumah tangga
• Mengonsumsi makanan bergizi seimbang
• Melakukan aktivitas fisik setiap hari
• Menggunakan jamban sehat
• Menjaga dan memperhatikan kesehatan reproduksi
• Mengurangi kontak dengan binatang pembawa penyakit
• Menggunakan masker
• Menjaga jarak
• Tidak mengunjungi tempat yang sedang terdapat wabah
• Menerapkan gaya hidup sehat dan bersih
• Melakukan vaksinasi secara teratur
• Hindari keluar rumah saat sakit
• Lakukan hubungan seksual dengan aman
• Hindari kontak atau gigitan serangga
• Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
Penanganan penyakit menular dapat dilakukan melalui beberapa kegiatan, di antaranya:
• Promosi kesehatan
• Surveilans kesehatan
• Pengendalian faktor risiko
• Penemuan kasus
• Penanganan kasus
• Pemberian kekebalan (imunisasi)
• Pemberian obat pencegahan secara massal
2. Implikasi Perubahan Iklim terhadap Kesehatan Global
Penjelasan bagaimana perubahan iklim dapat mempengaruhi penyebaran penyakit menular di wilayah tropis sebagai berikut:
Perubahan iklim dapat mempengaruhi kesehatan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung, dampaknya meliputi paparan langsung terhadap perubahan pola cuaca seperti suhu, curah hujan, kenaikan permukaan laut, dan peningkatan frekuensi cuaca ekstrem. Kejadian cuaca ekstrem ini dapat membahayakan kesehatan manusia, bahkan berpotensi menyebabkan kematian. Secara tidak langsung, perubahan iklim mempengaruhi faktor lingkungan seperti kualitas air, udara, dan makanan, penipisan lapisan ozon, penurunan sumber daya air, kehilangan fungsi ekosistem, dan degradasi lahan. Semua faktor ini pada akhirnya akan berdampak pada kesehatan manusia. Risiko kesehatan tidak langsung termasuk kematian dan penyakit yang berkaitan dengan perubahan iklim, seperti penyakit yang disebabkan oleh suhu ekstrem, pencemaran udara, kontaminasi air dan makanan, serta penyakit yang ditularkan oleh vektor dan hewan pengerat.
Berikut ini adalah beberapa penyakit menular yang dapat dipengaruhi oleh perubahan iklim:
Malaria, Demam berdarah, Zika, Penyakit Lyme, Virus West Nile, Schistosomiasis
Beberapa penyakit menular mengalami lonjakan besar pada 2024. Perubahan iklim, penurunan tingkat vaksinasi dan kemunculan varian patogen baru menjadi pemicu lonjakan ini. Laporan ini merupakan temuan awal dalam analisis Airfinity Ltd., sebuah firma peramalan penyakit yang berbasis di London. Mereka menyoroti peningkatan kasus penyakit yang dapat dicegah dan sensitif terhadap perubahan iklim, sekaligus menyerukan respons global yang terkoordinasi. Pada akhir Desember 2024, kasus demam berdarah global mencapai rekor baru dengan lebih dari 13 juta kasus. Angka ini dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu. Peningkatan kasus infeksi bahkan menembus tiga kali lipat di Amerika Tengah dan Selatan, serta menyebabkan hampir 10.000 kematian secara global. Kasus pertusis atau batuk rejan meningkat hampir sepuluh kali lipat dibandingkan dengan 2023. Penyakit lain seperti mpox, demam oropouche, dan poliomielitis juga menunjukkan peningkatan, sebagaimana dikutip Bloomberg.
Jumlah kasus penularan flu burung ke manusia akibat virus H5N1 juga mencapai 61 di Amerika Serikat per Desember 2024. Sementara itu, Rwanda melaporkan wabah pertama virus Marburg, yang dapat menyebabkan demam berdarah parah dan berpotensi mematikan pada manusia. Analisis yang mengandalkan data dari 128 sumber di 206 negara itu menemukan bahwa suhu ekstrem dan pola iklim yang berubah berkontribusi pada lonjakan penyakit. Beberapa penyakit ini disebabkan oleh virus, bakteri, dan parasit yang ditularkan melalui hewan vektor seperti nyamuk&kutu.
Suhu yang lebih hangat memungkinkan vektor bertahan hidup dan menyebar ke wilayah baru. 2024 sendiri hampir dipastikan menjadi tahun terpanas dalam sejarah pencatatan. Suhu rata-rata global mencapai 1,62°C di atas tingkat praindustri pada November 2024, menurut Layanan Perubahan Iklim Copernicus yang didanai Uni Eropa. Selain itu, menurunnya tingkat imunisasi setelah pandemi Covid-19 dan munculnya strain penyakit baru juga berkontribusi pada penyebaran yang lebih luas. Mpox, penyakit yang biasanya kurang menular dan lebih ringan dibandingkan cacar, menewaskan ratusan orang tahun ini setelah strain yang lebih parah muncul di Republik Demokratik Kongo. Situasi itu mendorong Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk kembali menyatakan status darurat kesehatan masyarakat global. Penurunan tingkat vaksinasi global pascapandemi juga menyebabkan kambuhnya campak, yang meningkat 380% di AS dan 147% di Eropa. Airfinity juga menemukan fakta bahwa migrasi penduduk berskala besar dan gangguan dalam kampanye vaksinasi akibat konflik militer menyebabkan kebangkitan polio di Afghanistan dan Pakistan.
Dua negara ini menjadi satu-satunya yang masih berstatus endemic polio.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat untuk memitigasi dampak tersebut adalah
1. Penguatan sistem kesehatan
Penting untuk meningkatkan kapasitas sistem kesehatan dalam menghadapi dampak perubahan iklim. Ini meliputi investasi dalam infrastruktur kesehatan yang tangguh, pelatihan tenaga medis, dan peningkatan akses terhadap pelayanan kesehatan dasar.
2. Penyuluhan dan pendidikan masyarakat
Kesadaran akan dampak perubahan iklim terhadap kesehatan perlu ditingkatkan melalui penyuluhan dan pendidikan masyarakat yang terarah. Masyarakat perlu diberi informasi tentang langkah-langkah pencegahan dan penanganan yang dapat mereka ambil untuk melindungi kesehatan mereka.
3. Adaptasi dan mitigasi
Upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim dapat membantu mengurangi dampak negatifnya terhadap kesehatan
Ini termasuk pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap bencana, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan diversifikasi pertanian untuk mengurangi risiko kelangkaan pangan.
4. Kerjasama internasional
Tantangan perubahan iklim bersifat lintas batas, oleh karena itu kerjasama internasional sangat penting dalam mengatasi masalah ini.
Negara-negara perlu bekerja sama untuk mengembangkan solusi yang efektif, berbagi pengetahuan dan sumber daya, serta meningkatkan akses terhadap teknologi yang ramah lingkungan.
5. Pemberdayaan komunitas lokal
Komunitas lokal sering kali memiliki pengetahuan dan sumber daya yang berharga dalam menghadapi dampak perubahan iklim.
Pemberdayaan komunitas melalui pelatihan, pendanaan proyek lokal, dan partisipasi dalam pengambilan keputusan dapat membantu meningkatkan ketahanan mereka terhadap perubahan iklim.
NAMA : KAYLA AURELIA
NPM : 01240000002
PRODI : S1 REGULER-KESMAS
1.Di negara berkembang, ketimpangan kesehatan merupakan isu yang seharusnya menjadi prioritas utama. Masalah ini menciptakan hambatan besar terhadap akses layanan kesehatan yang layak, terutama bagi kelompok masyarakat rentan. Negara berkembang sering menghadapi tantangan seperti keterbatasan infrastruktur kesehatan, kurangnya tenaga medis, serta distribusi obat-obatan yang tidak merata. Hal ini mengakibatkan tingginya angka kematian akibat penyakit yang sebenarnya dapat dicegah.
Sebagai contoh, krisis kesehatan di Afrika Sub-Sahara menunjukkan bagaimana kurangnya fasilitas kesehatan dasar menyebabkan malaria dan tuberkulosis tetap menjadi penyebab utama kematian. Selain itu, ketimpangan dalam distribusi vaksin COVID-19 selama pandemi menjadi bukti nyata bahwa negara berkembang kerap tertinggal dalam mengakses teknologi kesehatan yang krusial. Untuk mengatasi ini, investasi besar-besaran dalam infrastruktur kesehatan, pelatihan tenaga medis, dan kerja sama internasional sangat diperlukan guna memastikan layanan kesehatan yang adil dan merata.
2.Perubahan iklim memberikan dampak besar terhadap penyebaran penyakit menular di wilayah tropis. Peningkatan suhu global memperluas habitat vektor penyakit seperti nyamuk yang membawa malaria dan demam berdarah. Selain itu, perubahan pola hujan yang tidak menentu menciptakan genangan air yang menjadi tempat ideal bagi nyamuk untuk berkembang biak. Bencana alam seperti banjir dan badai juga memperburuk sanitasi di daerah terdampak, sehingga mempercepat penyebaran penyakit seperti kolera.
Pemerintah dapat mengambil langkah mitigasi dengan mengembangkan sistem pengawasan kesehatan berbasis teknologi untuk memantau dan memprediksi penyebaran penyakit. Kebijakan adaptasi perubahan iklim juga harus diintegrasikan ke dalam sektor kesehatan, misalnya dengan memperkuat respons darurat terhadap wabah penyakit. Di sisi lain, masyarakat dapat berkontribusi dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengendalian lingkungan, seperti menghilangkan tempat berkembang biaknya nyamuk dan mendorong gaya hidup yang lebih ramah lingkungan untuk mengurangi emisi karbon.
Salah satu contoh konkret adalah langkah India pada tahun 2020, yang menggunakan data cuaca untuk memprediksi wabah demam berdarah. Pendekatan ini membantu negara tersebut mengurangi dampak penyakit melalui intervensi yang tepat waktu. Melalui kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan organisasi global, dampak perubahan iklim terhadap kesehatan dapat diminimalkan.
Nama: Yoyoh Yohanah
Npm: 22240100001
Prodi: Ekstensi_MIK
SOAL No1. Analisis Prioritas Isu Kesehatan Global
Dari artikel diatas Menurut analisis saya dari data dan tren terkini yang perlu diprioritas utama di negara berkembang adalah Keamanan Pangan dan Malnutrisi, karena kedua masalah ini berdampak besar pada kesehatan,ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat.
Berikut beberapa alasan utama:
A. Dampak Kesehatan
Malnutrisi (baik kekurangan gizi maupun obesitas)dapat menyebabkan stunting,anemia,sistem imun lemah,dan penyakit kronis
contoh: Diabetes dan Hipertensi.
Keamanan pangan yang buruk dapat meyebabkan penyakit akibat makanan tercemar,seperti diare,yang menjadi penyebab utama kematian anak di negara berkembang
Contoh: Infeksi dan penyakit akibat gizi buruk dapat memperburuk kondisi kesehatan masyarakat,terutama ibu hamil,bayi ,dan lansia.
B. Dampak Ekonomi
Malnutrisi menyebabkan penurunan produktivitas tenaga kerja,sehingga memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Biaya perawatan kesehatan meningkat karena banyaknya penyakit akibat gizi buruk dan infeksi dari makanan tidak aman.
Keamanan pangan yang buruk dapat penyebabkan penurunan hasil pertanian dan ekspor karena standar kualitas rendah.
C. Dampak Jangka Panjang pada Generasi Mendatang
Anak_anak yang mengalami malnutrisi sejak kecil berisiko mengalami gangguan perkembangan otak dan fisik, yang dapat memengaruhi kemampuan belajar dan prestasi akademik mereka.
Generasi yang tumbuh dengan gizi buruk cenderung memiliki kesehatan yang lebih buruk di masa dewasa,meningkatkan beban kesehatan masyarakat.
D. Ketahanan Pangan dan Berkelanjutan
Keamanan pangan yang buruk menghambat pangan nasional dan berkelanjutan sistem pangan jangka panjang.
Contoh: praktik pertanian yang tidak sehat,seperti penggunaan pestisidaberlebih atau kontaminasi air, dapat memperburuk kualitas pangan dan lingkungan.
SOAL NO.2
Implikasi Perubahan Iklim terhadap Kesehatan Global
Jelaskan bagaimana perubahan iklim dapat memengaruhi penyebaran penyakit menular di wilayah tropis. Berdasarkan pengamatan Anda, langkah apa yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat untuk memitigasi dampak tersebut?
Jawaban:
Menurut saya perubahan iklim,seperti peningkatan suhu,pola curah hujan yang tidak menentu, dan kenaikan kelembaban,memiliki dampak signifikan terhadap penyebaran penyakit menular di wilayah trofis.
Beberapa faktor utama yamg memengaruhi penyebaran penyakit :
A. Peningkatan penyakit yang ditularkan oleh vektor (nyamuk,lalat, dan tikus) suhu yang lebih tinggi mempercepat siklus hidup vektor seperti nyamuk Aedes aegypti
contoh: seperti penyebab demam berdarah dan Zika dan Aenopheles penyebab malaria
B. Perubahan pola penyakit yang ditularkan mela;ui air dan makanan suhu yang lebih panas mempercepat pertumbuhan bakteri dalam makanan dan air,meningkatkan risiko penyakit seperti kolera,diare dan tifus.
kekeringan dapat menyebabkan kekurangan air bersih,memaksa masyarakat mengkonsumsi air yang terkontaminasi.
c. Banjir akibat curah hujan ekstrem meningkatkan pencemaran air dengan limbah dan bakteri patogen.
Langkah Mitigasi oleh Pemerintah dan Masyarakat
A. Upaya Pemerintah
meningkatkan sistem surveilans dan deteksi dini penyakit menular untuk mengantisipasi wabah sebelum menyebar luas
1). Meningkatkan pengelolaan lingkungan dengan mengurangi genangan air ,meninglatkan sistem sanitasi dan mengontrol populasi vektor penyakit
2). Menyediakan akses air bersih dan fasilityas sanitasi yang memadai untuk mencegah penyakit berbasis air.
3). Mengedukasi masyarakat tentang dampak perubahan iklim terhadap kesehatanserta cara pencegahannya, seperti pemberantasan sarang nyamuk dan kebersihan pangan.
B. Upaya Masyarakat
1.) Mengurangi tempat berkembang biak nyamuk dengan menguras, menutup dan mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air.
2). Mempraktikan kebersihan makanan dan air, seperti memasak air minum dan mencuci tangan dengan sabun untuk mencegah penyakit berbasis air.
3). Berpartisifasi dalam program vaksinasi dan kesejhatan masyarakat untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit menular.
4). Mengurangi polusi dan emisi karbon dengan gaya hidup ramah lingkungan, seperti menanam pohon dan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.
Dengan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, dampak perubahan iklim terhadap penyebaran penyakit menular di wilayah tropis dapat diminimalkan,sehingga kesehatan masyarakat lebih terlindingi.
Nama : Brigitta Sona Londa
NPM : 22240100007
Mata Kuliah : Ilmu Kesehatan Masyarakat
Prodi : Ekstensi D4 Manajemen Informasi Kesehatan
Soal No. 1
Prioritas Utama: Ketimpangan Kesehatan
Ketimpangan kesehatan menjadi akar masalah yang memengaruhi banyak isu kesehatan global lainnya di negara berkembang. Akses yang terbatas terhadap layanan kesehatan, teknologi medis, dan obat-obatan menciptakan hambatan besar dalam penanganan penyakit menular dan tidak menular. Negara berkembang cenderung memiliki infrastruktur kesehatan yang lemah, tenaga medis terbatas, dan anggaran kesehatan rendah.
Dampak Konkret:
Pandemi COVID-19, distribusi vaksin yang tidak merata memperburuk dampak di negara-negara miskin, seperti Republik Demokratik Kongo, yang hanya mampu memvaksinasi sebagian kecil penduduknya.
Negara berkembang sebaiknya memprioritaskan ketimpangan kesehatan, karena menyelesaikan masalah ini akan menciptakan dasar yang kuat untuk mengatasi isu kesehatan lainnya. Dengan kebijakan yang berfokus pada kesetaraan, seperti program vaksinasi universal atau subsidi untuk layanan kesehatan, negara berkembang dapat memperbaiki kualitas hidup masyarakat secara luas.
Soal No. 2
Implikasi wilayah dampak perubahan iklim yang memengaruhi penyebaran penyakit menular :
Peningkatan Vektor Penyakit : perubahan pola cuaca seperti kenaikan suhu, kelembapan tinggi, dan perubahan curah hujan menciptakan kondisi ideal bagi perkembangan vektor penyakit seperti nyamuk.
Contoh Nyata:
• Malaria: Kenaikan suhu memperluas area geografis tempat nyamuk Anopheles, vektor malaria, dapat berkembang biak, termasuk ke dataran tinggi yang sebelumnya tidak terdampak.
Perubahan Pola Penyakit : curah hujan ekstrem dan banjir menciptakan genangan air yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk dan meningkatkan risiko penyakit seperti leptospirosis dan kolera.
Contoh Nyata:
• Kolera di Bangladesh: Banjir musiman akibat naiknya permukaan air laut memperburuk wabah kolera karena kontaminasi air minum.
Migrasi Populasi dan Urbanisasi: perubahan iklim menyebabkan migrasi penduduk akibat bencana alam seperti kekeringan atau banjir. Ini meningkatkan kepadatan populasi di daerah urban, yang menjadi tempat ideal penyebaran penyakit menular.
Contoh Nyata:
• Tuberkulosis (TB): Di beberapa kota di India, peningkatan populasi di daerah kumuh memperburuk penyebaran TB karena kondisi lingkungan yang tidak sehat.
Pergeseran Musiman Penyakit: kenaikan suhu dapat mempengaruhi siklus hidup vektor dan patogen, menyebabkan perubahan musim penyakit.
Contoh Nyata:
• Di Afrika Timur, musim hujan yang lebih panjang meningkatkan penyebaran penyakit seperti malaria dan demam Rift Valley.
Langkah Mitigasi oleh Pemerintah dan Masyarakat
o Peningkatan Pengawasan dan Pemantauan
Pemerintah: Mengembangkan sistem pemantauan penyakit berbasis teknologi, seperti data besar (big data) dan pengawasan berbasis satelit, untuk mendeteksi penyebaran penyakit lebih awal.
Contoh: WHO menggunakan sistem Early Warning, Alert and Response System (EWARS) untuk mendeteksi wabah penyakit di wilayah terdampak bencana.
o Penguatan Infrastruktur Kesehatan
Meningkatkan akses ke fasilitas kesehatan di daerah terpencil dan meningkatkan kapasitas laboratorium untuk diagnosis cepat.
Contoh: Pemerintah Rwanda berhasil mengurangi angka kematian akibat malaria dengan memperkuat distribusi kelambu berinsektisida dan meningkatkan layanan kesehatan primer.
o Program Edukasi dan Kesadaran Masyarakat
Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kebersihan lingkungan dan pencegahan penyakit berbasis vektor.
Contoh: Kampanye “Clean India Mission” di India membantu mengurangi risiko penyakit berbasis air seperti diare.
o Penerapan Kebijakan Lingkungan yang Ketat
Mengurangi emisi karbon dan melestarikan ekosistem untuk mengurangi dampak perubahan iklim.
Contoh: Brasil meningkatkan perlindungan hutan hujan Amazon untuk mengurangi dampak deforestasi pada pola iklim.
o Kolaborasi Internasional
Negara-negara tropis dapat bekerja sama dalam riset, pengembangan vaksin, dan program kesehatan lintas negara untuk menangani penyebaran penyakit menular.
Contoh: Kolaborasi Global Fund membantu banyak negara berkembang dalam memerangi HIV/AIDS, malaria, dan TB.
Nama: Ellya Eka Rahmawati
Npm: 01240000017
prodi: S1 reguler Kesehatan Masyarakat
Soal 1. Analisis Prioritas Isu Kesehatan global
Di antara isu-isu utama kesehatan global, ketidaksetaraan akses terhadap vaksin dan layanan kesehatan seharusnya menjadi prioritas utama di negara berkembang. Contohnya, selama pandemi Covid-19, banyak negara berkembang mengalami kesulitan dalam mendapatkan vaksin, yang mengakibatkan penyebaran virus yang lebih luas dan dampak kesehatan yang parah. Alasan Mengapa Akses Kesehatan Harus Menjadi Prioritas
– Ketidaksetaraan Akses
Banyak negara berkembang memiliki sistem kesehatan yang tidak memadai, yang mengakibatkan ketidaksetaraan dalam akses terhadap layanan kesehatan dasar. Misalnya, di beberapa negara di Afrika, hanya sebagian kecil populasi yang memiliki akses ke fasilitas kesehatan yang memadai.
– Dampak Ekonomi
Ketidakmampuan untuk mengakses layanan kesehatan dapat mengakibatkan biaya kesehatan yang tinggi bagi individu dan keluarga, yang pada gilirannya dapat memperburuk kemiskinan. Contohnya, di India, banyak keluarga terpaksa menjual aset mereka untuk membayar biaya pengobatan, yang mengakibatkan siklus kemiskinan yang berkelanjutan.
– Penyebaran Penyakit
Ketidaksetaraan dalam akses vaksin dan perawatan kesehatan dapat menyebabkan penyebaran penyakit menular. Selama pandemi Covid-19, negara-negara dengan akses vaksin yang terbatas mengalami lonjakan kasus yang signifikan, seperti yang terlihat di negara-negara di Asia Tenggara.
Contoh Nyata dari Dunia Nyata
– Kasus Covid-19 di Afrika
Banyak negara di Afrika mengalami kesulitan dalam mendapatkan pasokan vaksin yang cukup. Hal ini menyebabkan tingkat vaksinasi yang rendah dan meningkatkan risiko penyebaran varian baru virus.
– Krisis Kesehatan di Yaman
Yaman menghadapi krisis kemanusiaan yang parah, di mana akses terhadap layanan kesehatan sangat terbatas. Banyak anak-anak menderita malnutrisi dan penyakit yang dapat dicegah, yang menunjukkan betapa pentingnya akses kesehatan yang merata.
Soal 2. Implikasi Perubahan Iklim terhadap kesehatan
Perubahan iklim memengaruhi penyebaran penyakit menular di wilayah tropis dengan meningkatkan suhu dan mengubah pola curah hujan, yang menciptakan lingkungan yang lebih cocok bagi vektor penyakit seperti nyamuk. Penyakit seperti malaria dan demam berdarah menjadi lebih sulit dikendalikan karena vektor ini dapat berkembang biak lebih cepat dalam kondisi yang lebih hangat dan lembap.
Untuk mitigasi, pemerintah dan masyarakat dapat mengambil langkah-langkah seperti meningkatkan kesadaran tentang pencegahan penyakit, memperkuat sistem kesehatan, dan menerapkan kebijakan pengendalian vektor. Selain itu, upaya adaptasi seperti pengelolaan air yang lebih baik dan perbaikan infrastruktur kesehatan juga penting untuk mengurangi dampak perubahan iklim terhadap kesehatan masyarakat.
Arneta Elsyica Wahyudi
01240000011
Kesehatan Masyarakat
1. Menurut saya, yang menjadi prioritas utama isu kesehatan global di negara berkembang yaitu penyakit menular karena penyakit menular dapat menyebar dengan cepat, sulit dikendalikan, berdampak besar pada tingkat kematian, dan kesejahteraan masyarakat. Penyakit menular dapat ditularkan dengan cara langsung atau melalui perantara, contohnya seperti bersentuhan kulit, berciuman, atau berhubungan seksual dan juga melalui nyamuk lalat, dan campak. Untuk mencegah penyakit menular dengan cara mengonsumsi makanan bergizi, melakukan vaksin, dan menggunakan masker. Contoh salah satu penyakit menular yang nyata adalah HIV/AIDS, yaitu penyakit yang menyerang kekebalan tubuh manusia terutama sel dara putih. Menurut Kemenkes jumlah kasus HIV di Indonesia mencapai 515.455 kasus pada tahun 2023, karena masih minimnya edukasi tentang seks, rasa ingin tahu yang tinggi, dan trauma yang didapatkan pada masa lalu. Penyakit HIV bisa terjadi jika berhubungan seksual dengan cara yang tidak aman, dan menggunakan jarum suntik yang tidak steril.
2. Perubahan iklim terhadap penyebaran penyakit menular diwilayah tropis secara langsung dan tidak langsung dapat memengaruhi penyebaran penyakit menular seperti perubahan curah hujan, curah hujan yang panjang dapat membuat genangan air yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk dan menjadi sarang penyakit. Dan ada juga banjir akibat curah hujan yang tinggi, banjir juga dapat mencemari sumber air bersih meningkatkan risiko penyakit seperti diare. Langkah yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah dengan mengedukasi ke masyarakat tentang risiko penyakit menular dalam perubahan iklim dan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, dan memberikan akses air bersih untuk mencegah penyakit seperti diare, dan pemantauan dari tim kesehatan. Dan langkah yang dilakukan oleh masyarakat yaitu masyarakat harus aktif dalam membersihkan lingkungannya seperti membuang sampah pada tempatnya, menghilangkan genangan air, dan diadakannya fogging.
Sri Wuryanti
01210100013
prodi Kesehatqn Masyarakat
1. Menurut saya,Isu, Salah satu isu utama kesehatan global yang seharusnya menjadi prioritas utama di negara berkembang adalah penyakit menular dengan alasan penyakit menular mempunyai tingkat Morbiditas dan Mortalitas yang tinggi sebagai acontoh penyakit menular seperti HIV/AIDS, malaria, dan tuberkulosis menyebabkan angka kematian dan kesakitan yang tinggi di negara berkembang misalnya, malaria masih menjadi penyebab utama kematian di banyak wilayah Afrika.
2. Perubahan iklim mempunyai dam[pak yang signifikan terhadap penyebaran penyakit menular di wilayah tropis,seperti meningkatnaya suhu dan curah hujan yang tidak teratur, menciptakan lingkungan yang ideal bagi vektor penyakit seperti nyamuk untuk berkembang biak ,Misalnya, nyamuk Aedes aegypti yang menyebarkan demam berdarah dan nyamuk Anopheles yang menyebarkan malaria,kemudian perubahan pola penyakit Wilayah tropis yang sudah terpengaruh oleh penyakit endemik seperti malaria dapat melihat peningkatan penyebaran penyakit tersebut dengan adanya perubahan suhu yang lebih tinggi, yang mempercepat siklus hidup vektor.
Dan untuk mengatasi dampak tersebut pemerintah dan masyarakat dapat melakukan langkah langkah seperti mengembangkan sistem peringatan dini untuk mendeteksi potensi penyebaran penyakit,mengupayakan pengendalian vektor penyakit, seperti penyemprotan nyamuk dan pengelolaan lingkungan, perlu ditingkatkan,Meningkatkan infrastruktur sanitasi dan pengelolaan air bersih untuk mencegah penyebaran penyakit terkait air serta pemerintah harus bekerja sama dengan masyarakat global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memitigasi dampak perubahan iklim.
Dengan langkah-langkah mitigasi yang tepat, baik pemerintah maupun masyarakat dapat mengurangi dampak perubahan iklim terhadap kesehatan, khususnya di wilayah tropis yang sangat rentan.
Sri Wuryanti
01210100013
Prodi Kesehatan Masyarakat
1. Menurut saya , Isu utama kesehatan Global yang seharusnya menjadi prioritas utama di negara berkembang adalah Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi isu utama kesehatan global karena merupakan penyebab utama kematian dan kecacatan di seluruh dunia, baik di negara maju maupun berkembang. PTM seperti kanker, penyakit jantung, diabetes, dan obesitas telah mencapai tingkat epidemi, mempengaruhi kualitas hidup masyarakat dan menambah beban sistem kesehatan. Selain itu, faktor-faktor gaya hidup yang tidak sehat, seperti pola makan yang buruk dan kurangnya aktivitas fisik, berkontribusi pada peningkatan prevalensi penyakit ini. Penyakit-penyakit ini juga sering kali terkait dengan faktor sosial ekonomi dan lingkungan, sehingga memerlukan pendekatan yang komprehensif untuk penanganannya
2. Perubahan iklim dapat memengaruhi penyebaran penyakit menular di wilayah tropis dengan cara mengubah kondisi lingkungan yang mendukung kehidupan vektor (seperti nyamuk) dan patogen. Misalnya, peningkatan suhu dan kelembapan dapat memperluas jangkauan vektor seperti nyamuk penyebab demam berdarah dan Zika. Hal ini dapat menyebabkan periode transmisi yang lebih lama dan peningkatan populasi vektor serta reservoir penyakit, sehingga meningkatkan risiko penularan.
Untuk memitigasi dampak tersebut, pemerintah dan masyarakat dapat mengambil langkah-langkah seperti,
• Penguatan sistem kesehatan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan respons terhadap wabah.
• Melakukan penyuluhan dan pendidikan masyarakat tentang pencegahan penyakit menular dan pengendalian vektor.
• Mengimplementasikan program adaptasi dan mitigasi yang berfokus pada pengelolaan lingkungan dan perubahan perilaku
Soal pertama :
Analisis isu-isu utama kesehatan global yang menjadi prioritas utama di negara berkembang.
Menurut saya yang harus menjadi prioritas utama terutama di negara negara berkembang adalah Ketimpangan Kesehatan. Ketimpangan antara Kesehatan di daerah pelosok dan kota contohnya . Ketimpangan antara Kesehatan di Daerah Pelosok sering kali disebabkan oleh perbedaan dalam infrastruktur, akses layanan kesehatan, pendidikan kesehatan, dan sumber daya lainnya.
Faktor faktor yang menyebabkan ketimpangan terhadap Layanan Kesehatan antara lain:
1. Kurangnya tenaga medis: Kekurangan dokter, perawat, dan profesional kesehatan di daerah pedesaan dan terpencil.
2. Infrastruktur kesehatan yang buruk: Rumah sakit dan klinik sering kali kekurangan fasilitas, peralatan medis, dan obat-obatan yang dibutuhkan.
3. Keterbatasan pembiayaan: Pemerintah sering kali tidak memiliki anggaran yang cukup untuk membangun dan memelihara sistem kesehatan yang kuat.
Untuk mengurangi ketimpangan ini, dibutuhkan:
1. Peningkatan distribusi tenaga medis ke daerah pedesaan.
2. Penguatan fasilitas kesehatan di daerah terpencil.
3. Edukasi kesehatan yang lebih luas untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
4. Penyediaan layanan kesehatan dasar yang terjangkau dan mudah dijangkau di daerah pedesaan.
Berikut adalah salah contoh nyata yang menggambarkan ketimpangan ini dalam Ketersediaan Tenaga Medis:
India – Daerah Pedesaan vs. Kota
India memiliki ketimpangan besar dalam distribusi tenaga medis antara daerah pedesaan dan kota besar. Di New Delhi dan Mumbai, ada banyak rumah sakit dan fasilitas medis dengan tenaga medis yang sangat terampil. Namun, di daerah pedesaan seperti di Bihar atau Uttar Pradesh, jumlah dokter dan tenaga medis sangat terbatas.
Dampak Ketidakseimbangan ini menyebabkan kesulitan dalam penanganan penyakit serius atau darurat di daerah pelosok, sementara masyarakat di kota-kota besar dapat mengakses perawatan medis yang lebih baik dengan lebih mudah.
Soal ke dua
Implikasi Perubahan Iklim terhadap Kesehatan Global
Perubahan Iklim terhadap Penyebaran Penyakit Menular di Wilayah Tropis disebabkan oleh beberapa hal seperti perubahan suhu dan kelembapan, perubahan Pola curah hujan, perubahan ekosistem dan penyebaran vektor, peningkatan frekuensi bencana alam
berikut penjelasan Pengaruh Perubahan Iklim terhadap Penyebaran Penyakit Menular :
1. Suhu yang lebih tinggi dan kelembapan yang meningkat akibat perubahan iklim dapat menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi perkembangan vektor penyakit menular, seperti nyamuk pembawa malaria, dengue, dan Zika
2. Curah hujan yang tidak teratur atau lebih intens menyebabkan genangan air yang menjadi tempat berkembang biaknya vektor penyakit. Sebagai contoh, genangan air setelah hujan lebat dapat menciptakan habitat yang ideal untuk larva nyamuk pembawa penya
3. Perubahan iklim dapat menyebabkan pergeseran habitat alami vektor penyakit, seperti nyamuk, tikus, atau kutu, yang dapat memperluas wilayah penyebaran penyakit.
4. Bencana alam, seperti kekeringan, badai, atau banjir, yang lebih sering terjadi akibat perubahan iklim, dapat merusak infrastruktur kesehatan dan menyebabkan gangguan dalam penyediaan air bersih dan sanitasi. Kerusakan ini meningkatkan risiko penyakit menular seperti kolera atau diare akibat kontaminasi air.
Langkah yang Dapat Dilakukan oleh Pemerintah dan Masyarakat untuk Memitigasi Dampak Perubahan Iklim terhadap Penyebaran Penyakit Menular:
1. Pemerintah perlu memperkuat sistem kesehatan untuk menghadapi ancaman penyakit menular yang meningkat akibat perubahan iklim.
2. Pendidikan kesehatan dan Kampanye yang lebih intensif mengenai pencegahan penyakit menular, seperti menggunakan kelambu berinsektisida untuk mencegah gigitan nyamuk penyebab malaria dan dengue, serta kampanye pentingnya sanitasi yang baik dan penggunaan air bersih untuk menghindari penyakit berbasis air.
3. Mengembangkan infrastruktur sanitasi yang lebih baik untuk mengurangi penyebaran penyakit berbasis air seperti kolera dan diare.
4. Memperkuat sistem pemantauan penyakit terkait iklim dengan memanfaatkan teknologi seperti satelit dan sistem informasi geografis (GIS) untuk memetakan daerah-daerah yang rentan terhadap penyebaran penyakit menular.
5. Kerja sama internasional yang lebih erat dalam menghadapi dampak perubahan iklim, dengan negara-negara berkembang menerima bantuan teknis dan keuangan untuk mengatasi krisis kesehatan yang muncul akibat perubahan iklim.
6. Pemerintah perlu meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap bencana alam dengan membangun infrastruktur yang lebih kuat, seperti tembok penahan banjir dan sistem peringatan dini.
Nama : Shintia Puspita Sari
NPM : 01240100005
Prodi : S1 Kesehatan Masyarakat Ekstensi
Soal No 1
Analisis Prioritas Isu Kesehatan Global
Menurut Anda, di antara isu-isu utama kesehatan global yang disebutkan dalam artikel, mana yang seharusnya menjadi prioritas utama di negara berkembang? Berikan alasan yang kuat dengan mendukung argumen Anda menggunakan contoh-contoh nyata dari dunia nyata.
Jawaban :
Dalam konteks negara berkembang, menurut pendapat saya ada beberapa prioritas utama yang seharusnya mendapatkan perhatian lebih. Salah satu isu yang paling mendesak adalah penyakit menular dan ketahanan sistem kesehatan. Penyakit menular, seperti tuberkulosis, malaria, dan HIV/AIDS, serta pandemi seperti COVID-19, memiliki dampak yang sangat besar pada negara berkembang karena keterbatasan akses ke layanan kesehatan yang memadai. Ada beberapa alasannya sebagai berikut :
1. Beban Penyakit Menular yang Tinggi: Negara-negara berkembang, terutama yang berada di Afrika Sub-Sahara dan Asia Selatan, masih menghadapi beban penyakit menular yang sangat tinggi.
2. Terbatasan Akses ke Layanan Kesehatan: Sistem kesehatan di banyak negara berkembang sering kali tidak memadai untuk menangani lonjakan penyakit menular, baik dalam hal fasilitas, tenaga medis, maupun teknologi.
3. Ketahanan Sistem Kesehatan: Untuk mencegah penyebaran penyakit menular lebih lanjut, negara berkembang harus fokus pada memperkuat sistem kesehatan mereka.
Contoh nyatanya seperti :
– COVID-19 dan Ketahanan Sistem Kesehatan: Pandemi COVID-19 telah mengungkapkan kerentanannya sistem kesehatan di negara berkembang. Negara-negara seperti India dan Brasil mengalami kesulitan besar dalam menangani lonjakan kasus karena keterbatasan fasilitas dan tenaga medis.
– Malaria di Afrika Sub-Sahara: Malaria adalah masalah kesehatan global yang sangat signifikan di banyak negara berkembang, terutama di Afrika Sub-Sahara. WHO melaporkan bahwa lebih dari 200 juta kasus malaria terjadi setiap tahun.
Soal No 2
Implikasi Perubahan Iklim terhadap Kesehatan Global
Jelaskan bagaimana perubahan iklim dapat memengaruhi penyebaran penyakit menular di wilayah tropis. Berdasarkan pengamatan Anda, langkah apa yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat untuk memitigasi dampak tersebut?
Jawaban :
Menurut pendapat saya terutama di wilayah tropis yang sudah rentan terhadap berbagai penyakit menular. Perubahan iklim dapat memengaruhi penyebaran penyakit menular melalui beberapa cara, termasuk peningkatan suhu, perubahan pola curah hujan, dan peningkatan frekuensi bencana alam.
Langkah yang Dapat Dilakukan oleh Pemerintah dan Masyarakat untuk Memitigasi Dampak:
1. Peningkatan Edukasi dan Kesadaran Masyarakat
Pemerintah dan organisasi non-pemerintah dapat mengadakan kampanye pendidikan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pencegahan penyakit yang dipengaruhi oleh iklim.
2. Meningkatkan Infrastruktur Sanitasi dan Air Bersih
Masyarakat juga dapat diajarkan untuk menyaring atau mendidihkan air sebelum mengonsumsinya, terutama setelah bencana alam atau banjir.
3. Kolaborasi dengan Organisasi Lokal
Kerja Sama dengan LSM dan Organisasi Kesehatan Masyarakat dapat berkolaborasi dengan organisasi lokal dan LSM untuk mendapatkan informasi, pelatihan, dan dukungan terkait pencegahan penyakit dan adaptasi terhadap perubahan iklim.
4. Edukasi tentang Pengelolaan Lingkungan: Pemerintah juga dapat memfasilitasi program-program untuk mengurangi genangan air dan memperbaiki sistem drainase untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan oleh air, seperti demam berdarah dan kolera.
Nama : Dina Rahmawati
NPM : 01240100009
S1 Kehatan Masyarakat Ekstensi
1. Menurut saya, yang seharusnya menjadi prioritas utama di negara berkembang adalah tentang penyakit menular dan kurangnya akses terhadap layanan kesehatan. terutama di negara berkembang akses terhadap penyakit menular untuk pengobatannya misalnya dalam pemberian vaksin tidak berjalan baik, sertam dalam tingkat kemiskinan yang lebih tinggi bisa memperburuk kondisi kesehatan masyrakat sekitar.
misalnya :
a. penyakit menular, seperti HIV/AIDS, TBC, Malaria, Dll. masih menjadi masalah terbesar di negara berkembang, negara ini seringkali tidak memiliki sistem yang bagus untuk mencegah dan mengibati penyakit tersebut.
b. rendahnya tingkat pendidikan kesehatan, dan kemiskinan yang meluas, negara-negara berkembang harus memprioritaskan peningkatan pengendalian penyakit menular, akses ke layanan kesehatan dasar,Dengan fokus pada area ini, negara-negara berkembang dapat meningkatkan kesehatan masyarakat secara signifikan, mengurangi angka kematian yang dapat dicegah, dan meningkatkan kualitas hidup warganya.
2. Perubahan iklim memiliki dampak yang signifikan terhadap penyebaran penyakit menular, terutama di wilayah tropis, yang merupakan daerah yang sudah rentan terhadap kondisi iklim ekstrem dan penyakit terkait iklim. ada beberapa cara untuk membuat perubahan iklim yang dapat mempengaruhi penyebaran penyakit menular di wilayah tropis. misalnya:
1. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menerapkan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat
2. meningkatkan akses sanitasi, Untuk mencegah penyakit berbasis air, penting bagi pemerintah untuk berinvestasi dalam infrastruktur sanitasi yang lebih baik dan memastikan akses ke air bersih, terutama di daerah-daerah yang rawan banjir dan kekeringan.
3. Meningkatkan vaksinasi, Pemerintah dapat meningkatkan akses terhadap vaksin untuk mencegah penyebaran penyakit yang dapat menyebar luas.
4. Perubahan Suhu dan Penyebaran Vektor Penyakit Penyakit yang ditularkan oleh vektor, seperti malaria (oleh nyamuk Anopheles), dengue (oleh nyamuk Aedes), dan zika, sangat dipengaruhi oleh suhu.
Soal nomor 1
Menurut saya Kesehatan Mental akan menjadi prioritas utama di negara berkembang. Hal ini didukung dengan adanya :
a. Tren Meningkatnya Gangguan Jiwa dan Dampaknya
Salah satu tren paling signifikan yang diperhatikan WHO adalah peningkatan global kasus
gangguan jiwa. Data menunjukkan peningkatan prevalensi depresi, kecemasan, dan
gangguan penggunaan zat.
Di Indonesia menurut Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 yang
menunjukkan:
• Prevalensi Gangguan Mental Emosional (GME) pada penduduk usia lebih dari sama dengan 15 tahun adalah sebesar 9,8%, dimana 1 dari 10 orang atau sekitar 20.480.227 orang (usia 15+) mengalami gangguan mental emosional (GME)
• Prevalensi Depresi pada penduduk usia lebih dari sama dengan 15 tahun adalah sebesar 6,1% dimana 1 dari 16 orang atau 12.747.896 orang (usia 15+) mengalami depresi angka ini lebih tinggi dibandingkan rerata dunia yaitu 3,8% (WHO)
• Prevalensi gangguan jiwa berat 0,18% dimana hampir 2 dari 1000 orang atau 495.746 orang mengalami gangguan jiwa berat lebih kecil dari estimasi dunia yaitu 0,32% (WHO)
Kemudian data dari UNICEF menunjukan bahwa 2 dari 3 anak usia 13-17 tahun pernah mengalami setidaknya 1 jenis kekerasan dan 2 dari 5 anak usia 15 tahun pernah mengalami perundungan. Di sisi lain, prevalensi depresi di Indonesia berada pada angka 6,1% atau 1 dari 16 orang. Lebih lanjut, depresi menjadi penyebab ke-4 kematian pada usia 15-29 tahun atau 700.000/tahunnya. Sementara itu, data laporan kasus bunuh diri di Indonesia yang didapat dari Mabes POLRI menunjukkan kenaikan sampai tahun 2019.
Jumlah kematian akibat bunuh diri (kasus bunuh diri) Polri:
2015 : 812 orang; 2016 : 875 orang; 2017 : 789 orang ; 2018 : 772 orang; 2019 : 808 orang; 2020 : 671 orang
Survey lainnya terkait gangguan penggunaan NAPZA yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Badan Pusat Statistika (BPS) tahun 2021 menunjukkan:
• Prevalensi setahun terakhir penyalahguna NAPZA meningkat menjadi 1,95% atau hampir 3,7 juta jiwa penduduk di Indonesia melakukan penyalahgunaan NAPZA
• Usia pertama kali menggunakan narkoba: 19 tahun di perkotaan dan 20 tahun di perdesaan
• Terjadi peningkatan keterpaparan terhadap narkoba pada usia 15-24 tahun dan 50-64 tahun
Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap tren ini sangat kompleks dan saling terkait, termasuk:
o Urbanisasi yang cepat dan perubahan gaya hidup
Kota masih menjadi tempat dimana orang-orang ingin hidup karena adanya kelengkapan seluruh akses kehidupan. Perpindahan penduduk dari daerah pedesaan ke perkotaan seringkali diiringi dengan peningkatan stress dikarenakan adanya perbedaan kehidupan serta tantangan yang dihadapi ketika Masyarakat memasuki suatu kehidupan yang baru , isolasi sosial, dan kurangnya akses ke dukungan sosial. Gaya hidup modern yang serba cepat dan kompetitif juga dapat memicu gangguan mental.
o Dampak pandemi COVID-19
Pandemi telah memperburuk krisis kesehatan mental yang sudah ada. Penguncian, pembatasan sosial, dan ketakutan akan infeksi telah menyebabkan peningkatan signifikan dalam angka depresi, kecemasan, dan PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder). Kehilangan pekerjaan dan dampak ekonomi juga menjadi faktor pencetus.
o Perubahan iklim dan bencana alam
Saat ini dunia mengalami efek rumah kaca. Dimana terjadi perubahan iklim dan bencana alam yang semakin sering terjadi dan hampir terjadi diseluruh negara dapat menyebabkan stress di masyarakat, trauma yang mendalam, dan perpindahan penduduk yang mengharuskan mencari tempah kehidupan yang baru ataupun hidup dalam pengungsian yang semuanya dapat berdampak negatif pada kesehatan mental. Hal ini berdampak terhadap besarnya anggaran masing-masing negara dalam menghadapi krisis iklim ini.
o Diskriminasi dan stigma
Stigma terhadap gangguan jiwa masih menjadi hambatan besar dalam akses perawatan. Banyak orang yang menderita gangguan mental enggan mencari pertolongan karena takut akan diskriminasi dan pengucilan sosial. Masih adanya penolakan di kalangan keluarga dan Masyarakat terhdap orang yang menderita gangguan mental walaupun si penderita sudah dinyatakan sembuh dan bisa kembali hidup di Masyarakat. Bahkan pihak keluarga enggan menerima mereka Kembali di dalam lingkungan keluarga mereka dan akhirnya si penderita menjadi kambuh kembali.
o Keterbatasan akses perawatan Kesehatan
Akses yang tidak merata terhadap layanan kesehatan mental, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, merupakan masalah besar yang perlu diatasi. Kurangnya profesional kesehatan mental yang terlatih dan keterbatasan sumber daya merupakan faktor penyebabnya.
2. Tantangan dalam Memberikan Layanan Kesehatan Mental yang Berkualitas
Meskipun Tatalaksana gangguan jiwa sendiri sudah diketahui dengan baik, kesenjangan pengobatan masih tinggi khususnya di negara berpendapatan kecil dan menengah.
Data Riskesdas menunjukan bahwa dari 85% ODGJ berat yang berobat, hanya setengahnya yang rutin minum obat. Sementara pada kasus depresi, hanya 9% yang melakukan pengobatan.
Hal ini disebabkan diantaranya karena adanya stigma dan diskriminasi yang menyebabkan ODGJ urung mencari bantuan professional, kurangnya SDM Kesehatan jiwa (termasuk belum optimalnya kapasitas tenaga kesehatan yang sudah ada), dan terbatasnya akses fasyankes (termasuk kondisi ruang perawatan yang belum memenuhi hak kemanusiaan).
Upaya kesehatan jiwa dilaksanakan oleh multidisiplin, namun tenaga kesehatan dengan kompetensi jiwa masih belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia (273 juta penduduk). Tenaga kesehatan yang dimaksud adalah psikiater, psikolog klinis dan perawat jiwa. Standar rasio psikiater : pasien adalah 1:30.000, sementara kondisi eksisting adalah 1:223.587 dengan sebaran 70% di pulau jawa (30%nya di DKI). Sementara perbandingan psikolog klinis dan pasien adalah 1:81.468 sementara rasio ideal WHO adalah 1:30.000 dengan benchmark rasio standar pada negara
Irlandia: 1: 12.000 penduduk;
Malaysia: 1: 5.000 penduduk; dan
Amerika Serikat di tahun 2020 memiliki perbandingan jumlah psikolog klinis : pasien adalah 1: 30.000 penduduk
Perawat jiwa yang juga menjadi ujung tombak pelaksanaan layanan jiwa masih belum menunjukan rasio yang ideal. Data dari IPKJI menunjukan, perawat jiwa yang ada saat ini sebanyak 14.760 perawat atau 25:462.875 penduduk dengan standar rasio adalah 25:10.000 penduduk.
Tenaga lain yang terlibat dalam upaya kesehatan jiwa adalah Pekerja Sosial Profesional yang berjumlah 4.609 tenaga.
Selain tenaga kesehatan dan non kesehatan, puskesmas yang memiliki layanan jiwa saat ini baru mencapai angka 4.617 (44,7%) dari 10.321 Puskesmas.
Lebih lanjut, beberapa hambatan lain diantaranya 4 dari 34 provinsi belum memiliki RSJ (Kaltara, Gorontalo, Sulbar, Papbar) dan belum semua RSU memiliki layanan psikiatri (318 dari 720 RSUD).
Permasalahan lain adalah besarnya Pembiayaan Pelayanan Kesehatan di fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut dari tahun 2016-2020 yaitu sebesar 2,6T dengan adanya peningkatan sejak tahun 2014-2019.
WHO menghadapi berbagai tantangan dalam upaya memberikan layanan kesehatan mental yang berkualitas dan terjangkau bagi semua orang. Beberapa tantangan utama termasuk:
o Kekurangan tenaga kesehatan mental
Terdapat kekurangan besar tenaga kesehatan mental terlatih di seluruh dunia, khususnya di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Hal ini menyebabkan beban kerja yang berat bagi para profesional yang ada dan membatasi akses perawatan bagi banyak orang.
o Keterbatasan pendanaan
Pendanaan untuk kesehatan mental masih sangat terbatas dibandingkan dengan bidang kesehatan lainnya. Investasi yang lebih besar diperlukan untuk meningkatkan akses perawatan, melatih tenaga kesehatan mental, dan mengembangkan program pencegahan.
o Integrasi layanan kesehatan mental ke dalam sistem kesehatan utama
Integrasi layanan kesehatan mental ke dalam sistem kesehatan utama sangat penting untuk memastikan akses yang lebih mudah dan terjangkau. Namun, hal ini memerlukan perubahan signifikan dalam kebijakan dan praktik kesehatan.
o Pengembangan dan implementasi strategi pencegahan
Pencegahan merupakan aspek penting dalam kesehatan mental. Strategi pencegahan yang efektif perlu dikembangkan dan diimplementasikan untuk mengurangi prevalensi gangguan jiwa. Hal ini meliputi program promosi kesehatan mental di sekolah, komunitas, dan tempat kerja.
o Penggunaan teknologi dalam layanan kesehatan mental
Teknologi digital menawarkan potensi besar untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan mental, seperti telepsikiatri dan aplikasi kesehatan mental berbasis mobile. Namun, tantangannya adalah memastikan aksesibilitas dan keamanan data.
3. Strategi yang harus dihadapi oleh negara berkembang untuk Meningkatkan Kesehatan Mental Global antara lain
o Meningkatkan investasi dalam kesehatan mental
WHO mendorong negara-negara untuk meningkatkan investasi dalam kesehatan mental sebagai bagian integral dari sistem kesehatan utama. Hal ini meliputi peningkatan pendanaan, pelatihan tenaga kesehatan mental, dan pengembangan infrastruktur layanan kesehatan mental.
o Mempromosikan kesehatan mental di seluruh siklus hidup
WHO menekankan pentingnya mempromosikan kesehatan mental di seluruh siklus hidup, dari masa kanak-kanak hingga usia lanjut. Hal ini meliputi program pencegahan dan promosi kesehatan mental di sekolah, komunitas, dan tempat kerja.
Di Indonesia sendiri melalui program Kementerian Kesehatan Penyelenggaraan upaya kesehatan jiwa meliputi upaya promotive, preventif, kuratif, hingga rehabilitative. Upaya promotive dan preventif merupakan bentuk penyelenggaraan upaya kesehatan jiwa yang dapat dilakukan di masyarakat atau di level fasyankes primer dengan menggunakan pendekatan siklus kehidupan yaitu mulai dari sebelum hamil, dimana calon pengantin diberikan konseling pranikah sampai dengan lansia. Sasaran upaya promotive dan preventif lebih ditekankan kepada kelompok berisiko sesuai dengan siklus hidupnya, dalam hal ini melakukan skrining kesehatan jiwa pada kelompok2 tersebut.
Konseling pranikah terintegrasi dengan kegiatan pelayanan kesehatan bagi calon pengantin
Deteksi dini kesehatan jiwa pada ibu hamil, bersalin dan nifas serta stimulasi janin dalam kandungan terintegrasi dengan program kesehatan ibu (misal ANC, posyandu, kelas ibu hamil)
Pola asuh, pemantauan perkembangan dan deteksi dini gangguan perkembangan pada bayi dan balita terintegrasi dengan program stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK)
Pelayanan Kesehatan jiwa bagi anak usia sekolah dan remaja terintegrasi dengan program UKS, posyandu remaja dan Program Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) di Puskesmas
Deteksi dini kesehatan jiwa pada dewasa terintegrasi dengan kegiatan Posyandu (Posbindu, Pos UKK) dan lintas program pada pelayanan dalam gedung Puskesmas (misal: layanan penyakit kronis baik menular maupun tidak menular)
Deteksi dini kesehatan jiwa pada lansia terintegrasi dengan kegiatan posyandu lansia dan lintas program pada pelayanan dalam gedung Puskesmas (misal: layanan penyakit kronis baik menular maupun tidak menular)
Kelompok berisiko lainnya juga meliputi populasi di institusi Pendidikan, tempat kerja, dan rumah sakit serta kelompok khusus (antara lainl: disabilitas, warga binaan pemasyarakatan, korban bencana/kekerasan)
o Mengurangi stigma dan diskriminasi terhadap gangguan jiwa
WHO bekerja sama dengan berbagai organisasi untuk mengurangi stigma dan diskriminasi terhadap gangguan jiwa melalui kampanye kesadaran publik, pelatihan tenaga kesehatan, dan advokasi kebijakan.
o Meningkatkan akses ke perawatan yang terjangkau dan berkualitas
WHO mendukung pengembangan dan implementasi layanan kesehatan mental yang terjangkau dan berkualitas, termasuk layanan berbasis komunitas, telepsikiatri, dan layanan mobile.
o Mempromosikan penelitian dan inovasi dalam kesehatan mental
WHO mendorong penelitian dan inovasi dalam kesehatan mental untuk mengembangkan perawatan dan intervensi yang lebih efektif dan terjangkau.
Soal nomor 2
Implikasi Perubahan Iklim terhadap Kesehatan Global
Jelaskan bagaimana perubahan iklim dapat memengaruhi penyebaran penyakit menular di wilayah tropis. Berdasarkan pengamatan Anda, langkah apa yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat untuk memitigasi dampak tersebut?
Perubahan iklim memiliki dampak signifikan terhadap penyebaran penyakit menular di wilayah tropis. Beberapa cara perubahan iklim memengaruhi penyebaran penyakit menular adalah:
1. Peningkatan Suhu
Suhu yang lebih tinggi dapat mempercepat siklus hidup vektor penyakit seperti nyamuk. Misalnya, nyamuk Aedes aegypti yang menyebarkan demam berdarah dengue (DBD) dan malaria berkembang lebih cepat dalam kondisi hangat.
2. Perubahan Pola Hujan
Curah hujan yang tidak menentu dapat menciptakan genangan air yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Hal ini meningkatkan risiko penularan penyakit yang ditularkan melalui vektor.
3. Kenaikan Permukaan Laut
Peningkatan permukaan laut dapat menyebabkan banjir di daerah pesisir, yang dapat mencemari sumber air bersih dan meningkatkan risiko penyakit yang ditularkan melalui air seperti diare dan kolera.
4. Perubahan Ekosistem
Perubahan iklim dapat mengubah ekosistem dan distribusi hewan vektor penyakit. Misalnya, nyamuk yang biasanya hidup di daerah tertentu dapat menyebar ke daerah baru yang sebelumnya tidak terjangkit.
Untuk memitigasi dampak tersebut, pemerintah dan masyarakat dapat mengambil langkah-langkah berikut:
1. Pengendalian Vektor
Melakukan program pengendalian vektor seperti penyemprotan insektisida, penggunaan kelambu, dan pengelolaan lingkungan untuk mengurangi tempat berkembang biak nyamuk.
2. Peningkatan Sistem Kesehatan
Memperkuat sistem kesehatan dengan meningkatkan kapasitas deteksi dini, diagnosis, dan pengobatan penyakit menular.
3. Edukasi dan Kesadaran Masyarakat
Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan tindakan pencegahan penyakit menular.
4. Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim
Mengurangi emisi gas rumah kaca melalui penggunaan energi terbarukan, reboisasi, dan pengelolaan limbah yang baik.
5. Kolaborasi Internasional
Bekerja sama dengan negara lain dan organisasi internasional untuk berbagi informasi dan teknologi dalam menghadapi perubahan iklim dan penyakit menular.
Nama: Alya Mudeawati
NPM: 01240100003
Prodi: S1-4 Eks Kesmas
Soal No.1 “Analisis Prioritas Isu Kesehatan Global”
Jawaban: menurut pendapat saya, dalam negara berkembang apa isu yang seharusnya menjadi prioritas utama adalah penyakit yang menular dam ketimpangan kesehatan.
–> Alasan:
– Penyakit menular sangat berbahaya karena dapat menyerang orang sekitar dengan cepat. Penyakit menular masih menjadi isu utama dalam global, contoh penyakit menular yang sangat berbahaya dan memiliki angka kematian tinggi di dunia sampai saat ini adalah HIV/IADS, Malaria, Tuberkulosis, Influenza, dan yang sempat menggemparkan dunia yaitu virus COVID-19.
– Ketimpangan kesehatan yaitu akses kesehatan, obat-obatan, dan teknologi medis masih sangat terbatas. Karena keterbatasan akses kesehatan ini bisa menjadi faktor angka kematian di dunia meningkat. Masih banyak isu-isu bahwa pasien yang tidak selamat karena akses kesehatan dalam negara/suatu tempat terbatas.
–> Contoh nyata:
– Negara Afrika, dalam negara ini memiliki jumlah penyakit menular seperti malaria dan tbc angka kematian yang tinggi. Karena kurangnya akses kesehatan, lingkungan yang kurang diperhatikan, maka dari itu negara ini masih memiliki angka kematian yang tinggi untuk penyakit menular.
– Ketimpangan kesehatan, sebenarnya dalam negara Afrika itu juga termasuk dalam kurangnya akses kesehatan dalam negara itu namun virus COVID-19 juga menjadi contoh nyata kurangnya ketimpangan kesehatan karena banyak pasien yang terkena virus ini tidak selamat saat menjalani isolasi itu tidak selamat karena kurangnya akses kesehatan, obat-obatan, tenaga medis kesehatan, dan nakesnya.
Soal No.2 “Implikasi Perubahan Iklim terhadap Kesehatan Global”
Jawaban: perubahan iklim bikin penyebaran penyakit menular di wilayah tropis makin parah. Karena adanya suhu naik, hujan tidak menentu, dan banjir. Adanya perubahan iklim tersebut membuat nyamuk seperti penyebab malaria dan demam berdarah berkembang biak lebih cepat. Musim di wilayah tropis juga menjadi lebih panjang, yang akan menyebabkan risiko penyakit semakin meningkat.
Berdasarkan pendapat saya, yang bisa dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat untuk memitigasi masalah ini adalah
– Pemerintah: memperkuat sistem kesehatan buat deteksi penyakit lebih cepat, membuat program bersih-bersih nyamuk contohnya menyebarkan insektisida, kelola sampah, menguras air, dan membangun drainase agar tidak banyak genangan.
– Masyarakat: membuat edukasi soal pola hidup sehat dan bahayanya perubahan iklim, melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan setempat agar mengurangi terjadinya banjir dan menjadi tempatnya bakteri dan nyamuk
– Untuk jangka panjang yang dapat kita lakukan adalah mengurangi emisi karbon pakai energi ramah lingkungan, dan menanam pohon dan menjaga hutan.
Nama: Maritza Rafa Garini
NIM: 01240000006
Prodi: S1 REG KESMAS
SOAL 1: analisis penelitian isu kesehatan global
Keamanan pangan dan malnutrisi menjadi prioritas karena memengaruhi kesehatan, produktivitas, dan ekonomi. Keamanan pangan mencegah penyakit dari makanan yang terkontaminasi, sedangkan malnutrisi (kekurangan atau kelebihan gizi) meningkatkan risiko penyakit kronis dan memperburuk siklus kemiskinan. Isu ini berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat dan pembangunan global. Beberapa alasannya yaitu:
1. Tingkat Kematian dan Morbiditas yang Tinggi: Jutaan orang meninggal dan menderita akibat makanan tidak aman dan gizi buruk.
2. Menghambat pertumbuhan: Anak-anak yang kekurangan gizi tumbuh lebih lambat dan kurang cerdas.
3. Membebani ekonomi: Biaya perawatan kesehatan meningkat dan produktivitas menurun. 4. Mengancam ketahanan pangan: Kekurangan pangan bisa memicu konflik dan kelaparan.
Contoh nyata:
Afrika: Banyak negara di Afrika mengalami masalah malnutrisi yang parah, terutama di wilayah Sahel. Kekeringan, konflik, dan kemiskinan merupakan beberapa faktor yang berkontribusi terhadap masalah ini.
Langkah penyelesaian:
1. Peningkatan produksi pangan: Melalui teknologi pertanian yang berkelanjutan dan peningkatan akses petani terhadap sumber daya.
2. Peningkatan akses terhadap makanan bergizi: Melalui program bantuan pangan, pendidikan gizi, dan diversifikasi pangan.
3. Peningkatan keamanan pangan: Melalui pengawasan yang ketat terhadap produksi, pengolahan, dan distribusi pangan, serta penerapan standar keamanan pangan yang tinggi.
4. Peningkatan kesadaran masyarakat: Melalui kampanye kesehatan dan pendidikan gizi.
SOAL 2: Implikasi Perubahan Iklim terhadap Kesehatan Global
Perubahan iklim yang terjadi saat ini membuat kondisi lingkungan di daerah tropis semakin mendukung penyebaran penyakit menular. Cuaca yang lebih panas dan lembap membuat nyamuk dan serangga pembawa penyakit bisa hidup lebih lama dan berkembang biak lebih cepat. Selain itu, banjir dan kekeringan yang sering terjadi akibat perubahan iklim juga menciptakan tempat perkembangbiakan yang ideal bagi serangga-serangga tersebut. Akibatnya, penyakit seperti malaria, demam berdarah, dan penyakit lainnya semakin mudah menular dan menyebar ke wilayah yang lebih luas. langkah yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat adalah:
Pemerintah:
1. Peningkatan Sistem Surveilans: Memperkuat sistem surveilans untuk mendeteksi dini wabah penyakit dan melacak perubahan pola penyebaran penyakit.
2. Pengendalian Vektor: Melakukan pengendalian vektor secara terintegrasi, seperti fogging, pengabutan, dan pemberantasan sarang nyamuk.
3. Penguatan Sistem Kesehatan: Meningkatkan kapasitas layanan kesehatan untuk mendiagnosis, mengobati, dan mencegah penyakit menular.
Masyarakat:
1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat: Menjaga kebersihan lingkungan sekitar, menggunakan kelambu saat tidur, dan menghindari tempat-tempat yang menjadi sarang nyamuk.
2. Vaksinasi: Memastikan seluruh anggota keluarga telah mendapatkan vaksinasi sesuai jadwal.
3. Konsultasi Kesehatan: Segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala penyakit.
4. Partisipasi dalam Program Kesehatan Masyarakat: Aktif terlibat dalam program-program kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah.
Gitalis Azzahra
01240000004
S1- Reguler Kesehatan Masyarakat
1. Menurut saya yang seharusnya menjadi prioritas utama dalam di negara berkembang adalah ketimpangan akses terhadap layanan kesehatan. Karena hal ini bisa menjadi salah satu masalah utama dari banyak nya masalah kesehatan. Tanpa akses yang memadai maka masyarakat akan sulit mencegah, mendiagnosis, bahkan mengobati suatu penyakit, baik itu penyakit menular ataupun tidak menular. Kemudian isu ini juga bisa berpengaruh pada kondisi sosial ekonomi masyarakat. Karena jika penyakit tidak dapat penanganan bisa menyebabkan ketidakmampuan bekerja dan penurunan produktivitas.
CONTOH : Meski telah terjadi kemajuan, di negara seperti India dan Bangladesh masih menghadapi tantangan besar dalam menyediakan air bersih dan juga sanitasi, padahal itu menjadi faktor penting dalam mencegah penyakit menular.
2. Peningkatan banjir dan kekeringan. Banjir dapat menyebabkan sumber air minum terkontaminasi dan bisa menyebabkan risiko penyakit diare. Sedangkan kekeringan dapat menyebabkan kekurangan pangan dan malnutrisi yang dapat menurunkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.
Langkah yang dapat dilakukan pemerintah dan masyarakat :
– Pemerintah mengalokasikan anggaran yang cukup untuk program² kesehatan, terutama di daerah yang rentan
– Menetapkan kebijakan yang mendukung mitigasi perubahan iklim
– Masyarakat menerapkan pola hidup sehat, seperti menjaga kebersihan lingkungan, mengonsumsi makanan bergizi, dan berolahraga
– Berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang bertujuan untuk mengurangi dampak perubahan iklim, seperti penghematan energi dan menjaga lingkungan bersih
A. Analisis Prioritas Isu Kesehatan Global
Menurut analisis saya dari data dan tren terkini yang perlu diprioritas utama di negara berkembang adalah : Penyakit Menular dan Gizi Buruk. Alasannya, antara lain :
1. Beban Penyakit Menular masih menjadi penyebab utama kematian dan morbiditas di banyak negara berkembang.Seperti : Malaria, Tuberkulosis dan Diare.
Gizi Buruk terutama pada anak-anak, sangat berkontribusi pada angka kematian dan pertumbuhan ekonomi yang lambat.
2. Keterkaitan dengan Masalah Sosial Ekonomi: Masalah kesehatan di negara berkembang seringkali berkaitan erat dengan masalah sosial ekonomi, seperti kemiskinan, kurangnya sanitasi, dan gizi buruk. Oleh karena itu, penguatan sistem kesehatan harus diiringi dengan upaya perbaikan kondisi sosial ekonomi masyarakat.
3. Kerentanan Terhadap Krisis Kesehatan: Negara berkembang seringkali memiliki sistem kesehatan yang lebih rapuh dan kurang siap menghadapi krisis kesehatan, baik yang disebabkan oleh pandemi, bencana alam, maupun konflik. Contohnya, pandemi COVID-19 menunjukkan betapa terbatasnya kapasitas rumah sakit, ketersediaan tenaga medis, dan akses vaksin di banyak negara berkembang. Akibatnya, dampak pandemi di negara-negara ini jauh lebih parah.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat untuk memitigasi dampak tersebut:
1. Penguatan Sistem Surveilans Penyakit: Pemerintah perlu memperkuat sistem surveilans penyakit untuk memantau perubahan pola penyakit dan mendeteksi dini potensi wabah.
2. Pengendalian Vektor Penyakit: Upaya pengendalian vektor penyakit, seperti penyemprotan nyamuk dan pengelolaan lingkungan, perlu ditingkatkan.
3. Peningkatan Akses Air Bersih dan Sanitasi: Pemerintah perlu berinvestasi dalam penyediaan air bersih dan sanitasi yang layak bagi masyarakat.
4. Adaptasi Sektor Kesehatan: Sektor kesehatan perlu beradaptasi dengan dampak perubahan iklim, misalnya dengan membangun fasilitas kesehatan yang tahan bencana dan melatih tenaga medis untuk menangani penyakit terkait iklim.
Nama: Gustian widiantara/01240100002
Prodi S1 kesmas
Soal no.1
Analisis Prioritas Isu Kesehatan Global
Menurut Anda, di antara isu-isu utama kesehatan global yang disebutkan dalam artikel, mana yang seharusnya menjadi prioritas utama di negara berkembang? Berikan alasan yang kuat dengan mendukung argumen Anda menggunakan contoh-contoh nyata dari dunia nyata.
Jawaban:
Negara berkembang sering kali memiliki infrastruktur kesehatan yang lebih lemah dan akses yang terbatas terhadap fasilitas medis, yang mempersulit pencegahan dan pengobatan penyakit menular. Penyakit seperti malaria, tuberkulosis, dan HIV/AIDS masih menjadi penyebab utama kematian. Misalnya, di banyak negara sub-Sahara Afrika, malaria menjadi masalah kesehatan utama karena kurangnya akses ke obat-obatan yang efektif dan kurangnya kampanye pencegahan. Selain itu, pandemi COVID-19 memperburuk kondisi ini dengan memperlihatkan bagaimana ketidakmampuan sistem kesehatan untuk merespon cepat dapat memperburuk dampak global.
Ketimpangan Kesehatan: Ketimpangan kesehatan di negara berkembang terkait erat dengan faktor sosial-ekonomi seperti pendidikan, infrastruktur, dan akses terhadap layanan kesehatan. Banyak masyarakat miskin tidak dapat mengakses layanan kesehatan yang memadai, yang mengakibatkan tingginya angka kematian dan morbiditas akibat penyakit yang seharusnya dapat dicegah. Sebagai contoh, di beberapa wilayah Afrika dan Asia Selatan, tingkat kematian ibu dan anak sangat tinggi akibat kurangnya akses ke perawatan medis yang berkualitas dan fasilitas kesehatan yang baik.
Alasan lainnya:
• Penyakit menular menyebar lebih cepat di lingkungan yang kurang sanitasi dan infrastruktur kesehatan yang buruk, yang banyak ditemukan di negara berkembang.
• Ketimpangan kesehatan memperburuk situasi ini dengan menyebabkan sebagian besar masyarakat tidak dapat mengakses pencegahan dan pengobatan yang memadai.
Soal no.2
Implikasi Perubahan Iklim terhadap Kesehatan Global
Jelaskan bagaimana perubahan iklim dapat memengaruhi penyebaran penyakit menular di wilayah tropis. Berdasarkan pengamatan Anda, langkah apa yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat untuk memitigasi dampak tersebut?
Jawaban:
Penyebaran Penyakit Vektor: Perubahan iklim, khususnya peningkatan suhu dan curah hujan, dapat memperluas habitat bagi vektor penyakit seperti nyamuk pembawa malaria, demam berdarah, dan virus Zika. Peningkatan suhu memungkinkan nyamuk berkembang biak di area yang sebelumnya tidak terjangkau. Selain itu, banjir yang disebabkan oleh perubahan pola cuaca dapat menciptakan lingkungan yang ideal untuk pembiakan nyamuk.
Perubahan Pola Penyakit: Wilayah tropis yang sudah terpengaruh oleh penyakit endemik seperti malaria dapat melihat peningkatan penyebaran penyakit tersebut dengan adanya perubahan suhu yang lebih tinggi, yang mempercepat siklus hidup vektor. Misalnya, peningkatan suhu dapat mempercepat proses inkubasi parasit malaria dalam tubuh nyamuk, sehingga meningkatkan kemungkinan penyebaran penyakit.
Kekeringan dan Akses Terbatas ke Air Bersih: Selain penyakit yang disebabkan oleh vektor, perubahan iklim juga dapat menyebabkan kekeringan yang memengaruhi ketersediaan air bersih, yang berujung pada penyebaran penyakit terkait air seperti kolera, diare, dan tifus. Wilayah tropis yang bergantung pada sumber air alami menjadi lebih rentan terhadap perubahan iklim yang memperburuk kualitas dan ketersediaan air.
Langkah untuk Mitigasi:
• Adaptasi dan Pendidikan Masyarakat: Pemerintah dan masyarakat harus meningkatkan kesadaran tentang pentingnya penggunaan alat pengendali vektor seperti kelambu yang dirawat insektisida dan penggunaan obat-obatan pencegahan malaria.
• Peningkatan Infrastruktur Kesehatan dan Sanitasi: Meningkatkan infrastruktur sanitasi dan pengelolaan air bersih untuk mencegah penyebaran penyakit terkait air. Sistem peringatan dini yang berfokus pada perubahan cuaca dan penyebaran penyakit juga perlu diperkuat.
• Pengendalian Emisi Gas Rumah Kaca: Pemerintah harus bekerja sama dengan masyarakat global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memitigasi dampak perubahan iklim, termasuk kebijakan yang mendukung energi terbarukan dan pelestarian lingkungan.
Cut Wanda Putri S.
01240100010
S1 – Ekstensi Kesehatan Masyarakat
Soal 1
Analisis Prioritas Isu Kesehatan Global
Menurut Anda, di antara isu-isu utama kesehatan global yang disebutkan dalam artikel, mana yang seharusnya menjadi prioritas utama di negara berkembang? Berikan alasan yang kuat dengan mendukung argumen Anda menggunakan contoh-contoh nyata dari dunia nyata.
Jawaban:
Prioritas utama isu kesehatan global di negara berkembang seharusnya adalah ketimpangan kesehatan. Hal ini dikarenakan ketimpangan akses terhadap layanan kesehatan, obat-obatan, dan teknologi medis menjadi penghalang utama untuk mencapai kesehatan yang setara. Di banyak negara berkembang, khususnya yang berpenghasilan rendah, layanan kesehatan masih terbatas dan sering kali tidak mencakup daerah pedesaan atau terpencil. Akibatnya, banyak orang yang tidak dapat mengakses perawatan medis yang memadai atau bahkan obat-obatan dasar.
Contoh nyata adalah di negara-negara Afrika, di mana akses terhadap fasilitas kesehatan dan obat-obatan sering kali terbatas. Misalnya, angka kematian akibat penyakit seperti malaria dan tuberkulosis di wilayah ini masih sangat tinggi, meskipun penyakit ini dapat dicegah atau diobati dengan pengobatan yang tepat. Ketimpangan ini diperburuk oleh faktor sosial-ekonomi, seperti pendidikan yang rendah dan kemiskinan, yang memperburuk kemampuan individu untuk mengakses layanan kesehatan.
Contoh tersebut menjadi alasan kuat mengapa ketimpangan kesehatan harus menjadi prioritas utama, tanpa mengatasi ketimpangan ini, upaya untuk mengurangi prevalensi penyakit menular dan penyakit tidak menular akan sangat terbatas. Jika semua orang memiliki akses yang setara terhadap layanan kesehatan, maka tingkat mortalitas dan morbiditas akan menurun, dan kesehatan masyarakat secara keseluruhan akan meningkat. Oleh karena itu, fokus pada penyediaan akses kesehatan yang adil dan merata sangat penting di negara berkembang.
Soal 2
Implikasi Perubahan Iklim terhadap Kesehatan Global
Jelaskan bagaimana perubahan iklim dapat memengaruhi penyebaran penyakit menular di wilayah tropis. Berdasarkan pengamatan Anda, langkah apa yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat untuk memitigasi dampak tersebut?
Jawaban:
Perubahan iklim dapat memperburuk penyebaran penyakit menular, terutama di wilayah tropis. Peningkatan suhu global, perubahan pola curah hujan, dan lebih banyak bencana alam (seperti banjir dan kekeringan) dapat mempengaruhi ekosistem dan mengubah pola penyebaran penyakit, seperti nyamuk yang menyebarkan malaria dan demam berdarah.
Di wilayah tropis, suhu yang lebih tinggi dan curah hujan yang tidak terduga mempercepat siklus hidup nyamuk, sehingga meningkatkan jumlah nyamuk yang dapat menyebarkan penyakit. Selain itu, banjir yang lebih sering juga dapat menciptakan habitat yang lebih banyak untuk vektor penyakit seperti nyamuk dan lalat. Peningkatan suhu juga memperluas jangkauan penyakit seperti malaria, yang sebelumnya lebih terbatas di daerah tertentu. Untuk mitigasi dampak perubahan iklim terhadap penyebaran penyakit menular, pemerintah dan masyarakat dapat melakukan beberapa langkah, antara lain:
1. Perbaikan sanitasi: Meningkatkan sanitasi dan kebersihan, serta memperbaiki sistem pengelolaan air untuk mengurangi pembentukan genangan yang dapat menjadi tempat berkembang biak penyakit menular.
2. Pendidikan masyarakat: Mengedukasi masyarakat tentang cara-cara menghindari penyakit yang ditularkan oleh vektor, termasuk penggunaan pelindung diri dan pengelolaan lingkungan.
3. Peningkatan pengendalian vektor: Melakukan penyuluhan kepada masyarakat mengenai penggunaan kelambu berinsektisida, penyemprotan insektisida di area berisiko, dan menghilangkan tempat penampungan air yang dapat menjadi tempat berkembang biak nyamuk.
4. Kebijakan adaptasi perubahan iklim: Membuat kebijakan untuk mengurangi dampak perubahan iklim, seperti pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap bencana alam dan meningkatkan ketahanan pangan.
Nama Putri amelia
Npm 01240100012
Prodi : S1 kesehatan masyarakat
Analisis Prioritas Isu Kesehatan Global
Menurut Anda, di antara isu-isu utama kesehatan global yang disebutkan dalam artikel, mana yang seharusnya menjadi prioritas utama di negara berkembang? Berikan alasan yang kuat dengan mendukung argumen Anda menggunakan contoh-contoh nyata dari dunia nyata.
JAWABAN :
Di negara berkembang, prioritas utama dalam isu kesehatan global seharusnya adalah Penyakit Menular dan Ketimpangan Kesehatan. Alasan utama adalah sebagai berikut:
Penyakit Menular: Negara berkembang sering kali memiliki infrastruktur kesehatan yang lebih lemah dan akses yang terbatas terhadap fasilitas medis, yang mempersulit pencegahan dan pengobatan penyakit menular. Penyakit seperti malaria, tuberkulosis, dan HIV/AIDS masih menjadi penyebab utama kematian. Misalnya, di banyak negara sub-Sahara Afrika, malaria menjadi masalah kesehatan utama karena kurangnya akses ke obat-obatan yang efektif dan kurangnya kampanye pencegahan. Selain itu, pandemi COVID-19 memperburuk kondisi ini dengan memperlihatkan bagaimana ketidakmampuan sistem kesehatan untuk merespon cepat dapat memperburuk dampak global.
Ketimpangan Kesehatan: Ketimpangan kesehatan di negara berkembang terkait erat dengan faktor sosial-ekonomi seperti pendidikan, infrastruktur, dan akses terhadap layanan kesehatan. Banyak masyarakat miskin tidak dapat mengakses layanan kesehatan yang memadai, yang mengakibatkan tingginya angka kematian dan morbiditas akibat penyakit yang seharusnya dapat dicegah. Sebagai contoh, di beberapa wilayah Afrika dan Asia Selatan, tingkat kematian ibu dan anak sangat tinggi akibat kurangnya akses ke perawatan medis yang berkualitas dan fasilitas kesehatan yang baik.
Alasan lainnya:
• Penyakit menular menyebar lebih cepat di lingkungan yang kurang sanitasi dan infrastruktur kesehatan yang buruk, yang banyak ditemukan di negara berkembang.
• Ketimpangan kesehatan memperburuk situasi ini dengan menyebabkan sebagian besar masyarakat tidak dapat mengakses pencegahan dan pengobatan yang memadai.
Dengan fokus pada penyakit menular dan ketimpangan kesehatan, negara berkembang dapat mengurangi beban penyakit dan meningkatkan akses kepada layanan kesehatan dasar, yang pada gilirannya meningkatkan kualitas hidup penduduknya.
SOAL NO.2
Implikasi Perubahan Iklim terhadap Kesehatan Global
Jelaskan bagaimana perubahan iklim dapat memengaruhi penyebaran penyakit menular di wilayah tropis. Berdasarkan pengamatan Anda, langkah apa yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat untuk memitigasi dampak tersebut?
JAWABAN :
Perubahan iklim dapat memengaruhi penyebaran penyakit menular di wilayah tropis melalui berbagai cara, antara lain:
Penyebaran Penyakit Vektor: Perubahan iklim, khususnya peningkatan suhu dan curah hujan, dapat memperluas habitat bagi vektor penyakit seperti nyamuk pembawa malaria, demam berdarah, dan virus Zika. Peningkatan suhu memungkinkan nyamuk berkembang biak di area yang sebelumnya tidak terjangkau. Selain itu, banjir yang disebabkan oleh perubahan pola cuaca dapat menciptakan lingkungan yang ideal untuk pembiakan nyamuk.
Perubahan Pola Penyakit: Wilayah tropis yang sudah terpengaruh oleh penyakit endemik seperti malaria dapat melihat peningkatan penyebaran penyakit tersebut dengan adanya perubahan suhu yang lebih tinggi, yang mempercepat siklus hidup vektor. Misalnya, peningkatan suhu dapat mempercepat proses inkubasi parasit malaria dalam tubuh nyamuk, sehingga meningkatkan kemungkinan penyebaran penyakit.
Kekeringan dan Akses Terbatas ke Air Bersih: Selain penyakit yang disebabkan oleh vektor, perubahan iklim juga dapat menyebabkan kekeringan yang memengaruhi ketersediaan air bersih, yang berujung pada penyebaran penyakit terkait air seperti kolera, diare, dan tifus. Wilayah tropis yang bergantung pada sumber air alami menjadi lebih rentan terhadap perubahan iklim yang memperburuk kualitas dan ketersediaan air.
Langkah untuk Mitigasi:
• Adaptasi dan Pendidikan Masyarakat: Pemerintah dan masyarakat harus meningkatkan kesadaran tentang pentingnya penggunaan alat pengendali vektor seperti kelambu yang dirawat insektisida dan penggunaan obat-obatan pencegahan malaria.
• Peningkatan Infrastruktur Kesehatan dan Sanitasi: Meningkatkan infrastruktur sanitasi dan pengelolaan air bersih untuk mencegah penyebaran penyakit terkait air. Sistem peringatan dini yang berfokus pada perubahan cuaca dan penyebaran penyakit juga perlu diperkuat.
• Pengendalian Emisi Gas Rumah Kaca: Pemerintah harus bekerja sama dengan masyarakat global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memitigasi dampak perubahan iklim, termasuk kebijakan yang mendukung energi terbarukan dan pelestarian lingkungan.
Dengan langkah-langkah mitigasi yang tepat, baik pemerintah maupun masyarakat dapat mengurangi dampak perubahan iklim terhadap kesehatan, khususnya di wilayah tropis yang sangat rentan.
Nama; Hilda Futri Diansyah
NPM: 0124000024
PRODI: KESMAS
Analisis Prioritas Isu Kesehatan Global
Analisis Prioritas Isu Kesehatan Global menurut saya, Di negara berkembang sering menjadi isu terjadinya penyakit menular. Contohnya seperti HIV, TBC, terus menjadi ancaman besar di negara berkembang dengan kondisi seperti minimnya akses air bersih. Contoh nyata dari negara Indonesia sendiri yaitu meningkatnya HIV di tahun 2023. HIV terjadi pada kelompok usia 15-25 tahun yang dikategorikan sebagai remaja menjadi kelompok paling banyak terinfeksi HIV. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 2022, baru 76 persen orang dengan HIV mengetahui statusnya, 41 persen orang dengan HIV mendapatkan pengobatan, serta baru 16 persen orang dengan HIV yang mendapatkan pengobatan, virusnya tersupresi.. Sangat disayangkan Penularan HIV pada remaja bisa disebabkan oleh:
*Penggunaan narkoba suntik
*Seks bebas terutama dengan sesama jenis.
*Melalui transfusi darah
*Dari ibu ke bayi
*Seks oral
Implikasi Perubahan Iklim terhadap Kesehatan Global
Perubahan iklim memiliki dampak signifikan terhadap penyebaran penyakit menular, terutama di wilayah tropis. Peningkatan suhu global menciptakan kondisi ideal bagi vektor penyakit seperti nyamuk, yang membawa malaria, demam berdarah, dan virus Zika. Misalnya, wilayah dataran tinggi yang sebelumnya bebas malaria, seperti di Ethiopia dan Kenya, kini melaporkan kasus malaria akibat suhu yang lebih hangat.
Langkah mitigasi yang dapat dilakukan meliputi:
1. Peningkatan pengawasan penyakit: Pemerintah dapat menggunakan teknologi berbasis data untuk memantau pola penyebaran penyakit dan merespons secara cepat.
2. Pengendalian vektor: Investasi dalam program pengendalian nyamuk, seperti penyemprotan insektisida dan distribusi kelambu, sangat penting.
3. Pendidikan masyarakat: Masyarakat perlu diberdayakan untuk menjaga kebersihan lingkungan, seperti menguras tempat penampungan air yang dapat menjadi sarang nyamuk.
4. Adaptasi terhadap perubahan iklim: Peningkatan infrastruktur kesehatan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam harus menjadi prioritas, terutama di daerah-daerah rawan banjir yang meningkatkan risiko penyakit menular.
Nama : Vira Julia
Npm : 01240100001 (Kesmas)
Latihan Soal :
1. Analisis Prioritas Isu Kesehatan Global
Menurut Anda, di antara isu-isu utama kesehatan global yang disebutkan dalam artikel, mana yang seharusnya menjadi prioritas utama di negara berkembang? Berikan alasan yang kuat dengan mendukung argumen Anda menggunakan contoh-contoh nyata dari dunia nyata.
Jawaban : Penyakit Menular (Infeksi):
Alasan: Penyakit menular seperti HIV/AIDS, malaria, dan tuberkulosis masih menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas di banyak negara berkembang. Kurangnya akses ke perawatan medis, fasilitas sanitasi yang buruk, dan rendahnya kesadaran kesehatan memperburuk penyebarannya.
Contoh:
• HIV/AIDS di Afrika Sub-Sahara: Kawasan ini menyumbang hampir 70% dari kasus HIV/AIDS global. Upaya internasional seperti program antiretroviral (ARV) oleh WHO dan UNAIDS telah menunjukkan hasil yang signifikan tetapi memerlukan kesinambungan untuk memastikan cakupan yang lebih luas.
• Malaria di Asia Selatan dan Afrika: Penyakit ini tetap endemik, terutama di daerah pedesaan, karena faktor-faktor seperti lingkungan yang mendukung perkembangan nyamuk dan kurangnya akses ke kelambu berinsektisida.
2. Implikasi Perubahan Iklim terhadap Kesehatan Global
Jelaskan bagaimana perubahan iklim dapat memengaruhi penyebaran penyakit menular di wilayah tropis. Berdasarkan pengamatan Anda, langkah apa yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat untuk memitigasi dampak tersebut?
Jawaban : Perubahan iklim memengaruhi penyebaran penyakit menular di wilayah tropis melalui beberapa mekanisme:
1. Peningkatan Suhu Global:
• Suhu yang lebih tinggi memperpanjang musim penularan penyakit yang ditularkan oleh vektor seperti nyamuk. Misalnya, demam berdarah dan malaria lebih sering terjadi di daerah tropis karena nyamuk Aedes dan Anopheles berkembang biak lebih cepat di suhu hangat.
2. Perubahan Pola Curah Hujan:
• Curah hujan berlebih dapat menciptakan genangan air yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Hal ini meningkatkan insiden penyakit seperti chikungunya dan demam berdarah.
• Sebaliknya, kekeringan dapat menyebabkan penurunan akses ke air bersih, meningkatkan risiko penyakit yang ditularkan melalui air, seperti kolera dan diare.
3. Gangguan Ekosistem:
• Perubahan iklim mengganggu ekosistem, menyebabkan migrasi hewan dan serangga vektor ke wilayah baru. Ini memengaruhi penyebaran penyakit zoonosis seperti Zika dan virus Nipah.
Langkah Mitigasi oleh Pemerintah dan Masyarakat
1. Peningkatan Sistem Pemantauan dan Deteksi Dini:
• Pemerintah dapat meningkatkan infrastruktur pemantauan epidemiologi untuk mengidentifikasi dan merespons wabah penyakit lebih cepat. Misalnya, menggunakan teknologi seperti drone untuk memantau genangan air dan area risiko tinggi.
2. Peningkatan Kapasitas Kesehatan Masyarakat:
• Meningkatkan akses ke layanan kesehatan, terutama di wilayah terpencil, termasuk vaksinasi, distribusi kelambu berinsektisida, dan pengobatan penyakit terkait iklim.
• Contoh sukses: Distribusi kelambu gratis oleh program Global Fund di Afrika untuk mencegah malaria.
3. Pengelolaan Lingkungan:
• Memperbaiki sistem drainase untuk mengurangi genangan air yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk.
• Reboisasi dan perlindungan hutan untuk memitigasi gangguan ekosistem.
4. Peningkatan Kesadaran dan Edukasi Publik:
• Kampanye edukasi tentang cara mencegah penyebaran penyakit menular, seperti membuang sampah yang dapat menampung air hujan, pentingnya sanitasi, dan penggunaan kelambu.
5. Penguatan Kebijakan Adaptasi Iklim:
• Pemerintah harus mengintegrasikan risiko kesehatan akibat perubahan iklim dalam perencanaan nasional, termasuk perencanaan infrastruktur dan urbanisasi yang ramah lingkungan.
nama : MARIANI BR TOBING
NPM 01240100011
S1 EKSTENSI KESEHATAN MASYARAKAT
1.Menurut Anda, di antara isu-isu utama kesehatan global yang disebutkan dalam artikel, mana yang seharusnya menjadi prioritas utama di negara berkembang? Berikan alasan yang kuat dengan mendukung argumen Anda menggunakan contoh-contoh nyata dari dunia nyata?
Isu-isu kesehatan global yang menjadi prioritas utama di negara berkembang adalah Isu-isu kesehatan global yang menjadi prioritas utama di negara berkembang adalah yang dapat meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan.
alasannya
1.Kesehatan global memengaruhi kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan.
2.Kesehatan merupakan hak asasi manusia (HAM) dan menentukan stabilitas pembangunan nasional.
3.Inisiatif kesehatan global dapat meningkatkan cakupan intervensi spesifik seperti vaksin.
Contoh isu kesehatan global Pandemi COVID-19, Polio, Malaria, Tuberkulosis, HIV
Cara mengatasi isu kesehatan global
1.Negara-negara harus bergerak cepat dan transparan untuk memutus mata rantai penularan virus.
2.Negara-negara harus bekerja sama secara internasional untuk mengatasi risiko bersama.
3.Pemerintah daerah harus memasukkan isu-isu kesehatan ke dalam semua aspek kebijakan publik.
4. Negara berkembang sering kali memiliki infrastruktur kesehatan yang lebih lemah dan akses yang terbatas terhadap fasilitas medis, yang mempersulit pencegahan dan pengobatan penyakit menular. Penyakit seperti malaria, tuberkulosis, dan HIV/AIDS masih menjadi penyebab utama kematian. Misalnya, di banyak negara sub-Sahara Afrika, malaria menjadi masalah kesehatan utama karena kurangnya akses ke obat-obatan yang efektif dan kurangnya kampanye pencegahan
2. Jelaskan bagaimana perubahan iklim dapat memengaruhi penyebaran penyakit menular di wilayah tropis. Berdasarkan pengamatan Anda, langkah apa yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat untuk memitigasi dampak tersebut?
Pengaruh perubahan iklim akhir-akhir ini tentunya berpengaruh pada kesehatan. Pemanasan global terjadi cepat dan mengakibatkan perubahan iklim, yang memiliki dampak besar bagi kesehatan manusia. Berbagai dampak yang ditimbulkan yaitu peningkatan kejadian penyakit yang ditularkan melalui vektor (vector-borne diseases), melalui air (water-borne diseases), maupun melalui makanan (foodborne diseases).
Lingkungan berpengaruh terhadap kesehatan manusia. Infeksi penyakit dapat terjadi jika terdapat ketidakseimbangan hubungan antara lingkungan, agen penyakit dan pejamu. Perubahan iklim merupakan salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat. Perubahan iklim dapat memicu perkembangbiakan penyakit tular vektor karena berkaitan dengan suhu, kelembaban udara dan curah hujan.
Vektor adalah hewan avertebrata yang menularkan agen penyakit dari satu pejamu ke pejamu lain yang rentan. Vektor digolongkan menjadi dua, yaitu vektor mekanik dan biologi. Agen penyakit tidak mengalami perubahan jika di vektor mekanik, namun mengalami perkembangbiakan dari satu tahap ke tahap berikutnya di dalam tubuh vektor biologi. Salah satu contoh vektor biologi adalah nyamuk.
Perubahan iklim berpengaruh terhadap siklus hidup nyamuk dan intensitas hisapan nyamuk. Hal ini karena nyamuk termasuk dalam ectothermic, yaitu suhu tubuh tergantung dengan suhu lingkungan (temperatur ambien). Tahapan siklus hidup yang rentan terhadap perubahan iklim adalah larva ke dewasa. Peningkatan suhu akan mempercepat proses perkembangan larva nyamuk menjadi dewasa. Perubahan iklim juga akan mempercepat nyamuk betina dewasa untuk mencerna darah yang dihisap, sehingga intensitas penghisapan akan semakin tinggi. Hal ini berakibat ke peningkatan frekuensi penularan penyakit.
Jenis-jenis nyamuk yang dapat dipengaruhi oleh perubahan iklim adalah Anopheles gambiae, A. funestus, A. darlingi, Culex quinquefasciatus, dan Aedes aegypti. Culex sp merupakan salah satu vektor penular filariasis dan termasuk nyamuk yang bersifat antropofilik (gemar menghisap darah manusia). Aktifitas menghisap dilakukan pada malam hari dan di luar rumah.
Perubahan iklim termasuk temperatur, presipitasi, angin, dan sinar matahari. Perubahan tersebut mempengaruhi tingkat survival, reproduksi atau distribusi agen penyakit, sehingga membuat agen penyakit tersebut dapat beradaptasi terhadap lingkungan.
Oleh karena perubahan iklim juga merupakan penyebab bencana alam maka penyakit-penyakit yang ditimbulkan oleh perubahan iklim cenderung sama dengan penyakit yang disebabkan oleh bencana alam (banjir, kekeringan) seperti diare, kolera, pes, dan malaria, namun selain itu juga muncul masalah penyakit kanker kulit.
Masalah kesehatan lingkungan merupakan masalah yang komplek hingga untuk mengatasinya dibutuhkan kerjasama berbagai pihak. Untuk itu diperlukan sistem yang terintegrasi dan komprehensif dari berbagai sektor terkait.
Media transmisi yang tidak hidup seperti air, udara, makanan, debu disebut perantara sedangkan yang hidup secara spesifik seperti serangga atau artropoda disebut vektor. Komponen lingkungan dikatakan memiliki potensi untuk menyebabkan penyakit jika dalam lingkungan tersebut terdapat satu atau lebih agen penyakit yang dapat berupa agen biologis (bakteri, parasit, virus), fisik (suhu, debu, radiasi), kimia (karbon monoksida, asbes, arsen, dsb.), dan nutrisi (kelebihan atau kekurangan gizi).
Nyamuk termasuk dalam vektor yang dapat menularkan penyakit infeksi ke manusia. Kemampuan nyamuk untuk menularkan penyakit ke manusia tergantung dari faktor berikut, yaitu : 1) Umur nyamuk, semakin panjang umur nyamuk maka semakin tinggi peluang menulari manusia; 2) Peluang kontak dengan manusia. Pada umumnya nyamuk yang bersifat antropofilik, cenderung menyukai menghisap darah manusia dibandingkan darah hewan; 3) Frekuensi menggigit seekor nyamuk. Semakin sering seekor nyamuk yang mengandung bibit penyakit menggigit, maka semakin besar peluang menularkan penyakit; 4) Kerentanan nyamuk terhadap patogen itu sendiri. Nyamuk yang memiliki terlalu banyak patogen dalam perutnya memiliki peluang lebih besar untuk menginfeksi manusia; 5) Keberadaan manusia di sekitar nyamuk. Nyamuk memiliki kebiasaan menggigit di luar maupun di dalam rumah pada malam hari. Setelah menggigit, beristirahat di dalam rumah maupun di luar rumah; 6) Temperatur lingkungan. Temperatur lingkungan yang dianggap kondusif berkisar antara 25-30oC dan kelembaban udara 60-80%, dan; 7) lingkungan.
Faktor lingkungan sangat berperan untuk menyebabkan nyamuk sebagai vektor penular penyakit infeksius. Faktor-faktor tersebut antara lain : a) Lingkungan fisik, seperti temperatur udara yang mempengaruhi panjang pendeknya masa inkubasi patogen penyakit; b) Kelembaban udara yang rendah akan memperpendek umur nyamuk. Hujan yang diselingi panas semakin baik untuk perkembangbiakan nyamuk sedangkan pengaruh sinar matahari terhadap pertumbuhan larva nyamuk berbeda-beda, sebagai contoh An. sundaicus lebih suka tempat yang teduh sehingga pada musim hujan populasi nyamuk ini berkurang.
Penyakit yang ditularkan oleh nyamuk masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di negara beriklim tropis dan sub tropis. Penyakit ini hanya akan terjadi jika vektor, hewan sebagai induk semang, iklim, patogen dan populasi masyarakat yang rentan berada di dalam satu waktu dan lokasi. Perubahan iklim secara global dapat meningkatkan infeksi penyakit yang ditularkan oleh nyamuk karena menyebabkan peningkatan jumlah nyamuk dan patogen.
Adanya nyamuk sebagai vektor berbagai penyakit infeksius, memerlukan tindakan pencegahan agar manusia dapat terhindar dari Limfatik Filariasis. Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan antara memakai kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan nyamuk Anopheles sp, gerakan 3 M (Menguras, Mengubur, dan Menutup) tempat penampungan air, penggunaan kasa pada lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit Limfatik Filaria dan sanitasi lingkungan.
Oleh karenanya berdasarkan uraian di atas tentunya kita harus mencegah terjadinya Limfatik Filariasis oleh nyamuk akibat perubahan iklim, maka masyarakat diharapkan untuk membudayakan hidup sehat agar kita terhindar dari gigitan nyamuk perantara Limfatik Filariasis. Bagi pemangku kebijakan, dapat diterapkan regulasi agar masyarakat memelihara kesehatan lingkungan dengan cara tidak membuang sampah sembarangan dan menghilangkan genangan air yang berpotensi sebagai tempat perindukan nyamuk.
Nama : WAHYU NITA HANDAYANI
NPM : 01240000007
Prodi : S1- KESMAS (REG)
1. Di negara berkembang, prioritas utama dalam isu kesehatan global seharusnya adalah penyakit menular. Hal ini didasarkan pada dampak langsung yang signifikan terhadap morbiditas, mortalitas, serta stabilitas sosial dan ekonomi masyarakat di negara-negara ini.
Sebagai contoh, kasus malaria Afrika Sub-Sahara menurut WHO kasus ini memikul 95% beban kasus malaria global, yang berdampak besar pada produktivitas ekonomi karena menyerang usia kerja. Ada juga kasus penyakit tuberkulosis, negara seperti India dan Indonesia terus mengalami tingginya insiden TB, terutama di komunitas miskin dengan akses terbatas ke diagnosis dan pengobatan. Selain itu ada pula kasus COVID-19, pandemi menunjukkan betapa rapuhnya sistem kesehatan di negara berkembang, dengan keterbatasan kapasitas rumah sakit, alat pelindung diri (APD), dan vaksin.
2. Perubahan iklim memengaruhi penyebaran penyakit menular di wilayah tropis melalui perluasan habitat vektor, perubahan pola musim, dan peningkatan bencana alam. Suhu global yang meningkat memungkinkan nyamuk, seperti Aedes aegypti dan Anopheles, berkembang biak di daerah baru, termasuk dataran tinggi. Hal ini meningkatkan risiko penyakit seperti malaria, dengue, dan chikungunya. Selain itu, banjir akibat perubahan pola cuaca menciptakan genangan air yang menjadi tempat ideal bagi nyamuk berkembang, sementara gangguan ekosistem akibat deforestasi meningkatkan risiko zoonosis seperti Ebola.
Untuk memitigasi dampak tersebut, pemerintah perlu memperkuat sistem pemantauan penyakit, menginvestasikan infrastruktur sanitasi, dan melaksanakan program pengendalian vektor, seperti distribusi kelambu berinsektisida. Di sisi lain, masyarakat dapat berperan dengan menjaga kebersihan lingkungan, menguras tempat penampungan air, serta terlibat dalam program reboisasi untuk menjaga keseimbangan ekosistem. Langkah kolaboratif ini tidak hanya mengurangi risiko wabah tetapi juga meningkatkan ketahanan terhadap dampak perubahan iklim.
Contohnya pada kasus malaria, salah satu keberhasilan nyata adalah di Rwanda, Afrika. Pemerintah Rwanda melaksanakan distribusi massal kelambu berinsektisida. Pada 2020, lebih dari 7 juta kelambu dibagikan kepada keluarga di daerah rawan malaria. Dari data WHO Rwanda berhasil mengurangi angka kasus malaria hingga 60% antara 2016 dan 2020. Hal ini menunjukkan bahwa kolaborasi pengendalian vektor yang efektif dan dukungan masyarakat memainkan peran besar dalam mengatasi dampak perubahan iklim terhadap penyebaran penyakit.
Nama : Jillian Nanulaitta
NPM : 1240000012
Prodi : S1 kesehatan masyarakat
Jawaban:
Analisis Prioritas Isu Kesehatan Global
Menurut saya, ketimpangan kesehatan harus menjadi prioritas utama di negara berkembang. Ketimpangan ini mencakup akses terbatas terhadap layanan kesehatan, obat-obatan, dan infrastruktur kesehatan yang memadai. Kondisi ini memperburuk dampak penyakit menular dan tidak menular yang menjadi tantangan utama di negara-negara berkembang.
Alasan:
1. Penyakit Menular: Negara berkembang cenderung memiliki angka infeksi penyakit menular yang tinggi, seperti malaria, tuberkulosis, dan HIV/AIDS, karena kurangnya akses terhadap vaksin, obat, dan fasilitas kesehatan. Contohnya, di sub-Sahara Afrika, malaria tetap menjadi salah satu penyebab utama kematian anak-anak karena kurangnya distribusi kelambu berinsektisida dan fasilitas diagnostik.
2. Penyakit Tidak Menular (PTM): Peningkatan prevalensi PTM di negara berkembang sering kali diperburuk oleh kurangnya kesadaran dan akses terhadap layanan pencegahan serta pengobatan. Misalnya, obesitas dan diabetes di Asia Selatan meningkat akibat pola makan tidak sehat dan perubahan gaya hidup tanpa adanya program kesehatan masyarakat yang memadai.
3. Kesehatan Maternal dan Anak: Ketimpangan dalam layanan kesehatan juga terlihat pada tingginya angka kematian ibu dan bayi. Menurut WHO, negara seperti Nigeria dan India memiliki kontribusi terbesar terhadap angka kematian maternal global karena minimnya fasilitas kesehatan darurat di daerah terpencil.
Solusi:
Untuk mengurangi ketimpangan, negara berkembang perlu fokus pada penguatan sistem kesehatan melalui:
• Peningkatan pembiayaan kesehatan.
• Pelatihan tenaga medis lokal.
• Kerja sama internasional untuk menyediakan obat dan teknologi dengan harga terjangkau.
Implikasi Perubahan Iklim terhadap Kesehatan Global
Perubahan iklim memiliki dampak besar pada penyebaran penyakit menular, terutama di wilayah tropis. Peningkatan suhu global, perubahan pola hujan, dan bencana alam menciptakan lingkungan yang ideal bagi vektor penyakit seperti nyamuk, sehingga memperluas area penyebaran penyakit.
Contoh Dampak:
1. Malaria: Peningkatan suhu memungkinkan nyamuk Anopheles, vektor malaria, berkembang biak di dataran tinggi yang sebelumnya bebas malaria, seperti di Ethiopia dan Kenya.
2. Dengue: Curah hujan ekstrem dan genangan air akibat banjir menciptakan tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes, meningkatkan kasus demam berdarah di Asia Tenggara dan Amerika Latin.
3. Kolera: Perubahan pola cuaca, seperti badai dan banjir, mencemari sumber air bersih, meningkatkan risiko wabah kolera di daerah pesisir seperti Bangladesh.
Langkah Mitigasi:
1. Pemerintah:
• Mengembangkan infrastruktur kesehatan untuk mengelola wabah penyakit.
• Memperkuat sistem peringatan dini dan surveilans untuk penyakit berbasis iklim.
• Berinvestasi dalam teknologi ramah lingkungan untuk mengurangi emisi karbon.
2. Masyarakat:
• Meningkatkan kesadaran tentang kebersihan lingkungan dan pengelolaan air bersih.
• Berpartisipasi dalam program penghijauan untuk mengurangi dampak urbanisasi.
• Menggunakan perlindungan seperti kelambu berinsektisida untuk mencegah gigitan nyamuk.
Kesimpulan:
Perubahan iklim memiliki dampak luas pada kesehatan global, khususnya di wilayah tropis. Kerja sama antara pemerintah dan masyarakat sangat penting untuk memitigasi risiko ini, baik melalui adaptasi lingkungan maupun penguatan sistem kesehatan.
Nama : Kafka Navisha
NPM : 01240000001
Prodi : S1 Kesehatan Masyarakat (Reguler)
JAWABAN SOAL NO 1
1. Prioritas utama dinegara berkembang termasuk Indonesia adalah Penyakit Tidak Menular. Penyakit Tidak menular adalah kondisi medis yang non infeksius dan non menular dari satu orang ke orang lain. Penyakit tidak menular menyebabkan 73% kematian di Indonesia, 35% karena penyakit kardiosvaskular, 12% karena kanker, 6% karena penyakit pernapasan kronis, 6% karena diabetes, dan 20% karena risiko kematian dini. Hal ini terjadi karena zaman sekarang masyarakat Indonesia memiliki pola hidup yang tidak sehat. Saat ini masyarakat lebih memilih memakan makanan cepat saji dibandingkan dengan makanan sehat dan bergizi. Tidak hanya itu kurangnya olahraga, mengonsumsi alkohol, dan merokok menjadi faktor lain penyebab tingginya Penyakit Tidak Menular di Indonesia. Selain faktor diri sendiri yang mempengaruhi tingginya angka tersebut faktor alam seperti perubahan iklim sehingga terjadinya kebakaran hutan karena cuaca terlalu panas yang menyebabkan polusi udara juga menjadi penyebab tingginya angka penyakit tidak menular yaitu penyakit pernapasan kronis.
JAWABAN SOAL NO 2
2. Perubahan iklim seperti curah hujan yang tinggi dapat mempengaruhi tingginya penyakit menular. Curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan berbagai macam penyakit dan lingkungan menjadi banjir. Banyak penyakit menular yang disebabkan karena curah hujan yang tinggi seperti demam berdarah dan diare. Pada saat hujan banyak sekali genangan – genangan air yang bisa menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk aedes aegepty penyebab penyakit demam berdarah. Penyakit ini ditularkan oleh nyamuk dan masuk kedalam aliran darah kita. Penyakit diare terjadi karena air banjir yang terkontaminasi oleh bakteri penyebab diare.
Langkah yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat untuk mencegah penularan penyakit menular yaitu dengan cara melakukan penyuluhan secara berkala terkait dengan bahayanya penyakit demam berdarah, diare, serta kebersihan lingkungan agar lingkungan tersebut terbebas dari penyakit. Bukan hanya itu, melalukan fogging untuk membasmi nyamuk juga menjadi salah satu upaya pemerintah dan masyarakat untuk mencegah penyakit demam berdarah. Melakukan gotong royong secara rutin juga dapat mencegah terjadinya banjir sehingga penyakit diare dapat diminimalisir.
Nama : Fahmi Ariswandhani
Npm : 21220000006
prodi : MIK
1. prioritas utama di negara berkembang seharusnya adalah penyakit menular seperti malaria, tuberkulosis, dan HIV/AIDS. Penyakit-penyakit ini masih menjadi penyebab utama kematian Penyakit menular merupakan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat di negara berkembang, Dampaknya tidak hanya pada kesehatan individu, tetapi juga pada perekonomian dan pembangunan suatu negara.
contoh malaria di afrika
Dampak ekonomi: Malaria menyebabkan penurunan produktivitas tenaga kerja di sektor pertanian dan industri, sehingga menghambat pertumbuhan ekonomi.
Lingkaran kemiskinan: Keluarga yang terdampak malaria seringkali harus mengeluarkan biaya besar untuk pengobatan, yang dapat membuat mereka semakin miskin.
Dampak pada anak: Malaria pada anak dapat menyebabkan pertumbuhan terhambat, perkembangan kognitif yang lambat, dan bahkan kematian.
2. Perubahan iklim memengaruhi penyebaran penyakit menular di wilayah tropis dengan memperluas habitat vektor seperti nyamuk penyebab malaria dan demam berdarah. Suhu yang lebih tinggi dan curah hujan tidak teratur menciptakan kondisi ideal bagi reproduksi nyamuk.
Pemerintah dapat memitigasi dampak ini dengan penguatan sistem kesehatan, edukasi masyarakat, dan investasi dalam teknologi ramah lingkungan. sedangkan masyarakan dapat melakukan hal hal sederhana dengan tidak membiarkan genagan air atau tempat berkembang biak nyamuk membersihkan pakaian yang menumpuk dan lainya
Nama : Fahmi Ariswandhani
Npm : 21220000006
prodi : MIK
1. prioritas utama di negara berkembang seharusnya adalah penyakit menular seperti malaria, tuberkulosis, dan HIV/AIDS. Penyakit-penyakit ini masih menjadi penyebab utama kematian Penyakit menular merupakan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat di negara berkembang, Dampaknya tidak hanya pada kesehatan individu, tetapi juga pada perekonomian dan pembangunan suatu negara.
contoh malaria di afrika
Dampak ekonomi: Malaria menyebabkan penurunan produktivitas tenaga kerja di sektor pertanian dan industri, sehingga menghambat pertumbuhan ekonomi.
Lingkaran kemiskinan: Keluarga yang ter,dampak malaria seringkali harus mengeluarkan biaya besar untuk pengobatan, yang dapat membuat mereka semakin miskin.
Dampak pada anak: Malaria pada anak dapat menyebabkan pertumbuhan terhambat, perkembangan kognitif yang lambat, dan bahkan kematian.
2. Perubahan iklim memengaruhi penyebaran penyakit menular di wilayah tropis dengan memperluas habitat vektor seperti nyamuk penyebab malaria dan demam berdarah. Suhu yang lebih tinggi dan curah hujan tidak teratur menciptakan kondisi ideal bagi reproduksi nyamuk.
Pemerintah dapat meimitigasi dampak ini dengan penguatan sistem kesehatan, edukasi masyarakat, dan investasi dalam teknologi ramah lingkungan. sedangkan masyarakat dapat melakukan hal hal sederhana dengan tidak membiarkan genangan air atau tempat berkembang biak nyamuk membersihkan pakaian yang menumpuk dll
Prioritas utama isu kesehatan global di negara berkembang adalah Penyakit Menular dan Ketimpangan Kesehatan.
1. Penyakit Menular : Penyakit seperti malaria, tuberkulosis, dan HIV/AIDS masih menjadi penyebab utama kematian di negara berkembang. Misalnya, di Afrika sub-Sahara, malaria menjadi penyebab kematian utama di kalangan anak-anak. Penyakit ini dapat dicegah atau diobati, tetapi akses terbatas ke perawatan dan vaksin memperburuk situasi.
2. Ketimpangan Kesehatan : Banyak negara berkembang, seperti India dan Nigeria, menghadapi kesenjangan besar dalam akses ke layanan kesehatan berkualitas, terutama di daerah pedesaan. Ini memperburuk dampak penyakit menular.
Dengan fokus pada pengendalian penyakit menular dan mengurangi ketimpangan kesehatan, negara berkembang dapat mengurangi angka kematian, meningkatkan kualitas hidup, dan mendorong pemulihan ekonomi.
Contoh Nyata: Program pengendalian malaria di Tanzania dan pengobatan HIV/AIDS melalui PEPFAR di Afrika Selatan menunjukkan keberhasilan intervensi kesehatan dalam mengurangi dampak penyakit menular.
Kesimpulannya, mengatasi penyakit menular dan ketimpangan kesehatan adalah langkah utama untuk meningkatkan kesehatan masyarakat di negara berkembang.
2. Perubahan iklim dapat memengaruhi penyebaran penyakit menular, terutama di wilayah tropis, karena perubahan suhu dan pola cuaca yang ekstrem dapat menciptakan kondisi yang lebih kondusif bagi penyebaran patogen dan vektor penyakit. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut dan langkah-langkah mitigasi yang dapat diambil:
Pengaruh Perubahan Iklim terhadap Penyebaran Penyakit Menular di Wilayah Tropis:
1. Penyebaran Penyakit yang Ditularkan Melalui Vektor:
• Malaria, Dengue, dan Zika adalah contoh penyakit yang ditularkan oleh nyamuk. Perubahan suhu yang lebih tinggi dan curah hujan yang tidak menentu dapat memperpanjang musim perkembangbiakan nyamuk dan memperluas area penyebaran mereka ke daerah yang sebelumnya tidak terjangkit.
• Di wilayah tropis, suhu yang lebih hangat dan hujan yang lebih sering menciptakan tempat berkembang biak yang ideal bagi nyamuk, seperti genangan air.
2. Perubahan Distribusi Penyakit:
• Perubahan iklim menyebabkan pergeseran distribusi penyakit, misalnya, penyakit yang biasanya ada di daerah rendah dapat menyebar ke daerah pegunungan atau dataran tinggi karena suhu yang lebih panas. Ini bisa meningkatkan risiko penyakit menular di daerah yang sebelumnya terlindungi dari patogen tertentu.
3. Penyakit yang Terkait dengan Ketahanan Pangan dan Air:
• Perubahan iklim juga berdampak pada ketersediaan air bersih dan ketahanan pangan, yang dapat memicu penyakit diare dan keracunan makanan akibat perubahan pola curah hujan dan kualitas sanitasi yang menurun. Peningkatan suhu dan cuaca ekstrem meningkatkan risiko dehidrasi dan keracunan makanan.
Nama : Diva Yunisa Aisarah
NPM : 01240000009
Prodi : S1 Kesehatan Masyarakat
Jawaban Soal 1
Prioritas utama isu kesehatan global di negara berkembang adalah Penyakit Menular dan Ketimpangan Kesehatan.
1. Penyakit Menular : Penyakit seperti malaria, tuberkulosis, dan HIV/AIDS masih menjadi penyebab utama kematian di negara berkembang. Misalnya, di Afrika sub-Sahara, malaria menjadi penyebab kematian utama di kalangan anak-anak. Penyakit ini dapat dicegah atau diobati, tetapi akses terbatas ke perawatan dan vaksin memperburuk situasi.
2. Ketimpangan Kesehatan : Banyak negara berkembang, seperti India dan Nigeria, menghadapi kesenjangan besar dalam akses ke layanan kesehatan berkualitas, terutama di daerah pedesaan. Ini memperburuk dampak penyakit menular.
Dengan fokus pada pengendalian penyakit menular dan mengurangi ketimpangan kesehatan, negara berkembang dapat mengurangi angka kematian, meningkatkan kualitas hidup, dan mendorong pemulihan ekonomi.
Contoh Nyata: Program pengendalian malaria di Tanzania dan pengobatan HIV/AIDS melalui PEPFAR di Afrika Selatan menunjukkan keberhasilan intervensi kesehatan dalam mengurangi dampak penyakit menular.
Kesimpulannya, mengatasi penyakit menular dan ketimpangan kesehatan adalah langkah utama untuk meningkatkan kesehatan masyarakat di negara berkembang.
2. Perubahan iklim dapat memengaruhi penyebaran penyakit menular, terutama di wilayah tropis, karena perubahan suhu dan pola cuaca yang ekstrem dapat menciptakan kondisi yang lebih kondusif bagi penyebaran patogen dan vektor penyakit. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut dan langkah-langkah mitigasi yang dapat diambil:
Pengaruh Perubahan Iklim terhadap Penyebaran Penyakit Menular di Wilayah Tropis:
1. Penyebaran Penyakit yang Ditularkan Melalui Vektor:
• Malaria, Dengue, dan Zika adalah contoh penyakit yang ditularkan oleh nyamuk. Perubahan suhu yang lebih tinggi dan curah hujan yang tidak menentu dapat memperpanjang musim perkembangbiakan nyamuk dan memperluas area penyebaran mereka ke daerah yang sebelumnya tidak terjangkit.
• Di wilayah tropis, suhu yang lebih hangat dan hujan yang lebih sering menciptakan tempat berkembang biak yang ideal bagi nyamuk, seperti genangan air.
2. Perubahan Distribusi Penyakit:
• Perubahan iklim menyebabkan pergeseran distribusi penyakit, misalnya, penyakit yang biasanya ada di daerah rendah dapat menyebar ke daerah pegunungan atau dataran tinggi karena suhu yang lebih panas. Ini bisa meningkatkan risiko penyakit menular di daerah yang sebelumnya terlindungi dari patogen tertentu.
3. Penyakit yang Terkait dengan Ketahanan Pangan dan Air:
• Perubahan iklim juga berdampak pada ketersediaan air bersih dan ketahanan pangan, yang dapat memicu penyakit diare dan keracunan makanan akibat perubahan pola curah hujan dan kualitas sanitasi yang menurun. Peningkatan suhu dan cuaca ekstrem meningkatkan risiko dehidrasi dan keracunan makanan.
Dwiyanto Lio Pramono
NPM 22230100005
Prodi DIV MIK UIMA
1. Analisis Prioritas Isu Kesehatan Global
Menurut saya, ketimpangan kesehatan adalah isu yang harus jadi prioritas di negara berkembang. Banyak orang di daerah terpencil tidak bisa mengakses layanan kesehatan dasar, seperti vaksin atau perawatan medis. Contohnya, saat pandemi COVID-19, banyak negara berkembang di Afrika kesulitan mendapatkan vaksin, sehingga angka kematian tinggi.
Selain itu, angka kematian ibu dan bayi yang tinggi di negara-negara seperti Nigeria dan India juga menunjukkan kurangnya fasilitas dan tenaga kesehatan. Untuk mengatasi ini, pemerintah bisa melatih tenaga kesehatan lokal, membangun lebih banyak puskesmas, dan memperbaiki sistem rujukan kesehatan.
2. Implikasi Perubahan Iklim terhadap Kesehatan Global
Perubahan iklim bisa membuat penyakit menular lebih mudah menyebar, terutama di wilayah tropis. Contohnya, kenaikan suhu dan curah hujan ekstrem membuat nyamuk Aedes aegypti berkembang lebih cepat, sehingga penyakit seperti demam berdarah meningkat di negara seperti Indonesia.
Banjir akibat perubahan cuaca juga bisa menyebabkan penyakit seperti kolera dan leptospirosis karena air tercemar. Contohnya, Bangladesh sering mengalami wabah kolera setelah banjir besar.
Langkah yang bisa dilakukan:
Pemerintah: Semprot nyamuk secara rutin, bangun drainase yang baik, dan kurangi emisi karbon.
Masyarakat: Jaga kebersihan lingkungan, gunakan kelambu, dan tutup tempat penampungan air.
Kerja sama internasional: Gabung program kesehatan global seperti WHO untuk menangani masalah ini bersama-sama.
Nama : Nazwa Shalwabila
NPM : 01240000008
Prodi : S1 Kesehatan Masyarakat
soal 1 :
1. Menurut saya, Ketimpangan kesehatan seharusnya menjadi prioritas yang utama apa lagi di negara berkembang. Oleh hal ini banyak akses layanan kesehatan yang tidak merata menjadi akar permasalahan kesehatan yang lainnya. Contohnya : COVID-19 memperlihatkan lemahnya sistem kesehatan di negara-negara berkembang dalam merespons wabah. Dengan meningkatnya pengendalian penyakit menular melalui vaksinasi, program pencegahan,dan penguatan sistem kesehatan, negara-negara ini dapat melindungi populasi paling rentan.
soal 2 :
2. Perubahan iklim dapat mempengaruhi penyebaran penyakit menular di wilayah tropis melalui beberapa mekanisme.Misalnya peningkatan suhu dan perubahan pola curah hujan dapat memperluas habitat vektor penyakit seperti nyamuk anopheles, penyebab demam berdarah, malaria, ataupun aedes aegypti. Apalagi di Asia Tenggara wabah demam berdarah meningkat selama musim hujan ekstrim.
langkah mitigasi yang dapat di lakukan oleh pemerintah seperti :
1. Meningkatkan program edukasi kesehatan berbasis komunitas
2. Memperkuat infrastruktur kesehatan di daerah rawan
3. Menerapkan kebijakan ramah lingkungan seperti reboisasi dan penggunaan energi terbarukan
NAMA : Dea Hazasyakila
NPM : 01240000020
Prodi : S1 Kesehatan Masyarakat
Jawaban NO 1
1. Terdapat beberapa masalah kesehatan global yang memerlukan perhatian khusus dalam konteks negara berkembang. Berdasarkan analisis berbagai masalah yang umumnya dihadapi negara berkembang, penyakit menular seperti tuberkulosis (TB), HIV/AIDS, dan malaria adalah salah satu masalah yang seharusnya menjadi prioritas utama. Berikut ini adalah beberapa alasan yang mendukung pernyataan ini, disertai dengan contoh nyata:
Penyakit Menular Diutamakan Karena Biaya Penyakit yang Tinggi
a.Di banyak negara berkembang, penyakit menular masih menjadi penyebab kematian utama. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa hampir 1,5 juta orang meninggal akibat tuberkulosis setiap tahun, dengan mayoritas kematian terjadi di negara-negara dengan pendapatan rendah dan menengah. Jutaan orang terinfeksi dan jutaan lainnya meninggal karena HIV/AIDS di Afrika Sub-Sahara.
Keterbatasan Akses Terhadap Layanan Kesehatan: Layanan kesehatan yang memadai tidak selalu tersedia di banyak negara berkembang. Penanganan penyakit menular menjadi sangat sulit karena keterbatasan fasilitas, tenaga medis yang kurang, dan masalah pendistribusian obat. Misalnya, masalah infrastruktur sering kali menghalangi pengobatan dan pencegahan penyakit menular di negara-negara seperti Kongo dan Uganda.
b.Dampak Ekonomi dan Sosial: Penyakit menular memengaruhi kesehatan individu dan ekonomi secara keseluruhan. Pekerja yang sakit tidak dapat memberikan kontribusi sosial yang bermanfaat. Sebagai contoh, lockdown dan peningkatan kasus infeksi menyebabkan banyak negara berkembang mengalami penurunan PDB yang signifikan selama pandemi COVID-19. Penyakit yang tidak ditangani dengan baik dapat menghambat kemajuan ekonomi dan sosial negara.
c. Resistensi Obat: Dengan munculnya resistensi obat, seperti yang ditunjukkan oleh resistensi obat tuberkulosis dan malaria, penanganan penyakit menular menjadi semakin sulit dan membutuhkan perhatian segera. Sebuah intervensi cepat dari sistem kesehatan global diperlukan, karena kasus tuberkulosis resisten obat telah meningkat di negara-negara seperti Afghanistan dan India.
d. Pendidikan dan Pencegahan: Investasi dalam program pencegahan dan pendidikan dapat secara signifikan mengurangi penyebaran penyakit menular. Di negara-negara berkembang, vaksinasi yang tepat, seperti vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks atau vaksinasi malaria yang baru dikembangkan, dapat menyelamatkan jutaan nyawa. Selain itu, telah terbukti bahwa program pendidikan kesehatan di Afrika dan Asia dapat membantu mengurangi stigma penyakit menular seperti HIV/AIDS.
Contoh Nyata:
• Di Malawi, program nasional untuk pengendalian TB yang melibatkan deteksi dini, pengobatan jangka panjang, dan pendidikan masyarakat telah membantu menurunkan angka kematian akibat TB secara signifikan.
2. Penyakit tropis adalah penyakit yang umumnya terjadi di wilayah beriklim tropis dan subtropis, di mana kondisi panas dan lembap menciptakan lingkungan ideal bagi vektor seperti nyamuk, lalat, atau siput untuk berkembang biak. Beberapa contoh penyakit tropis yang sering menjadi perhatian meliputi:
• Demam Berdarah Dengue (DBD)
• Malaria
• Zika
• Chikungunya
• Leptospirosis
• Filariasis (kaki gajah)
Bagaimana Perubahan Iklim Memengaruhi Penyebaran di daerah Tropis?
1.Meningkatnya suhu global
2.Perubahan Pola Hujan dan Kelembapan
3. Meluasnya Habitat Vektor
4. Kenaikan Permukaan Laut
5. Gangguan Ekosistem
Untuk mencegah penyebaran di wilayah tersebut, pemerintah dan masyarakat dapat melakukan hal-hal berikut:
Langkah yang diambil pemerintah:
Pembuatan Kebijakan: Pemerintah harus membuat kebijakan yang kuat untuk mencegah penyebaran, seperti pengaturan waktu dan tempat untuk kegiatan umum dan pengawasan yang ketat terhadap pergerakan orang dan barang.
Vaksinasi: Pemerintah harus memastikan bahwa vaksinasi massal efektif dan efisien diberikan kepada semua orang, terutama mereka yang rentan.
Pengawasan dan Pemantauan: Pemerintah harus meningkatkan pengawasan dan pemantauan kondisi kesehatan di daerah tersebut dan mengambil tindakan cepat jika gejala penularan ditemukan.
Pengadaan Sarana dan Prasarana Kesehatan: Untuk menangani kasus yang terjangkit, pemerintah harus meningkatkan pengadaan fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, dan laboratorium.
Pengadaan Peralatan Pelindung: Pemerintah harus meningkatkan pengadaan masker, sarung tangan, dan peralatan pelindung lainnya.
Mengikuti Kebijakan Pemerintah: Untuk mencegah penyebaran, masyarakat harus mengikuti kebijakan dan aturan pemerintah.
Menggunakan Peralatan Pelindung: Orang-orang harus menggunakan masker, sarung tangan, dan kacamata pelindung ketika berinteraksi dengan orang lain atau berada di tempat umum.
Mengikuti Protokol Kesehatan: Masyarakat harus menghindari sentuhan orang lain dan mencuci tangan secara teratur.
Mengurangi Pergerakan: Orang-orang harus menahan diri untuk tidak keluar rumah untuk alasan mendesak seperti kebutuhan medis atau uang.
Menginformasikan Gejala: Individu yang mengalami gejala tubuh harus diberitahu oleh petugas kesehatan atau dokter.
NAMA: ERICKA PUTRI YUSTINA
NPM: 01240000022
PRODI: KESEHATAN MASYARAKAT
1. Analisis Prioritas Isu Kesehatan Global
Menurut Anda, di antara isu-isu utama kesehatan global yang disebutkan dalam artikel, mana yang seharusnya menjadi prioritas utama di negara berkembang? Berikan alasan yang kuat dengan mendukung argumen Anda menggunakan contoh- contoh nyata dari dunia nyata.
Jawaban:
Prioritas utama dalam isu kesehatan global di negara berkembang seharusnya difokuskan pada akses terhadap layanan kesehatan dasar. Alasannya adalah bahwa di banyak negara berkembang, masyarakat masih menghadapi tantangan besar dalam mendapatkan layanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas, termasuk imunisasi, perawatan ibu dan anak, serta pengobatan penyakit menular seperti malaria, tuberkulosis, dan HIV/AIDS.
Sebagai contoh nyata, di sub-Sahara Afrika, angka kematian ibu dan anak masih sangat tinggi akibat kurangnya fasilitas kesehatan dan tenaga medis yang memadai. Menurut laporan WHO, lebih dari 200.000 ibu meninggal setiap tahun akibat komplikasi saat melahirkan, yang sebenarnya dapat dicegah dengan perawatan medis dasar.
Selain itu, pandemi COVID-19 telah menunjukkan betapa pentingnya membangun sistem kesehatan yang kuat untuk mencegah keruntuhan saat terjadi krisis. Oleh karena itu, investasi dalam infrastruktur kesehatan, pelatihan tenaga medis, dan distribusi obat-obatan dasar menjadi prioritas utama agar negara berkembang dapat menghadapi berbagai tantangan kesehatan secara berkelanjutan.
2. Implikasi Perubahan Iklim terhadap Kesehatan Global
Jelaskan bagaimana perubahan iklim dapat memengaruhi penyebaran penyakit menular di wilayah tropis. Berdasarkan pengamatan Anda, langkah apa yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat untuk memitigasi dampak tersebut?
Jawaban:
Implikasi Perubahan Iklim terhadap Penyebaran Penyakit Menular di Wilayah Tropis.
Perubahan iklim, seperti meningkatnya suhu global, perubahan pola curah hujan, dan naiknya permukaan air laut, memiliki dampak signifikan terhadap penyebaran penyakit menular di wilayah tropis. Kondisi tersebut menciptakan lingkungan yang lebih mendukung bagi vektor penyakit seperti nyamuk, kutu, dan lalat, yang menjadi penyebab utama penyakit-penyakit seperti malaria, demam berdarah, dan chikungunya.
Dampak spesifik perubahan iklim terhadap penyakit menular:
1. juga meningkatkan risiko wabah penyakit.
2. Perpindahan penduduk: Perubahan iklim dapat menyebabkan migrasi besar-besaran karena bencana alam, sehingga meningkatkan risiko penyebaran penyakit antar wilayah.
Langkah Mitigasi oleh Pemerintah dan Masyarakat.
1. Pemerintah:
• Peningkatan sistem kesehatan masyarakat: Membangun infrastruktur kesehatan yang tangguh untuk mendeteksi dan merespons wabah penyakit dengan cepat.
• Pengelolaan lingkungan: Mengelola sumber-sumber air dan mengendalikan genangan untuk mencegah perkembangbiakan vektor penyakit.
• Kampanye vaksinasi: Memperluas akses ke vaksinasi untuk melindungi masyarakat dari penyakit yang bisa dicegah.
• Regulasi kebijakan perubahan iklim: Mengurangi emisi karbon dan mendukung energi terbarukan untuk meminimalkan dampak perubahan iklim.
2. Masyarakat:
• Peningkatan kesadaran: Edukasi masyarakat tentang bahaya genangan air dan cara mencegah gigitan nyamuk, seperti penggunaan kelambu dan repelen serangga.
• Keterlibatan komunitas: Melakukan kerja sama dalam membersihkan lingkungan, terutama setelah musim hujan.
• Adaptasi perilaku: Memanfaatkan teknologi sederhana seperti pemasangan perangkap nyamuk dan penyaringan air.
Contoh nyata langkah mitigasi adalah kampanye anti-malaria di beberapa negara Afrika, di mana distribusi kelambu dan pengendalian vektor secara nasional berhasil menurunkan jumlah kasus secara signifikan. Dengan pendekatan terpadu antara pemerintah dan masyarakat, dampak perubahan iklim terhadap penyebaran penyakit menular dapat diminimalkan
Nama: Zia Zahiyah Putri Fatihah
NPM: 01240000016
Prodi: S1 Kesehatan Masyarakat
1. Ketimpangan kesehatan menjadi prioritas utama di negara berkembang karena berdampak luas terhadap kualitas hidup masyarakat dan kemampuan negara untuk maju secara sosial dan ekonomi. Di negara- negara yang berpenghasilan rendah, akses terhadap layanan kesehatan yang memadai, obat-obatan, dan teknologi medis masih sangat terbatas. Hal ini mengakibatkan angka kematian yang tinggi dan kurangnya pencegahan.
– Contohnya: Banyak daerah terpencil, terutama di wilayah timur Indonesia seperti Papua, menghadapi kekurangan fasilitas kesehatan yang memadai, serta keterbatasan tenaga medis terlatih. Hal ini membuat penduduk di daerah tersebut kesulitan mengakses layanan kesehatan dasar, dan mereka lebih rentan terhadap penyakit menular serta kondisi kesehatan buruk lainnya.
2. Perubahan iklim dapat memengaruhi penyebaran penyakit menular di wilayah tropis dengan cara mengubah pola hujan, kelembapan dan suhu. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan jumlah nyamuk dan patogen, sehingga meningkatkan risiko penularan penyakit.
Berikut ini adalah beberapa cara perubahan iklim dapat memengaruhi penyebaran penyakit menular:
– Peningkatan jumlah nyamuk
Perubahan iklim dapat memengaruhi siklus hidup nyamuk dan intensitas gigitannya.
– Peningkatan jumlah patogen
Perubahan iklim dapat menyebabkan genangan air yang menjadi tempat berkembang biak virus dan mikroba.
– Peningkatan risiko penularan penyakit yang ditularkan melalui air
Perubahan curah hujan dapat memengaruhi penyebaran patogen yang ditularkan melalui air. Beberapa penyakit yang berpotensi meningkat seiring dengan perubahan iklim di antaranya: Malaria, Demam berdarah, TBC, Diare.
– Pemerintah dapat melakukan program pengendalian vektor seperti pengurangan tempat perkembangbiakan nyamuk (misalnya dengan membersihkan genangan air, penggunaan insektisida yang aman).
– Masyarakat dapat melakukan kegiatan kesehatan masyarakat, seperti mengikuti program vaksinasi, menjaga kebersihan lingkungan, gunakan air bersih dan jamban sehat, berantas jentik, buang sampah pada tempatnya
1. Menurut saya, di Negara berkembang khususnya seperti Indonesia, isu kesehatan yang perlu diprioritaskan adalah keamanan pangan dan malnutrisi. Karena hal itu banyak masyarakat yang gizi nya tidak terpenuhi. Ini juga menjadi salah satu program nasional di Indonesia, yaitu cegah stunting. Perlu adanya bantuan dari pemerintah kepada masyarakat agar nutrisi hariannya tercukupi dan masalah stunting, kurang gizi dan malnutrisi lainnya bisa teratasi, barulah kita bisa mengatasi masalah kesehatan yang lain.
2. berbicara mengenai penyakit yang dipengaruhi oleh perubahan iklim, yang masih saat ini banyak terjadi yaitu demam DBD. Karena dengan pergantian musim dari hujan ke panas, begitupun sebaliknya. Nyamuk DBD semakin banyak berkeliaran dan menjangkit masyarakat khususnya anak anak kecil yang belum punya imunitas tinggi terhadap demam DBD. Langkah yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat yaitu berusaha untuk tidak membiarkan genangan air di sekitar rumah atau lingkungan tempat tinggal dan Melakukan fogging pada tempat tempat yang lembab dan berpotensi menjadi sarang nyamuk.
1. Menurut saya, di Negara berkembang khususnya seperti Indonesia, isu kesehatan yang perlu diprioritaskan adalah keamanan pangan dan malnutrisi. Karena hal itu banyak masyarakat yang gizi nya tidak terpenuhi. Ini juga menjadi salah satu program nasional di Indonesia, yaitu cegah stunting. Perlu adanya bantuan dari pemerintah kepada masyarakat agar nutrisi hariannya tercukupi dan masalah stunting, kurang gizi dan malnutrisi lainnya bisa teratasi, barulah kita bisa mengatasi masalah kesehatan yang lain.
2. berbicara mengenai penyakit yang dipengaruhi oleh perubahan iklim, yang masih saat ini banyak terjadi yaitu demam DBD. Karena dengan pergantian musim dari hujan ke panas, begitupun sebaliknya. Nyamuk DBD semakin banyak berkeliaran dan menjangkit masyarakat khususnya anak anak kecil yang belum punya imunitas tinggi terhadap demam DBD. Langkah yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat yaitu berusaha untuk tidak membiarkan genangan air di sekitar rumah atau lingkungan tempat tinggal dan Melakukan fogging pada tempat tempat yang lembab dan berpotensi menjadi sarang nyamuk.
REIHAN RIZKI ZAUZILIA (22230100002)
D-IV MIK (EKSTENSI)
Analisis Prioritas Isu Kesehatan Global
Menurut Anda, di antara isu-isu utama kesehatan global yang disebutkan dalam artikel, mana yang seharusnya menjadi prioritas utama di negara berkembang? Berikan alasan yang kuat dengan mendukung argumen Anda menggunakan contoh-contoh nyata dari dunia nyata.
JAWAB
Menurut saya diantara isu – isu yang dibahas yang dapat menjadi prioritas utama di negara berkembang contohnya di Indonesia ialah Penyakit Tidak Menular seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung, penyakit tidak menular tersebut justru menjadi penyebab kematian terbesar di banyak negara berkembang.
Contoh dari Penyakit Tidak Menular ialah Hipertensi Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, adalah kondisi serius yang secara drastis meningkatkan risiko penyakit jantung, otak, ginjal, dan berbagai penyakit lainnya. Kondisi ini merupakan penyebab utama serangan jantung, gagal jantung, stroke yang secara keseluruhan dikenal sebagai penyakit kardiovaskular (PKV) serta kerusakan ginjal kronis. Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan utama di dunia. Laporan Global WHO tentang Hipertensi memperkirakan bahwa jumlah orang dewasa dengan hipertensi hampir dua kali lipat dalam tiga dekade terakhir di seluruh dunia.
Data ini menunjukkan bahwa sebagian besar penderita hipertensi tidak mengetahui bahwa dirinya terdiagnosis hipertensi sehingga tidak mendapatkan penanganan dini karena terlambat terdeteksi. Hipertensi disebut sebagai “The Silent Killer” karena sering kali tanpa keluhan sehingga penderita tidak mengetahui dirinya mengalami hipertensi dan baru diketahui setelah terjadi komplikasi.
Jadi menurut saya Penyakit Tidak Menular ini dapat menjadi prioritas isu utama dikarenakan masih banyaknya masyarakat yang sepele atau acuh tak acuh terhadap Penyakit Tidak Menular, namun kenyataannya Penyakit Tidak Menular ini seperti salah satu contohnya Hipertensi daapat menyebabkan komplikasi penyakit lain dan dapat menyebabkan kematian yang cukup tinggi. Dengan demikian diharapkannya masyarakat lebih aware terhadap isu ini dan dapat melakukan pencegahan – pencegahan pada Penyakit Tidak Menular ini.
Implikasi Perubahan Iklim terhadap Kesehatan Global
Jelaskan bagaimana perubahan iklim dapat memengaruhi penyebaran penyakit menular di wilayah tropis. Berdasarkan pengamatan Anda, langkah apa yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat untuk memitigasi dampak tersebut?
JAWAB
Perubahan iklim memengaruhi penyebaran penyakit menular dengan menciptakan kondisi lingkungan yang mendukung patogen dan vector seperti nyamuk. Seperti kenaikan suhu yang menyebabkan vektor seperti nyamuk yang membuat siklus kembangbiak nyamuk tertentu meningkat begitupun dengan hujan yang menciptakan genangan air dimana sebagai tempat perkembang biakan nyamuk. Selain itu bencana alam seperti banjir dan badai yang dapat menyebabkan wabah penyakit baru baik penyakit menular maupun tidak menular.
Untuk mengambil langkal dalam mengurani dampak ini, diperlukan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, baik melalui kebijakan adaptasi, peningkatan sistem kesehatan, hingga edukasi. Dengan langkah proaktif, dampak perubahan iklim terhadap kesehatan dapat diminimalkan.
Seperti peningkatan sistem kesehatan masyarakat, seperti deteksi dini, menyediakan vaksin, sosialisasi mengenai kesehatan masyarakat dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang cara pencegahan.
Pada sisi masyarakat dapat dilakukan dengan gotong royong dalam menciptakan pengelolaan lingkungan yang baik bersih dan sehat, menerapkan pola hidup sehat, dan lebih peduli akan kesehatan pribadi, keluarga dan masyarakat.
Nama : Shalu Intan Heriyani
NPM : 01240000021
Prodi : S1 reg Kesmas
1. Menurut Anda, di antara isu-isu utama kesehatan global yang disebutkan dalam artikel, mana yang seharusnya menjadi prioritas utama di negara berkembang? Berikan alasan yang kuat dengan mendukung argumen Anda menggunakan contoh-contoh nyata dari dunia nyata.
Jawaban:
Menurut pendapat saya, isu utama yang seharusnya menjadi prioritas utama dalam negara berkembang adalah ketimpangan kesehatan, dikarenakan ketimpangan kesehatan merupakan masalah mendasar bagi negara berkembang. Ini mengacu pada banyak daerah yang mungkin tidak tersentuh teknologi atau pemerintahan membuat layanan kesehatan yang ada kurang memadai. ketidaksataraan ini juga berlaku pada sumber daya manusia yang ada dan pendidikan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang cepat dapat membantu mengurangi resiko penyakit atau mepercepat prose penyembuhan ,namun apa bila dalam satu wilayah memiliki layanan kesehatan yang buruk meningkatkan peluang kematian.
KEMENKO PMK -Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menerangkan, pemenuhan SDM Kesehatan masih menjadi masalah utama dalam pembangunan sektor kesehatan di Indonesia. Dia menyampaikan, saat ini hanya tersedia 0,68 dokter termasuk dokter spesialis per 1.000 populasi Indonesia, sedangkan menurut standar WHO yaitu 1 per 1.000 populasi. “Masalah kekurangan dokter di Indonesia cukup mengkhawatirkan terutama di luar pulau Jawa, yang mana 50 persen puskesmas di Indonesia Timur seperti Papua tidak memiliki dokter umum dan lebih mengkhawatirkan untuk dokter spesialis,” ucap Muhadjir. – Plenary Hall Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, pada Rabu (18/10/2023).
Dari artikel tersebut dapat kita lihat bahwa ketimpangan kesehatan di indonesia adalah isu yang harus diprioritaskan untuk membangun indonesia yang lebih baik dan indonesia yang baik
2. Jelaskan bagaimana perubahan iklim dapat memengaruhi penyebaran penyakit menular di wilayah tropis. Berdasarkan pengamatan Anda, langkah apa yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat untuk memitigasi dampak tersebut?
Jawaban:
Menurut pendapat saya pribadi, Perubahan iklim dapat mempengaruhi penyebaran penyakit menular di wilayah tropis melalui berbagai cara. Perubahan iklim termasuk temperatur, presipitasi, angin, dan sinar matahari. Perubahan tersebut mempengaruhi tingkat survival, reproduksi atau distribusi agen penyakit, sehingga membuat agen penyakit tersebut dapat beradaptasi terhadap lingkungan dan menciptakan kondisi yang ideal bagi pertumbuhan dan penyebaran berbagai patogen. Seperti contoh ketika terdapat banjir di suatu daerah yang menyebabkan kontaminasi sumber air minum dan meningkatkan resiko penyakit diare, perubahan suhu dan curah hujan dapat memperluas jangkauan geografis vektor penyakit seperti nyamuk dan lalat, nyamuk pembawa malaria dapat berkembang biak dengan pesat di daerah dengan iklim yang sebelumnya dingin dan banyak genangan air.
Menurut pendapat saya, langkah yang dapat diambil pemerintah yaitu
a. memeperkuat sistem kesehetan : meningkatkan sistem kesehatan dapat berguna untuk mendeteksi awal penyakit dan merespon dengan cepat dampak dari penyakit yang muncul dan mencegah terjadinya pandemi yang besar.
b. Edukasi keshatan : berikan edukasi pada masyarakat sebelum perubahan iklim untuk mencegah penularan penyakit serta berdayakan masyrakat untuk menjaga lingkungan nya tetap bersih dan terhindar dari kontaminasi penyakit.
d. Melakukan kolaborasi litas sektor : melibatkan berbagai sektor untuk menekan angka resiko yang ada seperti melakukan pembangunan dalam upaya adaptasi dan mitigasi pada perubahan iklim
Nama: Yemima Fransisca
NPM: 012400000031
Prodi: S1 Kesehatan Masyarakat (REGULER)
1. Analisis Prioritas Isu Kesehatan Global
Prioritas utama: Ketimpangan Kesehatan
Alasan:
Ketimpangan kesehatan seharusnya menjadi prioritas utama di negara berkembang karena memengaruhi akses terhadap layanan kesehatan, obat-obatan, dan teknologi medis. Ketimpangan ini memperburuk tingkat morbiditas dan mortalitas, terutama di kalangan masyarakat miskin. Tanpa akses yang memadai, penyakit menular seperti malaria, HIV/AIDS, dan TBC tetap sulit diberantas.
Contoh Nyata:
Afrika Sub-Sahara: Tingkat prevalensi HIV/AIDS tetap tinggi akibat kurangnya akses obat antiretroviral.
Indonesia: Banyak daerah terpencil kekurangan fasilitas kesehatan, seperti Puskesmas yang tidak memiliki tenaga medis dan peralatan yang memadai.
Solusi:
Investasi dalam infrastruktur kesehatan, terutama di daerah terpencil.
Penguatan sistem kesehatan primer untuk menjangkau populasi rentan.
Kolaborasi dengan organisasi internasional untuk menyediakan sumber daya dan pelatihan tenaga medis.
Implikasi Perubahan Iklim terhadap Kesehatan Global
2. Dampak Perubahan Iklim terhadap Penyakit Menular di Wilayah Tropis:
Peningkatan Penyebaran Nyamuk:
Perubahan suhu dan pola curah hujan menciptakan lingkungan ideal bagi nyamuk pembawa penyakit seperti Aedes aegypti (penyebab demam berdarah) dan Anopheles (penyebab malaria).
Contoh: Penyebaran demam berdarah semakin meluas di Asia Tenggara selama musim hujan dengan intensitas tinggi.
Munculnya Penyakit Baru:
Perubahan ekosistem mendorong hewan pembawa penyakit (seperti kelelawar atau tikus) lebih sering berinteraksi dengan manusia, meningkatkan risiko penyakit zoonosis seperti Ebola.
Krisis Pangan dan Malnutrisi:
Perubahan iklim memengaruhi produksi pangan, menyebabkan malnutrisi yang melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat masyarakat rentan terhadap infeksi.
Langkah Mitigasi:
Dari Pemerintah:
Mengintegrasikan risiko kesehatan akibat perubahan iklim ke dalam kebijakan nasional.
Memperkuat sistem pengawasan penyakit (disease surveillance) untuk mendeteksi wabah lebih dini.
Dari Masyarakat:
Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kebersihan lingkungan untuk mengurangi tempat berkembang biak nyamuk.
Mendorong partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.
Nama: Yemima Fransisca
NPM: 012400000031
Prodi: S1 Kesehatan Masyarakat (REGULER)
1. Analisis Prioritas Isu Kesehatan Global
Prioritas utama: Ketimpangan Kesehatan
Alasan:
Ketimpangan kesehatan seharusnya menjadi prioritas utama di negara berkembang karena memengaruhi akses terhadap layanan kesehatan, obat-obatan, dan teknologi medis. Ketimpangan ini memperburuk tingkat morbiditas dan mortalitas, terutama di kalangan masyarakat miskin. Tanpa akses yang memadai, penyakit menular seperti malaria, HIV/AIDS, dan TBC tetap sulit diberantas.
Contoh Nyata:
Afrika Sub-Sahara: Tingkat prevalensi HIV/AIDS tetap tinggi akibat kurangnya akses obat antiretroviral.
Indonesia: Banyak daerah terpencil kekurangan fasilitas kesehatan, seperti Puskesmas yang tidak memiliki tenaga medis dan peralatan yang memadai.
Solusi:
Investasi dalam infrastruktur kesehatan, terutama di daerah terpencil.
Penguatan sistem kesehatan primer untuk menjangkau populasi rentan.
Kolaborasi dengan organisasi internasional untuk menyediakan sumber daya dan pelatihan tenaga medis.
Implikasi Perubahan Iklim terhadap Kesehatan Global
2. Dampak Perubahan Iklim terhadap Penyakit Menular di Wilayah Tropis:
Peningkatan Penyebaran Nyamuk:
Perubahan suhu dan pola curah hujan menciptakan lingkungan ideal bagi nyamuk pembawa penyakit seperti Aedes aegypti (penyebab demam berdarah) dan Anopheles (penyebab malaria).
Contoh: Penyebaran demam berdarah semakin meluas di Asia Tenggara selama musim hujan dengan intensitas tinggi.
Munculnya Penyakit Baru:
Perubahan ekosistem mendorong hewan pembawa penyakit (seperti kelelawar atau tikus) lebih sering berinteraksi dengan manusia, meningkatkan risiko penyakit zoonosis seperti Ebola.
Krisis Pangan dan Malnutrisi:
Perubahan iklim memengaruhi produksi pangan, menyebabkan malnutrisi yang melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat masyarakat rentan terhadap infeksi.
Langkah Mitigasi:
Dari Pemerintah:
Mengintegrasikan risiko kesehatan akibat perubahan iklim ke dalam kebijakan nasional.
Memperkuat sistem pengawasan penyakit untuk mendeteksi wabah lebih dini.
Dari Masyarakat:
Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kebersihan lingkungan untuk mengurangi tempat berkembang biak nyamuk.
Mendorong partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.
NAMA :INDAH SARI ESTER DAELI
NPM. :01240000014
PRODI :KESEHATAN MASYARAKAT
*SOAL NO 1
Prioritas utama dalam isu kesehatan global di negara berkembang seharusnya difokuskan pada kesehatan ibu dan anak. Hal ini dikarenakan kesehatan ibu dan anak menjadi fondasi utama untuk memastikan keberlanjutan pembangunan dan meningkatkan kualitas hidup generasi mendatang.
Mengapa Kesehatan Ibu dan Anak Menjadi Prioritas?
1. Beban Tinggi di Negara Berkembang
Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian anak (AKB) di negara berkembang masih sangat tinggi. Sebagian besar kematian ibu disebabkan oleh komplikasi yang dapat dicegah, seperti perdarahan pascapersalinan, infeksi, dan eklampsia. Demikian pula, kematian anak sering terjadi akibat penyakit yang sebenarnya dapat dicegah, seperti pneumonia, diare, dan malaria.
2. Dampak Multidimensional
Kesehatan ibu yang buruk meningkatkan risiko bayi lahir prematur, berat badan lahir rendah, dan malnutrisi. Anak-anak yang tidak sehat atau kurang gizi berisiko memiliki keterbatasan fisik dan kognitif di kemudian hari, yang pada akhirnya berdampak pada produktivitas ekonomi suatu negara.
3. Efisiensi Intervensi
Banyak solusi untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak yang sederhana, terjangkau, dan efektif, seperti:
• Imunisasi dasar untuk anak.
• Perawatan kehamilan (antenatal care).
• Edukasi gizi dan pemberian ASI eksklusif.
4. Dukungan Terhadap Pembangunan Global
Meningkatkan kesehatan ibu dan anak adalah salah satu target utama Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu untuk mengurangi angka kematian ibu dan mencegah kematian bayi baru lahir yang dapat dicegah. Fokus pada isu ini menciptakan dampak yang berkelanjutan terhadap kemajuan pembangunan.
Contoh Keberhasilan Nyata
• Rwanda
Investasi besar-besaran dalam layanan kesehatan ibu dan anak, termasuk asuransi kesehatan berbasis komunitas, berhasil menurunkan angka kematian ibu dan anak secara signifikan dalam dua dekade terakhir.
• India
Melalui program Janani Suraksha Yojana, India berhasil meningkatkan akses layanan persalinan aman bagi ibu hamil di pedesaan, yang berdampak positif pada penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Kesimpulan
Kesehatan ibu dan anak harus menjadi fokus utama karena keberhasilannya berkontribusi langsung pada penurunan angka kematian, peningkatan kualitas hidup, dan pencapaian target pembangunan jangka panjang. Dengan memprioritaskan isu ini, negara berkembang dapat membangun masyarakat yang lebih sehat dan produktif.
*SOAL NO 2
Pengaruh Perubahan Iklim terhadap Penyebaran Penyakit Menular di Wilayah Tropis
Perubahan iklim berdampak signifikan terhadap penyebaran penyakit menular, khususnya di wilayah tropis. Kondisi iklim yang berubah, seperti peningkatan suhu, curah hujan ekstrem, dan banjir, menciptakan lingkungan yang mendukung proliferasi vektor penyakit seperti nyamuk, lalat, dan tikus. Berikut adalah beberapa implikasinya:
1. Peningkatan Penyakit yang Ditularkan melalui Vektor
• Suhu yang lebih hangat mempercepat siklus hidup nyamuk pembawa penyakit seperti Aedes aegypti (demam berdarah, Zika, chikungunya) dan Anopheles (malaria).
• Curah hujan yang tinggi menciptakan genangan air yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk.
Contoh nyata: Penyebaran demam berdarah meningkat di Asia Tenggara, dengan wabah yang lebih sering terjadi di musim hujan.
2. Perluasan Wilayah Endemik
Daerah yang sebelumnya tidak memiliki risiko tinggi penyakit menular kini menjadi lebih rentan akibat peningkatan suhu.
Contoh:
• Malaria, yang sebelumnya terbatas pada daerah dataran rendah, kini menyebar ke daerah dataran tinggi di Afrika Timur.
• Penyakit seperti chikungunya dan Zika mulai muncul di wilayah yang sebelumnya tidak terdampak.
3. Penyakit Air dan Sanitasi yang Buruk
Perubahan iklim menyebabkan banjir lebih sering dan intens, yang mencemari sumber air bersih dan meningkatkan risiko penyakit seperti kolera, diare, dan leptospirosis.
Contoh: Di Bangladesh, banjir musiman meningkatkan insiden diare akut karena keterbatasan air bersih.
4. Gangguan Ekosistem yang Mendukung Penyebaran Penyakit
Hilangnya habitat alami akibat perubahan iklim menyebabkan migrasi hewan dan vektor ke area baru, meningkatkan risiko zoonosis (penyakit yang menular dari hewan ke manusia), seperti Ebola atau virus Nipah.
Langkah untuk Memitigasi Dampak Perubahan Iklim terhadap Penyakit Menular
1. Peningkatan Sistem Pemantauan dan Deteksi Dini
• Pemerintah harus memperkuat sistem surveilans kesehatan untuk mendeteksi dini wabah penyakit dan mengambil tindakan cepat.
• Penggunaan teknologi seperti pemetaan berbasis satelit untuk memonitor perubahan lingkungan yang dapat memengaruhi penyebaran vektor.
Contoh: Proyek pemantauan malaria berbasis data cuaca di Kenya.
2. Pengendalian Vektor
• Penyemprotan insektisida, penggunaan kelambu berinsektisida, dan kampanye pemberantasan sarang nyamuk dapat membantu mengurangi populasi vektor.
• Inovasi seperti pelepasan nyamuk steril atau nyamuk dengan bakteri Wolbachia yang menghambat penyebaran virus.
Contoh: Program pengendalian nyamuk Wolbachia di Yogyakarta, Indonesia, berhasil mengurangi kasus demam berdarah.
3. Perbaikan Infrastruktur Sanitasi dan Penyediaan Air Bersih
• Investasi dalam sistem sanitasi untuk mencegah pencemaran air selama banjir.
• Penyediaan fasilitas air bersih di daerah rawan banjir dan kekeringan.
Contoh: Proyek sanitasi berbasis masyarakat di India berhasil menurunkan insiden penyakit berbasis air.
4. Peningkatan Edukasi Masyarakat
• Edukasi masyarakat tentang pencegahan penyakit menular, seperti menjaga kebersihan, mengenakan pakaian pelindung, dan mengenali gejala awal penyakit.
• Kampanye kesadaran tentang perubahan iklim dan hubungannya dengan kesehatan.
5. Kolaborasi Global dan Regional
• Negara-negara tropis harus bekerja sama dalam berbagi data, penelitian, dan strategi untuk mengatasi penyakit menular yang berkaitan dengan iklim.
Contoh: ASEAN Dengue Day sebagai langkah regional untuk meningkatkan kesadaran tentang demam berdarah.
6. Pengurangan Emisi dan Adaptasi terhadap Perubahan Iklim
• Pengurangan emisi gas rumah kaca untuk memperlambat laju perubahan iklim.
• Implementasi strategi adaptasi, seperti urbanisasi hijau dan perbaikan tata kelola air, untuk mengurangi dampak lingkungan yang memengaruhi kesehatan.
Kesimpulan
Perubahan iklim memperburuk penyebaran penyakit menular di wilayah tropis dengan menciptakan kondisi yang ideal bagi vektor dan patogen. Untuk memitigasi dampak tersebut, diperlukan langkah terpadu dari pemerintah, masyarakat, dan komunitas internasional, seperti memperkuat sistem surveilans, meningkatkan kontrol vektor, memperbaiki sanitasi, dan mengurangi emisi karbon. Dengan pendekatan ini, risiko kesehatan akibat perubahan iklim dapat diminimalkan, terutama di wilayah tropis yang paling rentan.
Nama: Haniva Elliza Putri
NPM: 01240000005
Prodi: S1 Kesehatan Masyarakat (Reguler)
JAWABAN SOAL NO 1:
1. Menurut saya, di antara isu-isu utama kesehatan global yang disebutkan dalam artikel, ketimpangan kesehatan seharusnya menjadi prioritas utama di negara berkembang. Alasan utama untuk memilih ketimpangan kesehatan sebagai fokus utama adalah bahwa ketidakadilan dalam akses terhadap layanan kesehatan, obat-obatan, dan teknologi medis secara langsung memengaruhi kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Contoh Nyata:
•Akses terbatas ke layanan kesehatan: Di banyak negara berkembang, seperti di beberapa wilayah di Afrika Sub-Sahara, akses terhadap layanan kesehatan dasar sangat terbatas. Misalnya, di negara-negara seperti Chad dan Sudan Selatan, banyak masyarakat yang harus menempuh jarak jauh untuk mendapatkan perawatan medis, dan sering kali tidak ada fasilitas kesehatan yang memadai. Hal ini menyebabkan tingginya angka kematian akibat penyakit yang seharusnya dapat dicegah atau diobati.
•Obat-obatan yang tidak terjangkau: Di negara-negara seperti India dan Nigeria, meskipun ada kemajuan dalam pengembangan obat-obatan, banyak populasi yang tidak mampu membeli obat yang diperlukan untuk mengobati penyakit menular dan tidak menular. Misalnya, obat untuk HIV/AIDS sering kali tidak terjangkau bagi banyak orang, yang mengakibatkan penyebaran penyakit tersebut.
Dengan mengatasi ketimpangan kesehatan, negara berkembang dapat meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan, mengurangi beban penyakit, dan meningkatkan produktivitas ekonomi. Ini juga akan membantu menciptakan sistem kesehatan yang lebih berkelanjutan dan inklusif.
JAWABAN SOAL NO 2:
2. Perubahan iklim dapat memengaruhi penyebaran penyakit menular di wilayah tropis melalui beberapa mekanisme:
•Peningkatan frekuensi bencana alam: Perubahan iklim dapat menyebabkan lebih banyak bencana alam, seperti banjir dan kekeringan, yang dapat menciptakan kondisi yang mendukung penyebaran penyakit menular. Banjir dapat menciptakan genangan air yang menjadi tempat berkembang biaknya vektor penyakit.
•Krisis pangan dan malnutrisi: Perubahan iklim dapat memengaruhi ketahanan pangan, yang pada gilirannya dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh masyarakat. Malnutrisi dapat membuat individu lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit menular.
Langkah Mitigasi:
•Pendidikan dan kesadaran masyarakat: Pemerintah dan organisasi non-pemerintah harus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak perubahan iklim terhadap kesehatan dan cara-cara untuk melindungi diri dari penyakit menular.
•Penguatan sistem kesehatan: Investasi dalam infrastruktur kesehatan dan pelatihan tenaga medis untuk menangani penyakit yang berkaitan dengan perubahan iklim sangat penting. Ini termasuk pengembangan sistem pemantauan penyakit yang lebih baik untuk mendeteksi dan merespons wabah dengan cepat.
•Kebijakan lingkungan yang berkelanjutan: Pemerintah harus mengimplementasikan kebijakan yang mendukung keberlanjutan lingkungan, seperti pengurangan emisi gas rumah kaca dan perlindungan terhadap ekosistem yang dapat membantu mengurangi dampak perubahan iklim.
Dengan langkah-langkah ini, baik pemerintah maupun masyarakat dapat bekerja sama untuk memitigasi dampak perubahan iklim terhadap kesehatan global, terutama di wilayah tropis yang paling rentan.
Nama: Haniva Elliza Putri
NPM: 01240000005
Prodi: S1 Kesehatan Masyarakat (Reguler)
JAWABAN SOAL NO 1:
1. Menurut saya, di antara isu-isu utama kesehatan global yang disebutkan dalam artikel, ketimpangan kesehatan seharusnya menjadi prioritas utama di negara berkembang. Alasan utama untuk memilih ketimpangan kesehatan sebagai fokus utama adalah bahwa ketidakadilan dalam akses terhadap layanan kesehatan, obat-obatan, dan teknologi medis secara langsung memengaruhi kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Contoh Nyata:
•Akses terbatas ke layanan kesehatan: Di banyak negara berkembang, seperti di beberapa wilayah di Afrika Sub-Sahara, akses terhadap layanan kesehatan dasar sangat terbatas. Misalnya, di negara-negara seperti Chad dan Sudan Selatan, banyak masyarakat yang harus menempuh jarak jauh untuk mendapatkan perawatan medis, dan sering kali tidak ada fasilitas kesehatan yang memadai. Hal ini menyebabkan tingginya angka kematian akibat penyakit yang seharusnya dapat dicegah atau diobati.
•Obat-obatan yang tidak terjangkau: Di negara-negara seperti India dan Nigeria, meskipun ada kemajuan dalam pengembangan obat-obatan, banyak populasi yang tidak mampu membeli obat yang diperlukan untuk mengobati penyakit menular dan tidak menular. Misalnya, obat untuk HIV/AIDS sering kali tidak terjangkau bagi banyak orang, yang mengakibatkan penyebaran penyakit tersebut.
Dengan mengatasi ketimpangan kesehatan, negara berkembang dapat meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan, mengurangi beban penyakit, dan meningkatkan produktivitas ekonomi. Ini juga akan membantu menciptakan sistem kesehatan yang lebih berkelanjutan dan inklusif.
JAWABAN SOAL NO 2:
2. Perubahan iklim dapat memengaruhi penyebaran penyakit menular di wilayah tropis melalui beberapa mekanisme:
•Peningkatan frekuensi bencana alam: Perubahan iklim dapat menyebabkan lebih banyak bencana alam, seperti banjir dan kekeringan, yang dapat menciptakan kondisi yang mendukung penyebaran penyakit menular. Banjir dapat menciptakan genangan air yang menjadi tempat berkembang biaknya vektor penyakit.
•Krisis pangan dan malnutrisi: Perubahan iklim dapat memengaruhi ketahanan pangan, yang pada gilirannya dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh masyarakat. Malnutrisi dapat membuat individu lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit menular.
Langkah Mitigasi:
•Pendidikan dan kesadaran masyarakat: Pemerintah dan organisasi non-pemerintah harus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak perubahan iklim terhadap kesehatan dan cara-cara untuk melindungi diri dari penyakit menular.
•Penguatan sistem kesehatan: Investasi dalam infrastruktur kesehatan dan pelatihan tenaga medis untuk menangani penyakit yang berkaitan dengan perubahan iklim sangat penting. Ini termasuk pengembangan sistem pemantauan penyakit yang lebih baik untuk mendeteksi dan merespons wabah dengan cepat.
•Kebijakan lingkungan yang berkelanjutan: Pemerintah harus mengimplementasikan kebijakan yang mendukung keberlanjutan lingkungan, seperti pengurangan emisi gas rumah kaca dan perlindungan terhadap ekosistem yang dapat membantu mengurangi dampak perubahan iklim.
Dengan langkah-langkah ini, baik pemerintah maupun masyarakat dapat bekerja sama untuk memitigasi dampak perubahan iklim terhadap kesehatan global, terutama di wilayah tropis yang paling rentan.
Nama: Haniva Elliza Putri
NPM: 01240000005
Prodi: S1 Kesehatan Masyarakat (Reguler)
JAWABAN SOAL NO 1:
1. Menurut saya, di antara isu-isu utama kesehatan global yang disebutkan dalam artikel, ketimpangan kesehatan seharusnya menjadi prioritas utama di negara berkembang. Alasan utama untuk memilih ketimpangan kesehatan sebagai fokus utama adalah bahwa ketidakadilan dalam akses terhadap layanan kesehatan, obat-obatan, dan teknologi medis secara langsung memengaruhi kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Contoh Nyata:
•Akses terbatas ke layanan kesehatan: Di banyak negara berkembang, seperti di beberapa wilayah di Afrika Sub-Sahara, akses terhadap layanan kesehatan dasar sangat terbatas. Misalnya, di negara-negara seperti Chad dan Sudan Selatan, banyak masyarakat yang harus menempuh jarak jauh untuk mendapatkan perawatan medis, dan sering kali tidak ada fasilitas kesehatan yang memadai. Hal ini menyebabkan tingginya angka kematian akibat penyakit yang seharusnya dapat dicegah atau diobati.
•Obat-obatan yang tidak terjangkau: Di negara-negara seperti India dan Nigeria, meskipun ada kemajuan dalam pengembangan obat-obatan, banyak populasi yang tidak mampu membeli obat yang diperlukan untuk mengobati penyakit menular dan tidak menular. Misalnya, obat untuk HIV/AIDS sering kali tidak terjangkau bagi banyak orang, yang mengakibatkan penyebaran penyakit tersebut.
Dengan mengatasi ketimpangan kesehatan, negara berkembang dapat meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan, mengurangi beban penyakit, dan meningkatkan produktivitas ekonomi. Ini juga akan membantu menciptakan sistem kesehatan yang lebih berkelanjutan dan inklusif.
JAWABAN SOAL NO 2:
2. Perubahan iklim dapat memengaruhi penyebaran penyakit menular di wilayah tropis melalui beberapa mekanisme:
•Peningkatan frekuensi bencana alam: Perubahan iklim dapat menyebabkan lebih banyak bencana alam, seperti banjir dan kekeringan, yang dapat menciptakan kondisi yang mendukung penyebaran penyakit menular. Banjir dapat menciptakan genangan air yang menjadi tempat berkembang biaknya vektor penyakit.
•Krisis pangan dan malnutrisi: Perubahan iklim dapat memengaruhi ketahanan pangan, yang pada gilirannya dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh masyarakat. Malnutrisi dapat membuat individu lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit menular.
Langkah Mitigasi:
•Pendidikan dan kesadaran masyarakat: Pemerintah dan organisasi non-pemerintah harus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak perubahan iklim terhadap kesehatan dan cara-cara untuk melindungi diri dari penyakit menular.
•Penguatan sistem kesehatan: Investasi dalam infrastruktur kesehatan dan pelatihan tenaga medis untuk menangani penyakit yang berkaitan dengan perubahan iklim sangat penting. Ini termasuk pengembangan sistem pemantauan penyakit yang lebih baik untuk mendeteksi dan merespons wabah dengan cepat.
•Kebijakan lingkungan yang berkelanjutan: Pemerintah harus mengimplementasikan kebijakan yang mendukung keberlanjutan lingkungan, seperti pengurangan emisi gas rumah kaca dan perlindungan terhadap ekosistem yang dapat membantu mengurangi dampak perubahan iklim.
Dengan langkah-langkah ini, baik pemerintah maupun masyarakat dapat bekerja sama untuk memitigasi dampak perubahan iklim terhadap kesehatan global, terutama di wilayah tropis yang paling rentan.
Nama: Haniva Elliza Putri
NPM: 01240000005
Prodi: S1 Kesehatan Masyarakat (Reguler)
JAWABAN SOAL NO 1:
1. Menurut saya, di antara isu-isu utama kesehatan global yang disebutkan dalam artikel, ketimpangan kesehatan seharusnya menjadi prioritas utama di negara berkembang. Alasan utama untuk memilih ketimpangan kesehatan sebagai fokus utama adalah bahwa ketidakadilan dalam akses terhadap layanan kesehatan, obat-obatan, dan teknologi medis secara langsung memengaruhi kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Contoh Nyata:
•Akses terbatas ke layanan kesehatan: Di banyak negara berkembang, seperti di beberapa wilayah di Afrika Sub-Sahara, akses terhadap layanan kesehatan dasar sangat terbatas. Misalnya, di negara-negara seperti Chad dan Sudan Selatan, banyak masyarakat yang harus menempuh jarak jauh untuk mendapatkan perawatan medis, dan sering kali tidak ada fasilitas kesehatan yang memadai. Hal ini menyebabkan tingginya angka kematian akibat penyakit yang seharusnya dapat dicegah atau diobati.
•Obat-obatan yang tidak terjangkau: Di negara-negara seperti India dan Nigeria, meskipun ada kemajuan dalam pengembangan obat-obatan, banyak populasi yang tidak mampu membeli obat yang diperlukan untuk mengobati penyakit menular dan tidak menular. Misalnya, obat untuk HIV/AIDS sering kali tidak terjangkau bagi banyak orang, yang mengakibatkan penyebaran penyakit tersebut.
Dengan mengatasi ketimpangan kesehatan, negara berkembang dapat meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan, mengurangi beban penyakit, dan meningkatkan produktivitas ekonomi. Ini juga akan membantu menciptakan sistem kesehatan yang lebih berkelanjutan dan inklusif.
JAWABAN SOAL NO 2:
2. Perubahan iklim dapat memengaruhi penyebaran penyakit menular di wilayah tropis melalui beberapa mekanisme:
•Peningkatan frekuensi bencana alam: Perubahan iklim dapat menyebabkan lebih banyak bencana alam, seperti banjir dan kekeringan, yang dapat menciptakan kondisi yang mendukung penyebaran penyakit menular. Banjir dapat menciptakan genangan air yang menjadi tempat berkembang biaknya vektor penyakit.
•Krisis pangan dan malnutrisi: Perubahan iklim dapat memengaruhi ketahanan pangan, yang pada gilirannya dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh masyarakat. Malnutrisi dapat membuat individu lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit menular.
Langkah Mitigasi:
•Pendidikan dan kesadaran masyarakat: Pemerintah dan organisasi non-pemerintah harus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak perubahan iklim terhadap kesehatan dan cara-cara untuk melindungi diri dari penyakit menular.
•Penguatan sistem kesehatan: Investasi dalam infrastruktur kesehatan dan pelatihan tenaga medis untuk menangani penyakit yang berkaitan dengan perubahan iklim sangat penting. Ini termasuk pengembangan sistem pemantauan penyakit yang lebih baik untuk mendeteksi dan merespons wabah dengan cepat.
•Kebijakan lingkungan yang berkelanjutan: Pemerintah harus mengimplementasikan kebijakan yang mendukung keberlanjutan lingkungan, seperti pengurangan emisi gas rumah kaca dan perlindungan terhadap ekosistem yang dapat membantu mengurangi dampak perubahan iklim.
Dengan langkah-langkah ini, baik pemerintah maupun masyarakat dapat bekerja sama untuk memitigasi dampak perubahan iklim terhadap kesehatan global, terutama di wilayah tropis yang paling rentan.
Nama : Muhamad Raihan Alfarizi
NPM : 01240000023
Prodi : S1 Kesehatan Masyarakat
Jawaban no 1
Menurut saya isu yang seharusnya menjadi prioritas utama adalah Penyakit Menular dan Ketimpangan Kesehatan, dengan alasan bahwa kedua masalah ini sangat memengaruhi kualitas hidup dan pertumbuhan ekonomi di negara-negara tersebut.
1. Penyakit Menular
Penyakit menular, terutama yang berhubungan dengan infeksi seperti malaria, tuberkulosis, dan HIV/AIDS, masih menjadi penyebab utama kematian dan ketidakmampuan dalam banyak negara berkembang. Di Afrika sub-Sahara, misalnya, malaria terus menjadi masalah besar meskipun ada upaya global untuk mengurangi angka kematiannya. Menurut laporan WHO, malaria menginfeksi lebih dari 200 juta orang setiap tahun, dan sebagian besar kasus terjadi di negara-negara dengan sumber daya terbatas. Selain itu, pandemi COVID-19 menunjukkan bagaimana penyakit menular dapat dengan cepat menyebar dan menyebabkan kerugian besar pada sektor ekonomi dan sosial, khususnya di negara-negara berkembang yang memiliki sistem kesehatan yang lebih lemah dan akses yang terbatas ke vaksin dan perawatan medis.
Penyakit zoonosis, seperti Ebola dan cacar monyet, juga menjadi ancaman karena meningkatnya interaksi manusia dengan satwa liar, yang lebih banyak terjadi di kawasan-kawasan dengan akses terbatas ke fasilitas kesehatan yang memadai. Upaya peningkatan vaksinasi dan peningkatan sistem perawatan kesehatan untuk menangani penyakit menular harus menjadi prioritas untuk mengurangi angka kematian dan beban ekonomi akibat penyakit ini.
2. Ketimpangan Kesehatan
Ketimpangan dalam akses terhadap layanan kesehatan adalah masalah besar di negara berkembang. Banyak masyarakat di wilayah pedesaan dan daerah yang kurang berkembang masih kesulitan untuk mendapatkan akses ke layanan kesehatan yang memadai, baik dari segi fasilitas, tenaga medis, maupun obat-obatan. Ini menyebabkan tingginya angka kematian akibat penyakit yang sebenarnya dapat dicegah atau diobati dengan teknologi medis yang ada. Contoh nyata adalah tingginya angka kematian ibu melahirkan di negara-negara seperti India dan Nigeria, yang disebabkan oleh kurangnya fasilitas medis yang memadai dan akses ke perawatan prenatal.
Selain itu, ketidaksetaraan dalam pendidikan dan kondisi sosial-ekonomi memperburuk ketimpangan kesehatan. Masyarakat dengan status sosial-ekonomi rendah sering kali tidak memiliki akses ke makanan bergizi, sanitasi yang layak, dan perawatan medis yang diperlukan. Hal ini meningkatkan prevalensi penyakit menular dan penyakit tidak menular (PTM) yang terkait dengan pola hidup tidak sehat.
Jawaban no 2
Perubahan iklim dapat memengaruhi penyebaran penyakit menular di wilayah tropis dengan cara yang signifikan, mengingat wilayah tersebut sudah memiliki kondisi iklim yang mendukung perkembangan vektor penyakit. Berikut adalah beberapa cara perubahan iklim dapat memengaruhi penyebaran penyakit menular di wilayah tropis:
1. Peningkatan Suhu dan Penyebaran Penyakit Menular
Peningkatan suhu global yang terkait dengan perubahan iklim dapat mempercepat siklus hidup vektor penyakit, seperti nyamuk yang menularkan malaria, demam berdarah, chikungunya, dan Zika. Suhu yang lebih tinggi dapat mempercepat proses inkubasi parasit dalam tubuh nyamuk, sehingga meningkatkan kecepatan penyebaran penyakit tersebut. Selain itu, suhu yang lebih hangat memperluas wilayah penyebaran vektor ini, memungkinkan mereka berkembang biak di daerah yang sebelumnya tidak terpengaruh.
2. Perubahan Pola Hujan dan Peningkatan Tempat Perkembangbiakan Vektor
Perubahan pola curah hujan akibat perubahan iklim dapat menciptakan lebih banyak genangan air, yang menjadi tempat berkembang biak bagi nyamuk dan vektor lainnya. Banjir dan curah hujan yang lebih tinggi di wilayah tropis meningkatkan kemungkinan pembentukan genangan air di mana nyamuk dapat bertelur dan berkembang. Ini menyebabkan peningkatan populasi vektor yang dapat menularkan penyakit.
3. Perubahan Habitat dan Penyebaran Penyakit
Perubahan iklim dapat mengubah habitat alami bagi banyak vektor penyakit. Misalnya, dengan meningkatnya suhu, nyamuk Aedes aegypti, yang dikenal sebagai vektor penyakit seperti demam berdarah dan Zika, dapat menyebar ke daerah yang lebih tinggi atau lebih dingin dari sebelumnya. Hal ini memperluas potensi penyebaran penyakit ke wilayah baru yang sebelumnya lebih aman.
4. Kondisi Kesehatan yang Menurun Akibat Bencana Alam
Perubahan iklim juga meningkatkan frekuensi bencana alam seperti banjir, kekeringan, dan badai tropis. Bencana ini dapat merusak infrastruktur kesehatan, mengurangi akses ke layanan medis, dan menciptakan kondisi sanitasi yang buruk, yang memperburuk penyebaran penyakit menular, seperti kolera atau penyakit berbasis air lainnya.
Langkah-langkah yang Dapat Dilakukan untuk Memitigasi Dampak Perubahan Iklim:
1. Penguatan Sistem Pemantauan Kesehatan
Pemerintah dan organisasi internasional perlu memperkuat sistem pemantauan penyakit menular untuk mengidentifikasi dan mengendalikan wabah lebih cepat. Pemantauan yang lebih baik dapat mencakup pemantauan populasi vektor seperti nyamuk, serta surveilans terhadap penyakit menular yang mungkin berkembang akibat perubahan iklim.
2. Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat
Masyarakat perlu diberikan pendidikan mengenai cara-cara pencegahan penyakit yang ditularkan oleh vektor, seperti menghindari genangan air di sekitar rumah yang menjadi tempat berkembang biak bagi nyamuk. Penggunaan kelambu, obat nyamuk, serta pemeliharaan kebersihan lingkungan bisa menjadi langkah yang sangat penting untuk mengurangi risiko penyebaran penyakit.
3. Pengelolaan Lingkungan yang Baik
Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama dalam mengelola lingkungan dengan baik, termasuk pengelolaan genangan air, pembuangan sampah yang benar, dan pembersihan saluran air yang dapat menampung air hujan dan menjadi tempat berkembang biak bagi vektor penyakit. Pembentukan kebijakan yang mendukung pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan akan sangat membantu dalam mengurangi tempat berkembang biak vektor.
4. Peningkatan Infrastruktur Kesehatan dan Akses Medis
Meningkatkan infrastruktur kesehatan yang tangguh untuk menghadapi bencana alam dan penyakit menular sangat penting. Ini termasuk pembangunan fasilitas kesehatan yang lebih tahan terhadap bencana, penyediaan obat-obatan dan vaksin yang memadai, serta pelatihan tenaga medis untuk menghadapi kemungkinan peningkatan kasus penyakit terkait perubahan iklim.
5. Penerapan Kebijakan Pengurangan Risiko Perubahan Iklim
Pemerintah harus menerapkan kebijakan yang mendukung pengurangan emisi gas rumah kaca untuk mengurangi laju perubahan iklim. Selain itu, kebijakan untuk mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim harus menyasar sektor kesehatan, agar dampak negatif perubahan iklim terhadap kesehatan dapat diminimalkan.
Jawaban soal No 1.
Kekurangan gizi dan malnutrisi merupakan isu kesehatan global yang sangat signifikan di negara berkembang karena dampaknya yang luas dan jangka panjang terhadap kesehatan masyarakat, pembangunan ekonomi, dan kesejahteraan sosial.
Malnutrisi, baik dalam bentuk kekurangan gizi mikro (seperti vitamin dan mineral) maupun makro (seperti protein dan kalori), dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang serius, terutama pada anak-anak. Stunting (kekerdilan) adalah salah satu dampak utama dari kekurangan gizi pada anak, yang berhubungan dengan keterlambatan perkembangan fisik dan kognitif. Anak-anak yang mengalami stunting lebih cenderung memiliki keterbatasan dalam kemampuan belajar dan rendahnya produktivitas di masa depan.
Selain itu, defisiensi zat gizi mikro, seperti kekurangan zat besi (anemia), vitamin A, dan yodium, dapat menyebabkan gangguan perkembangan otak, menurunnya daya tahan tubuh, dan masalah penglihatan. Kondisi ini berdampak langsung pada kesehatan mental, karena kekurangan gizi dapat mengarah pada penurunan kualitas hidup dan perkembangan mental yang optimal.
Jawaban Soal No 2.
Perubahan iklim dapat memengaruhi penyebaran penyakit menular, terutama di wilayah tropis, melalui berbagai mekanisme yang berkaitan dengan perubahan suhu, pola curah hujan, dan kondisi lingkungan lainnya. Wilayah tropis, yang memiliki suhu tinggi dan kelembaban yang cukup, sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim karena kondisi ini mendukung berkembangnya vektor penyakit (seperti nyamuk) serta mikroorganisme penyebab penyakit menular.
Laangkah yang dapat dilakukan penerintah:
-Peningkatan infrastruktur kesehatan untuk menghadapi lonjakan kasus penyakit yang berhubungan dengan perubahan iklim. Ini mencakup perbaikan sistem kesehatan yang bisa cepat merespons wabah penyakit, serta pelatihan tenaga medis untuk mengidentifikasi dan mengelola penyakit yang baru muncul.
-Program kebersihan dan sanitasi yang lebih baik untuk mengurangi pencemaran air dan memperbaiki akses masyarakat terhadap air bersih, terutama di daerah-daerah yang rawan banjir atau kekeringan.
-Edukasi masyarakat tentang pentingnya pengelolaan lingkungan yang sehat, seperti menutup genangan air dan menjaga kebersihan lingkungan rumah untuk mencegah berkembangnya nyamuk.
NAMA : UTIN TIARA DAMARANTI
MIK EKSTENSI
NPM : 22240100010
Analisis Prioritas Isu Kesehatan Global
Menurut analisis saya dari data dan tren terkini yang perlu diprioritas utama di negara berkembang adalah : Penyakit Menular dan Gizi Buruk. Alasannya, antara lain :
1. Beban Penyakit Menular masih menjadi penyebab utama kematian dan morbiditas di banyak negara berkembang.Seperti : Malaria, Tuberkulosis dan Diare.
Gizi Buruk terutama pada anak-anak, sangat berkontribusi pada angka kematian dan pertumbuhan ekonomi yang lambat.
2. Keterkaitan dengan Masalah Sosial Ekonomi: Masalah kesehatan di negara berkembang seringkali berkaitan erat dengan masalah sosial ekonomi, seperti kemiskinan, kurangnya sanitasi, dan gizi buruk. Oleh karena itu, penguatan sistem kesehatan harus diiringi dengan upaya perbaikan kondisi sosial ekonomi masyarakat.
3. Kerentanan Terhadap Krisis Kesehatan: Negara berkembang seringkali memiliki sistem kesehatan yang lebih rapuh dan kurang siap menghadapi krisis kesehatan, baik yang disebabkan oleh pandemi, bencana alam, maupun konflik. Contohnya, pandemi COVID-19 menunjukkan betapa terbatasnya kapasitas rumah sakit, ketersediaan tenaga medis, dan akses vaksin di banyak negara berkembang. Akibatnya, dampak pandemi di negara-negara ini jauh lebih parah.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat untuk memitigasi dampak tersebut:
1. Penguatan Sistem Surveilans Penyakit: Pemerintah perlu memperkuat sistem surveilans penyakit untuk memantau perubahan pola penyakit dan mendeteksi dini potensi wabah.
2. Pengendalian Vektor Penyakit: Upaya pengendalian vektor penyakit, seperti penyemprotan nyamuk dan pengelolaan lingkungan, perlu ditingkatkan.
3. Peningkatan Akses Air Bersih dan Sanitasi: Pemerintah perlu berinvestasi dalam penyediaan air bersih dan sanitasi yang layak bagi masyarakat.
4. Adaptasi Sektor Kesehatan: Sektor kesehatan perlu beradaptasi dengan dampak perubahan iklim, misalnya dengan membangun fasilitas kesehatan yang tahan bencana dan melatih tenaga medis untuk menangani penyakit terkait iklim.
Abdi Laelan
01210100015
Issue kesehatan global yang saya anggap menjadi prioritas adalah keamanan pangan dan malnutrisi.
Sejatinya Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi besar dalam sektor pertanian. Sebuah lembaga menyebutkan, Indonesia merupakan negara pengimpor utama serealia, dengan total nilai impor pada tahun 2023 sebesar US$5,95 miliar, meningkat signifikan sebesar 33% dibandingkan tahun sebelumnya. Ketergantungan import pangan dari negara lain bisa berdampak buruk pada kondisi kesehatan masyarakat Indonesia. Ada potensi kelangkaan pangan yang berdampak pada pilihan mengkonsumsi makanan cepat saji. Seperti kita ketahui, makanan cepat saji yang kurang sehat bisa menyebabkan stunting.
Sebagai negara berkembang, berbagai macam hal baru tentu akan banyak masuk ke negara kita. Kelangkaan pangan karena ketergantungan oleh negara lain memberikan opsi pada masyarakat untuk mengkonsumsi makanan cepat saji atau makanan kemasan.
Perubahan iklim dapat mempengaruhi penyebaran penyakit menular di wilayah tropis. Seperti yang kita ketahui, penyakit menular dapat menyebar dengan beberapa cara, diantaranya dari droplet dan airborne yang dapat menyebar dengan mudah. Sebagai contoh kejadian kejadian covid 19 beberapa waktu lalu, menyebar dengan cepat ke seluruh lokasi.
Pola hidup sehat menjadi solusi yang di anjurkan oleh berbagai negara dalam mengatasi pandemi kala itu. Kendala pada masyarakat Indonesia adalah kurangnya fasilitas dan juga kesadaran terhadap hal itu. Pada saat pendemi covid lalu, kebiasaan lama mulai berubah menjadi kebiasaan pola hidup sehat seperti mamakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak. Walaupun dengan alat dan fasilitas seadanya. Selain merubah kebiasaan masyarakat untuk terbiasa dengan pola hidup sehat, sangat perlu adanya dukungan pemerintah untuk mensuport fasilitas pendukung, terutama di wilayah yang memilikinya keterbatasan.
1. Analisis Prioritas Isu Kesehatan Global
Menurut Anda, di antara isu-isu utama kesehatan global yang disebutkan dalam artikel, mana yang seharusnya menjadi prioritas utama di negara berkembang? Berikan alasan yang kuat dengan mendukung argumen Anda menggunakan contoh-contoh nyata dari dunia nyata.
Jawaban : Penyakit menular dapat menyebar dengan cepat, menyebabkan morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitias ( angka kematian) yang tinggi dalam pupilasi ini dan Isu kesehatan terkait penyakit menular harus menjadi prioritas global karena dampaknya yang meluas, baik pada tingkat individu, masyarakat, maupun sistem global. Penyakit-penyakit ini tidak hanya mengancam nyawa tetapi juga stabilitas ekonomi dan sosial, sehingga upaya pencegahan, deteksi dini, dan penanganan yang komprehensif sangat diperlukan.
1. Dampak Langsung pada Kesejahteraan dan Keselamatan Masyarakat
Penyakit menular dapat menyebar dengan cepat, menyebabkan morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka kematian) yang tinggi dalam populasi. Ini mengancam keselamatan individu dan mengganggu stabilitas sosial.
Contoh: Pandemi COVID-19 mengakibatkan jutaan kematian di seluruh dunia dan mengganggu layanan kesehatan lainnya, seperti imunisasi dan pengobatan penyakit kronis.
2. Ancaman terhadap Sistem Kesehatan
Wabah penyakit menular dapat membebani fasilitas kesehatan, tenaga medis, dan sumber daya yang terbatas.
Contoh: Wabah Ebola di Afrika Barat (2014-2016) membuat banyak fasilitas kesehatan kewalahan hingga tidak mampu menangani pasien penyakit lain seperti malaria dan komplikasi kehamilan.
3. Dampak Ekonomi yang Luas
Penyakit menular sering kali memengaruhi produktivitas tenaga kerja dan menyebabkan biaya besar untuk pengendalian wabah dan pengobatan.
Contoh: Selama pandemi COVID-19, banyak negara mengalami resesi ekonomi akibat pembatasan sosial, penurunan perdagangan, dan biaya besar untuk perawatan kesehatan serta vaksinasi massal.
4. Risiko Penyebaran Global
Dengan meningkatnya globalisasi, penyakit menular tidak lagi menjadi masalah lokal; mereka dapat menyebar dengan cepat ke seluruh dunia, mengancam keamanan kesehatan global.
Contoh: Virus SARS (2002-2003) menyebar ke 26 negara dalam waktu singkat, memicu kepanikan global meskipun jumlah kasus relatif lebih kecil dibandingkan COVID-19.
5. Perlindungan Kelompok Rentan
Kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan individu dengan penyakit kronis lebih berisiko terkena dampak serius dari penyakit menular.
Contoh: Campak masih menjadi penyebab utama kematian pada anak-anak di negara-negara dengan cakupan vaksinasi yang rendah.
6. Potensi Munculnya Penyakit Baru
Penyakit menular baru dapat muncul dari perubahan lingkungan, urbanisasi, dan perjalanan internasional, yang memerlukan perhatian khusus dari negara.
Contoh: MERS-CoV, yang pertama kali terdeteksi di Timur Tengah pada 2012, merupakan contoh bagaimana penyakit baru dapat muncul dan menyebar melalui kontak dengan hewan atau manusia.
Negara harus memprioritaskan isu kesehatan terkait penyakit menular karena dampaknya yang signifikan terhadap masyarakat, ekonomi, dan keamanan global. Melalui langkah preventif seperti vaksinasi, penguatan sistem kesehatan, dan respons cepat terhadap wabah, negara dapat melindungi warganya dan mencegah krisis kesehatan di masa depan.
2. Implikasi Perubahan Iklim terhadap Kesehatan Global
Jelaskan bagaimana perubahan iklim dapat memengaruhi penyebaran penyakit menular di wilayah tropis. Berdasarkan pengamatan Anda, langkah apa yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat untuk memitigasi dampak tersebut?
jawaban : Perubahan iklim memiliki dampak signifikan terhadap penyebaran penyakit menular, terutama di wilayah tropis. Berikut adalah beberapa cara perubahan iklim memengaruhi penyebaran penyakit ini :
1. Perubahan Habitat Vektor Penyakit
Kenaikan suhu dan perubahan pola curah hujan menciptakan lingkungan yang lebih ideal untuk berkembangnya vektor seperti nyamuk.
Contoh: Nyamuk Aedes aegypti, yang menularkan demam berdarah, Zika, dan chikungunya, berkembang biak lebih cepat di daerah dengan suhu hangat dan genangan air akibat hujan.
Efek: Penyebaran penyakit ke area baru, termasuk dataran tinggi yang sebelumnya terlalu dingin untuk mendukung siklus hidup nyamuk.
2. Perpanjangan Musim Penyakit
Suhu yang lebih hangat memperpanjang musim aktif vektor penyakit.
Contoh: Malaria, yang biasanya terbatas pada musim hujan, dapat terjadi sepanjang tahun di beberapa wilayah tropis karena curah hujan yang tidak menentu dan suhu yang mendukung pertumbuhan nyamuk Anopheles.
3. Penyebaran Penyakit yang Berasal dari Hewan (Zoonosis)
Perubahan iklim mendorong migrasi hewan liar, yang berpotensi membawa penyakit zoonosis.
Contoh: Hantavirus atau Nipah virus yang terkait dengan kontak manusia dengan hewan liar yang mencari habitat baru akibat kerusakan lingkungan.
4. Gangguan Sistem Sanitasi dan Air Bersih
Banjir akibat curah hujan ekstrem meningkatkan risiko penyakit yang ditularkan melalui air.
Contoh: Leptospirosis dan kolera cenderung meningkat saat banjir mencemari sumber air bersih dengan limbah.
Untuk memitigasi dampak perubahan iklim terhadap penyebaran penyakit menular, berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan:
1. Penguatan Sistem Kesehatan Masyarakat
2. Pengendalian Vektor dan Kebersihan Lingkungan
3. Edukasi dan Kesadaran Publik
4. Adaptasi Infrastruktur dan Urbanisasi
5. Penelitian dan Pengembangan
Nama: Naya Amalia Gandi
NPM: 01240000013
Prodi: Kesehatan Masyarakat
JAWABAN SOAL 1
Menurut saya ketimpangan kesehatan dan penyakit tidak menular (PTM) menjadi isu utama yang sering kali terjadi di negara berkembang, karena di negara berkembang terkadang masih minim akses terhadap layanan kesehatan, obat-obatan, atau bahkan teknologi kesehatan yang masih terbatas. Ketimpangan sosial adalah perbedaan sistematis dalam status kesehatan berbagai kelompok populasi. Ketimpangan ini menimbulkan dampak sosial dan ekonomi yang signifikan bagi masyarakat. PTM menjadi isu utama karena faktor risiko yang terjadi di masyarakat seperti, merokok, obesitas, konsumsi alkohol, hipertensi, dll…
Adapun contoh nyata-nya:
1.India: Epidemik Diabetes
India dikenal sebagai “ibu kota diabetes dunia.” Data menunjukan lebih dari 77 juta orang di india hidup dengan diabetes (IDF, 2021). Urbanisasi cepat, konsumsi makanan tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik menjadi faktor risikonya.
Ketimpangan: masyarakat pedesaan mempunyai keterbatasan untuk mengakses fasilitas kesehatan dan terbatas pada deteksi dini juga pengobatan. Selain itu rumah sakit lebih terkonsentrasi di perkotaan. Adapun dampak yang di timbulkan dari diabetes seperti, komplikasi ginjal, kebutaan, dan amputasi, yang memperburuk ketimpangan ekonomi.
2.Afrika Selatan: PTM dan Beban Ganda
Afrika Selatan menghadapi tantangan “beban ganda” penyakit, yaitu tingginya prevalensi penyakit menular (HIV/AIDS dan TB) di samping PTM seperti hipertensi dan obesitas.
Ketimpangan: Wilayah pedesaan yang miskin memiliki akses sangat terbatas terhadap pengobatan kronis. Banyak pasien harus menempuh perjalanan panjang ke fasilitas kesehatan. Karena PTM yang tidak terkelola menyebabkan berkurangnya produktivitas masyarakat dan memperburuk ketimpangan sosial.
3.Nigeria: Hipertensi yang Tidak Terdeteksi
Di Nigeria, hipertensi merupakan salah satu penyebab utama kematian dini, tetapi kesadaran masyarakat terhadap penyakit ini masih rendah. Hanya sekitar 20% pasien hipertensi mendapatkan pengobatan yang tepat.
Ketimpangan: Infrastruktur kesehatan terbatas, terutama di daerah pedesaan yang menyebabkan banyak pasien tidak mendapatkan diagnosis atau pengobatan. Sehingga angka kematian akibat stroke dan gagal jantung tetap tinggi, memperburuk kemiskinan karena biaya pengobatan yang mahal.
Jadi dapat disimpulkan bahwa isu PTM di negara berkembang menjadi masalah kesehatan, kurangnya akses ke fasilitas kesehatan terdekat menjadi salah satu ketimpangan yang harus diperbaiki. Kurangnya kesadaran dari masyarakat dan gaya hidup yang kurang sehat juga dapat menjadi faktor resiko PTM. Edukasi kesehatan kepada masyarakat, pemerataan akses kesehatan, reglasi gaya hidup sehat sangat diperlukan untuk mengurangi masalah kesehatan di negara berkembang. Peran masyarakat sangat penting untuk mencegah penyakit penyakit tersebut.
JAWABAN SOAL 2
Perubahan iklim dapat memperburuk penyebaran penyakit menular di wilayah tropis melalui beberapa faktor penyebab seperti, peningkatan suhu, curah hujan tidak menentu. Suhu yang hangat dapat memperluas habitat nyamuk sebagai penyebab malaria dan demam berdarah (DBD), sementara curah hujan dapat membuat genangan air sebagai tempat berkembang biaknya. Karena perubahan iklim ini, dapat memperpanjang musim penularan dan memperluas area penyebaran penyakit akibat nyamuk.
Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan pemerintah untuk mengurangi resiko bencana atau dampak buruknya, yaitu:
1.Deteksi dini: pemantauan untuk mendeteksi lonjakan kasus penyakit seperti malaria dan DBD.
2.Pengelolaan sampah: mengurangi sampah plastik dan limbah yang dapat menciptakan genangan air.
3.PHBS: masyarakat diharapkan dapat menjaga kebersihan lingkungan untuk mencegah penyakit seperti diare dan kolera.
4.Melakukan 3M (menguras, mengubur, dan menutup tempat penampungan air.
5.Partisipasi dalam program lingkungan: seperti mengikuti gotong-royong membersihkan lingkungan untuk menghilangkan tempat berkembang biaknya penyakit.
Selain itu juga bisa mendukung program penanaman pohon atau konservasi ekosistem untuk mengurangi dampak perubahan iklim.
Perubahan iklim mempunyai dampak yang signifikan pada kesehatan yang dapat mempengaruhi penularan, ketahanan pangan, dan akses air bersih. Untuk itu perlu upaya dari pemerintah dan masyarakat untuk mengurangi resiko bencana.
1. Analisis Prioritas Isu Kesehatan Global di Negara Berkembang
Dari isu-isu utama kesehatan global yang disebutkan dalam artikel, saya percaya bahwa Penyakit Tidak Menular (PTM) harus menjadi prioritas utama di negara berkembang. Meskipun penyakit menular seperti HIV/AIDS, malaria, dan tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah besar, namun Penyakit Tidak Menular seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung kini menjadi penyebab utama kematian di banyak negara berkembang. Tren ini semakin meningkat seiring dengan perubahan pola makan, urbanisasi, dan gaya hidup yang kurang sehat.
Alasan utama mengapa PTM harus menjadi prioritas di negara berkembang antara lain:
Peningkatan Prevalensi PTM di Negara Berkembang: Di negara berkembang, kemajuan ekonomi dan urbanisasi sering kali membawa perubahan besar dalam pola makan dan aktivitas fisik. Pola makan yang kaya akan makanan olahan, rendah serat, dan konsumsi gula yang berlebihan menyebabkan peningkatan kasus obesitas dan diabetes. Misalnya, di Indonesia, prevalensi diabetes meningkat tajam dalam beberapa dekade terakhir, seiring dengan perubahan gaya hidup dan peningkatan konsumsi makanan cepat saji.
Beban Ekonomi yang Berat: PTM memerlukan biaya perawatan jangka panjang yang dapat menguras sumber daya kesehatan. Negara berkembang, yang sering kali memiliki sistem kesehatan yang terbatas, akan semakin terbebani dengan pengeluaran untuk perawatan penyakit jangka panjang ini. Oleh karena itu, pencegahan PTM menjadi sangat penting untuk mengurangi beban ekonomi yang semakin berat. Contohnya, di India, diabetes menjadi penyebab kematian terbesar, dan pengeluarannya semakin meningkat setiap tahunnya.
Stigma dan Kurangnya Kesadaran: Di banyak negara berkembang, PTM sering kali dianggap sebagai masalah orang kaya atau masalah gaya hidup yang tidak diperhatikan secara serius. Padahal, PTM bisa menyerang siapa saja, dan pencegahan serta pengelolaannya lebih efektif jika dilakukan sejak dini. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran di kalangan masyarakat dan sistem kesehatan untuk menangani PTM secara lebih baik.
2. Implikasi Perubahan Iklim terhadap Kesehatan Global
Perubahan iklim memiliki dampak besar terhadap kesehatan manusia, terutama di wilayah tropis yang rentan terhadap perubahan suhu dan pola cuaca yang ekstrem. Salah satu dampak signifikan dari perubahan iklim adalah penyebaran penyakit menular, terutama penyakit yang ditularkan oleh vektor (seperti nyamuk) yang sensitif terhadap perubahan suhu dan curah hujan.
Perubahan Pola Penyebaran Penyakit Vektor-borne: Penyakit seperti malaria, demam berdarah, dan Zika virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes dan Anopheles sangat dipengaruhi oleh suhu dan curah hujan. Di wilayah tropis, peningkatan suhu global dan cuaca ekstrem, seperti banjir atau kekeringan, dapat memperluas area penyebaran nyamuk tersebut. Misalnya, di beberapa negara Afrika dan Asia Tenggara, peningkatan suhu akibat perubahan iklim telah menyebabkan musim malaria yang lebih lama dan lebih intens.
Penyebaran Penyakit Lainnya: Selain penyakit yang ditularkan oleh nyamuk, perubahan iklim juga mempengaruhi penyebaran penyakit yang berkaitan dengan air, seperti kolera dan diare. Banjir yang lebih sering, bersama dengan pengelolaan sanitasi yang buruk, meningkatkan risiko penyebaran penyakit berbasis air. Misalnya, di negara-negara seperti Bangladesh dan Filipina, banjir yang disebabkan oleh hujan deras akibat perubahan iklim telah memperburuk penyebaran penyakit diare.
Langkah yang Dapat Dilakukan oleh Pemerintah dan Masyarakat
Langkah-langkah mitigasi yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat untuk mengurangi dampak perubahan iklim terhadap kesehatan meliputi:
Meningkatkan Infrastruktur Kesehatan dan Sistem Pengawasan: Pemerintah harus meningkatkan kapasitas sistem kesehatan untuk mendeteksi dan merespons penyakit yang dipengaruhi oleh perubahan iklim. Sistem pengawasan yang lebih baik untuk penyakit vektor dan berbasis air harus diterapkan untuk memantau penyebaran penyakit secara real-time. Sebagai contoh, pemerintah dapat memperkenalkan aplikasi kesehatan berbasis data besar untuk memantau perubahan pola cuaca dan tren penyakit.
Pencegahan dan Edukasi Masyarakat: Pemerintah dan organisasi kesehatan harus fokus pada edukasi masyarakat tentang cara mengurangi risiko penyebaran penyakit menular yang dipengaruhi oleh perubahan iklim. Penggunaan kelambu berinsektisida untuk mencegah malaria, serta penyuluhan tentang kebersihan dan sanitasi, sangat penting di daerah yang rawan banjir dan penyakit berbasis air.
Adaptasi Infrastruktur untuk Perubahan Iklim: Pembangunan infrastruktur kesehatan yang tahan terhadap perubahan iklim juga sangat penting. Misalnya, membangun sistem sanitasi yang lebih tahan terhadap banjir atau mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh cuaca ekstrem, seperti rumah sakit dan fasilitas kesehatan yang lebih kokoh dan mudah diakses.
Penyuluhan tentang Gaya Hidup Sehat dan Pencegahan PTM: Pemerintah dan sektor swasta dapat bekerja sama untuk mengurangi risiko penyakit tidak menular yang semakin meningkat akibat perubahan gaya hidup, seperti obesitas dan penyakit jantung. Program pencegahan PTM dengan mempromosikan gaya hidup sehat dan olahraga perlu digalakkan di seluruh lapisan masyarakat.
Kesimpulan:
Perubahan iklim jelas berperan dalam memperburuk penyebaran penyakit menular, khususnya di wilayah tropis. Selain itu, penyakit tidak menular (PTM) yang semakin banyak terjadi di negara berkembang juga harus menjadi prioritas. Melalui kebijakan berbasis bukti, pendidikan masyarakat, dan kolaborasi antara sektor kesehatan dan lingkungan, tantangan kesehatan global ini bisa diatasi dengan lebih efektif.